Analisis Statistik METODE ANALISIS

22 Bilangan Iod = 12.69 � 2 − 1 Keterangan N : normalitas larutan natrium tiosulfat 0.1 N N V 2 : volume natrium tiosulfat yang digunakan pada penetapan blanko mL V 1 : volume natrium tiosulfat yang digunakan pada penetapan contoh mL W : berat contoh g 12.69 : konstanta untuk menghitung bilangan Iod.

5. Analisis Statistik

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya dilakukan uji secara statistik. Pengujian statistik menggunakan program SPSS 16.0 dengan uji Pearson correlation two tailed untuk mengetahui korelasi antar faktor, ANOVA one way, dan ANOVA univariate untuk mengetahui perbedaan karakterisitik pada setiap perlakuan. Setelah diketahui perbedaannya maka dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan apakah terdapat perbedaan nyata pada tiap sampel Lea et al. 1997. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS MUTU CPO

CPO merupakan minyak nabati berwarna jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil pengempaan ekstraksi daging buah tanaman Elaeis guinneensis BSN 2006. Mutu CPO ditentukan oleh karakteristik kimia dan fisik. Karakteristik kimia yang dikaji pada penelitian ini sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SNI 01-2901-2006 meliputi kadar kadar air dan kotoran, kadar asam lemak bebas ALB, dan bilangan Iod, sedangkan karakteristik fisik yang dikaji adalah profil solid fat content SFC CPO. Selain itu juga dilakukan analisis korelasi antara karakteristik kimia dengan nilai SFC yang didapatkan. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara sifat kimia suatu minyak dengan profil SFC-nya. Bilangan Iod dan ALB memiliki hubungan terbalik dengan SFC Basiron 2005; Foubert et al. 2004. Menurut Metin dan Hartel 2005 kadar kotoran memiliki hubungan searah terhadap SFC.

1. Analisis Mutu Kimia CPO

Kualitas CPO ditentukan oleh beberapa parameter yaitu kadar air dan kotoran, kadar ALB, dan bilangan Iod. Mutu CPO di Indonesia diatur dalam SNI 01-2901-2006 tentang minyak sawit kasar. Hasil pengujian mutu CPO tersaji pada Tabel 10 dengan data lengkap pada Lampiran 1. Tabel 10 Hasil analisis mutu lima CPO dari beberapa lokasi di Indonesia Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang signifikan p0.05 Sumber : BSN 2006 Hasil analisis mutu kimia CPO pada Tabel 10 menunjukkan semua sampel CPO yang dianalisis tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan dalam SNI 01-2901-2006 tentang minyak sawit kasar. Hal ini diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terkontrol dan adanya penimbunan CPO di Pabrik Kelapa Sawit PKS yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu CPO. Uji statistik ANOVA one way dengan uji lanjut Duncan dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan karakteristik mutu kimia antar sampel CPO yang digunakan. Hasil ANOVA one way dengan uji lanjut Duncan Lampiran 2 menunjukkan bahwa kelima sampel memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik dari kelima sampel CPO dimungkinkan akibat perbedaan kematangan buah saat pemanenan dan proses produksi yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Sampel CPO Parameter Kadar air kotoran ALB Bilangan Iod g100g A 0.33 a 5.80 a 50.38 a B 0.68 b 3.88 b 51.30 ab C 0.67 b 3.84 b 52.47 b D 0.67 b 4.58 c 54.15 c E 5.39 c 4.60 c 50.79 a SNI 01-2901-2006 Maks 0.5 Maks 0.5 50-55