21 mL pelarut ditambahkan ke dalam sampel uji dan dipanaskan pada penangas air, sambil
digoyang-goyangkan sampai minyak larut semua. Sampel uji kemudian disaring dengan menggunakan alat penyaring. Pencucian dilakukan beberapa kali dengan menggunakan pelarut
sampai kertas Whatman No. 41 bersih dari minyak. Kertas Whatman No. 41 kemudian dikeringkan ke dalam oven suhu 103±2 ºC selama 30 menit dan didinginkan dalam desikator
selama 15 menit. Kertas Whatman No. 41 kemudian ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan. Kadar kotoran dihitung dengan rumus :
−
1
−
2
� 100 Keterangan :
W : bobot contoh g
W
1
: bobot alat penyaring setelah dikeringkan g W
2
: bobot alat penyaring kering g
3. Kadar Asam Lemak Bebas BSN 2006
Kadar asam lemak bebas dianalisis berdasarkan SNI 01-2901-2006 tentang minyak sawit kasar dan dihitung sebagai persentase berat bb dari asam lemak bebas yang terkandung
dalam CPO dimana berat molekul asam lemak bebas tersebut dianggap sebesar 256 sebagai asam palmitat. Sampel yang akan diuji dipanaskan pada suhu 60-70
o
C dan diaduk hingga homogen. Sampel sebanyak 5 g dilarutkan dalam 50 mL ethanol 95 yang telah dinetralkan
lalu dipanaskan sampai suhu 40 ºC. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan indikator fenolftalein 1 sebanyak 1-2 tetes. Larutan tersebut dititrasi menggunakan NaOH 1N sambil
digoyang-goyang hingga mencapai titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda yang stabil minimal 30 detik. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai asam
palmitat dihitung dengan rumus :
Kadar ALB =
25.6x �x
Keterangan : V
: volume titrat yang digunakan mL N
: normalitas larutan titrat N W
: berat contoh g 25.6
: konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai asam palmitat
4. Bilangan Iod
Bilangan Iod dianalisis berdasarkan SNI 01-2901-2006 tentang minyak sawit kasar dan dinyatakan sebagai gram Iod yang diserap per 100 g minyak. Mula-mula sampel yang
akan diuji dilelehkan pada suhu 60-70
o
C sambil diaduk hingga rata. Contoh uji tersebut lalu ditimbang sebanyak 0.4-0.6 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup asah 250 mL.
Sebanyak 15 mL sikloheksana dan 25 mL larutan Wijs ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer yang berisi sampel tersebut dikocok dan disimpan dalam ruang gelap selama 30
menit, kemudian ditambahkan 10 mL larutan KI 10 dan 50 mL air suling ke dalam sampel. Sampel dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0.1 N sampai terjadi perubahan warna dari
biru tua menjadi kuning muda. Sebanyak 1-2 mL indikator pati 1 ditambahkan ke dalam larutan tersebut dan titrasi dilanjutkan sampai larutan berwarna bening. Perhitungan bilangan
Iod berdasarkan perhitungan di bawah ini:
22 Bilangan Iod =
12.69 �
2
−
1
Keterangan N
: normalitas larutan natrium tiosulfat 0.1 N N V
2 :
volume natrium tiosulfat yang digunakan pada penetapan blanko mL V
1
: volume natrium tiosulfat yang digunakan pada penetapan contoh mL W
: berat contoh g 12.69
: konstanta untuk menghitung bilangan Iod.
5. Analisis Statistik