342
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memiliki narasi karena berisi opini penulis terhadap peran orang tua yang sangat penting bagi seorang anak.
2. Sarana cerita sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa, simbolisme, dan ironi
Sudut pandang ini sangat erat dengan teknik bercerita. Pemanfaatan sarana cerita seperti sudut pandang, gaya bahasa, simbolisme, dan ironi bertujuan agar
cerita menjadi menarik. Penulis cerita yang hebat adalah penulis yang mampu memanfaatkan sarana cerita dengan baik, walaupun ia mengangkat persoalan yang
sederhana. Teknik bercerita memerlukan latihan dan pengalaman menulis. Oleh sebab
itu, cerpen-cerpen pemula dan cerpen siswa belum mampu menggarap sarana cerita dengan maksimal. Secara umum, cerpen siswa kelompok eksperimen
menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama dan orang ketiga. Gaya bahasa cerpen Simbolisme dan ironi terkait dengan persoalan yang menjadi tema
cerita.
3. Pengembangan Tema yang Relevan dengan Judul
Tema merupakan persoalan yang dikemukakan oleh penulis dalam cerpen. Alasan penulis memilih persoalan atau tema untuk cerpennya dilatarbelakangi oleh
beragam hal. Penulis remaja atau siswa, persoalan yang menarik antara lain adalah pergaulan, hubungan keluarga, prestasi, persoalan aktual dalam masyarakat seperti
narkoba atau korupsi. Persoalan aktual yang dialami siswa itu berasal dari
343
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pengalaman sendiri, pengalaman orang lain dan pengamatan terhadap fenomena di masyarakat. Persoalan aktual di masyarakat diperoleh siswa dari berita di berbagai
media. Dari cerpen siswa kelompok eksperimen dapat dirinci persoalan dan tema
cerita sebagai berikut. 1. Pertemanan dan pergaulan:
―Teman Sejati‖, ―Cewek Gokil‖, ―Salmon Panggung Saus Bawang
‖, ―Rio lebih Baik‖, ―Ketulusan Cinta Seorang Gadis
‖, ―Surat Biru dari Sahabat‖, ―Sebuah Pengalaman Patah Hati‖, ―Si Kaya dan Si Miskin‖, ―Maafkan Aku‖.
2. Prestasi: ―Jujur atau Aman‖, ―Pemain Terbaik‖, ―Dapur Masak‖,
―Guruku Pahlawanku‖, ―Ilmu yang Baik‖.
3. Keluarga: Ikhlas, Hampa dan Surga , Hadiah terbesarku, Aku dan Ayah, Amanda, Aku adalah Aku, Ayah dan Ibu
4. Perbuatan baikakhlak: sepatuku hilang kejujuran, Perilaku terburuk dalam Hidupku, Sebuah pelarian pantang menyerah dan kerja keras,
Kenangan Si Tukang Warung tetangga yang baik hati, Mukjizat Mela syukur,
5. Kepedulian terhadap alam: Misteri Ruang Penyimpanan, Pecinta Alam
6. Aktualisasi diri: Aku Bukan Juliet
344
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
7. Narkoba: Narkoba Berbahaya 8. Korupsi: Ayahku Seorang Koruptor
5.7.1.3 Keterpaduan UnsurStruktur Cerpen