352
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
―Harusnya kamu sadar Nya Kamu terlau focus dengan perasaanmu sendiri. Coba apakah pernah kamu tanya tentang perasaanku Enggak kan
Seharusnya kamu bersyukur punya sahabat yang bisa mengerti keegoisanmu itu‖ ―Rio Lebih Baik‖.
Dari kutipan dialog cerpen di atas, karakter tokoh yang jujur dan lugas tidak dinyatakan oleh penulis, tetapi pembaca dapat mengetahuinya dari dialog
tersebut.
Aspek Nilai-nilai Karakter
Aspek nilai karakter yang diungkap penulis dalam cerita dapat diidentifikasi sebagai berikut
1. religius
Nilai religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Pada cerpen siswa kelas x-9, cerpen yang memuat nilai religius antara lain:
―Sepatuku Hilang‖, ―Jujur atau Aman‖, ―Ikhlas‖, ―Hampa dan Surga‖, ―Amanda‖, ―Mukjizat Mela‖, ―Ayahku Seorang
Koruptor ‖.
―Sepatuku Hilang‖ Tak terasa waktu berjalan cepat, adzan masjid mulai berkumandang.
Ridwan bergegas menuju masjid. ―Sabd Pak Ustad kalau mau menang main kelereng harus sholat di mesjid‖ teriak salah satu anak, meski sebenarnya
Ridwan tidak pernah berkata seperti itu.
353
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
―Jujur atau Aman‖ Alarm jamku bordering sangat kencang menunjukkan bahwa ini sudah
jam 5 pagi. Hari ini adalah hari dimana seluruh siswa SMP se-Indonesia melaksanakan Ujian Nasional. Aku segera bergegas untuk mengambil air
wudhu, aku melaksanakan shalat terlebih dahulu sebelum aku mandi. Aku memanjatkan doa dan meminta kepada Tuhan YME agar ujianku
dilancarkan dan mendapat nilai yang terbaik.
―Ikhlas‖ dan ―Hampa dan Surga‖ Hari ini adalah hari ketiga Liana dalam menjalani rutinitasnya di
Jepang. Langit pagi Jepang cerah dan indah. Awan bertebaran di angkasa memperlihatkan maha karya Sang Kuasa.
―Amanda‖ ―Ayo bu kita masuk, bismillahirahmanirahim.‖
―Mukjizat Mela‖ ―Kak Mama gapapa kak Alhamdulilah.‖
Terasa asing bagi telinga Reno mendengar ucapan syukur Pamela. Sewaktu dulu, Mela jarang sekali berkata seperti itu.
Mela pun langsung melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 12.30.
―Kak.‖ ―Kenapa, Melayu?‖
―Udah siang kayanya udah dzuhur. Kita salat yuk.‖ ―Ayahku Seorang Koruptor‖
Tak terasa langit pun semakin gelap, bulan telah bertengger di singgasananya. Suara binatang malam terdengar samar. Sudah seharunya
para manusia terlelap, tapi tidak dengan Nadia. Nampaknya gadis ini masih tidak bisa menutup mata. ―Ah mungkin dengan shalat bisa membuatku
tertidur,‖ pikirnya dalam hati. Tanpa berpikir lagi, Nadia beranjak dari tempat tidurnya untuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Ia pun
melaksanakan shalat malam dengan khusyu.
2. jujur