348
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
persoalan tokoh adalah: mengejar cita-cita, percintaan dan persahabatan, persoalan keluarga.
Beberapa cerpen menyajikan tokoh dan persoalan yang unik, seperti cerpen ―Ketulusan Cinta Seorang Gadis‖. Cerpen ini menampilkan tokoh Qin Huang dan
Xiao. Tokoh lainnya juga beretnis China dengan nama yang khas.
3. Dimensi Latar
Latar cerpen adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa cerita. Dalam cerita pendek yang ditulis siswa, pemahaman terhadap latar adalah tempat dan
waktu tokoh mengalami peristiwa cerita. Karena cerita kebanyakan berasal dari pengalaman, penulis sering menuliskannya dengan data yang lengkap dan aktual.
Bahkan beberapa cerpen menulis sangat detil. Beberapa cerpen tidak mengambil latar sekolah, tetapi latar keluarga, dan pergaulan muda-mudi. Dari latar itu tercipta
beragam persoalan, antara lain: pertemananpersahabatan, persoalan keluarga, prestasi, kepedulian terhadap alam, narkoba, dan perbuatan baik seperti kejujuran.
Begitu pun dengan tempat terjadinya peristiwa. Penulis cerita mengungkap tempat terjadinya peristiwa dengan sangat detil. Karena cerita yang ditulisnya
cenderung adalah pengalaman sendiri, bukan menjadi karya fiksi. Helvy Tiana Rosa selama menjadi pimred Annida dan melihat kelemahan
mereka itu dan berkomentar sebagai berikut Cerpenis-cerpenis
pemula biasanya
kurang memperhatikan
proporsionalitas struktur cerita. Banyak di antara mereka yang berpanjang- panjang ria dalam menulis pembukaan cerpennya. Mereka menceritakan
349
Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
semua, seolah takut para pembaca tak mengerti apa yang akan atau sedang mereka ceritakan. Akibatnya sering satu sampai dua halaman pertama
karya mereka masih belum jelas akan menceritakan tentang apa. Hanya pengenalan dan pemaparan yang bertele-tele dan membosankan. Konflik
yang seharusnya dibahas dengan lebih jelas, luas dan lengkap, sering malah disinggung sambil lalu saja. Pengakhiran konflik pun dibuat sekedarnya.
Tahu-tahu sudah penyelesaian. Padahal inti dari cerpen adalah konflik itu sendiri. Jadi jangan sampai pembukaan cerpen menyamai apalagi sampai
menelan konflik tersebut.
5.7.1.4 Kesuaian Penggunaan Bahasa Cerpen