Pengembangan Lab.PHP Lab. Agensia Hayati Lab Pestisida

Laporan Tahunan Tahun 2016 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 387 Semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, adapun pada tahun 2016 kegiatan Fasilitasi Sarana Prasarana Laboraorium dan Klinik PHT mendapatkan Anggaran dari APBN Hortikultura sebesar Rp.91.500.000,- adapun pada perjalanannnya anggaran dilakukan efisiensi sebesar Rp.4.500.000,- sehingga hingga akhir desember 2016 anggaran kegiatan ini sebesar Rp.87.000.000,-. Walaupun untuk penyerapan anggaran untuk realisasi 94 akan tetapi untuk realisasi fisik sebesar 100 . Kegiatan Rapat koordinasi LPHP didalamnya merupaka sarana berkoordinasi berkaiatan dengan pengelolaan LPHP dengan sistem manajemen ISO 9001:2008 , untuk ruang lingkup perbanyakan agens hayati dan jasa layanan Klinik tanaman Klinik PHT, koordinasi ini dilakukan 2 kali dlaam satu bulannya, akan tetapi bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan dan kepentingan pengelola.Rapat koordinasi LPHP diikuti oleh semua personel Laboratorium sesuai dengan masing-masing tanggungajawabnya. Kalibrasi alat-alat laboratorium merupakan unsur penting dalam pengelolaan LPHP terutama untuk memastikan produk agens hayati mempunyai kualitas yang baik. Kalibrasi alat dilakukan pada peralatan lab dengan kategori alat ukur dan alat lainnya yang berpengaruh terhadap hasil dalam hal ini seperti pipet volum alat ukur, Autoclave pengecekkan suhu alat yang benar , timbangan analitik alat ukur, menentukan ketepaan berat timbangaan dan peralatan lainnya sesuai daftar. Dengan Kalibrasi alat inin diharapkan peralatan yang ketepana ukuran belum sesuai dapat disesuaikan sehingga dapat berfungsi secara optimal. Kalibrasi alat dapat terealisasi pada bulan Desember, hal ini dikarenkaan lembaga sertifikasi yang terakreditasi untuk alat-alat tersebut terbatas jumlahnya dan antri dalam pengerjaanya, sehingga Kalibrasi alat LPHP baru dapat dilaksanakan pada Awal Desember. Perbanyakan agens hayati pada kegiatan ini di fokuskan pada produk Trichoderma sp 4000 pak, Beauveria bassiana1000 pak , PGPR 350 liter dan Phaenibacillus polymixa 450 liter . Trichoderma sp diproduksi sebanyak 4000 pak 100 gram yang dikemas dalam kardus. Trichoderma sp ini berguna sebagai agens hayati antagonis yang dipergunakan untuk Laporan Tahunan Tahun 2016 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 388 mengendalikan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. yang menyerang pada tanaman Cabe, Pisang, semangka , melon, krisan. Dengan aplikasi Trichoderma sp pada awal tanam dengan mencampur pada pupuk kandang untuk komoditas tersebut diharapakan serangan layu Fusarium dapat ditekan sehingga kerugian dapat diminimlkan. Adapun agens hayati Beauveria bassiana dengan jumlah produksi 1000 pak 100 gram di aplikasikan pada tanaman hortikultura untuk mengurangi serangan kutu-kutuan seperti Bemisia tabaci kutu kebul yang banyak terdapat pada tanaman cabe yang merupakan vektor virus kuning, sehingga diharapkan dengan berkurangnya populasi kutu kebul ini penularan virus kuning dapat ditekan. PGPR 350 liter yang dikemas dalam botol1 literan serta Phaenibacillus polymixa 450 liter juga dikemas dalam botol 1 liter . Agens hayati ini dimanfaatkan mulai dari perendaman benih hingga aplikasi penyiraman dilapanagan. PGPR berfungsi sebagai Meningkatkan fiksasi nitrogen di kacang-kacangan, Meningkatkan fiksasi nitrogen yang bebas untuk bakteri, Meningkatkan pasokan nutrisi lainnya, seperti fosfor, sulfur, besi dan tembaga, Memproduksi hormon tanaman, Meningkatkan bakteri atau jamur yang menguntungkan , Mengendalikan penyakit, nematoda dan serangga hama. PGPR sebagai pengendali penyakit pada beberapa penyakit yang terbawa benih seperti Rhizoctonia solani . PGPR oleh petani banyak digunakan terutama pada tanaman cabe dan bawang merah. Adapun Phaenibacillus polymixa mempunyai karateristik yang hampir sama dengan PGPR hanya saja perberdaan nya pada kandungan bakteri didalamnya klo PGPR terdapat jenis baketeri seperti Pseudomonas sp, Bacillus sp dll. Pada proses produksi perbnayaakn agens hayati tersebut tidak banyak mngalami kendala hanya saja pada beberapa kali produksi terdapat kontaminan. Kegiatan surveillannce OPT hortikultura dilakukan anatar alain di kecamatan Pakem, Samigaluh dan Pundong dengan komoditas tanaman Krisan, Buah Naga, dan Pepaya. OPT pada tanaman Krisan diwilayah samigaluh dan Pakem hampir sama antara lain Layu Fusarium, Virus, Jamur Capnodium, Liryomiza, Kutu kebul , ulat grayak. Sedangan OPT pada tanaman Buah naga anatar lain Bekicot Achatina fulica , Aphis Aphis sp. , Kumbang Protaetia fusca, Belalang Laporan Tahunan Tahun 2016 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 389 Valanga sp , Bercak Colletotrichum sp , Bercak Botryospheria sp. Untuk Tanaman pepaya di kecamatan Pundong ditemukan tanaman pepaya terserang penyakit bakteri Erwinia papaye dengan intensitas serangan sedang, bahkan beberapa pohon pepaya mati. Aplikasi Agens hayati di lakukan di kecamtan sanden dengan sentra tanaman bawang merah dan cabe adapun agens hayati yang diaplikasikan yaitu penggunaan Trichoderma sp. Gliocladium sp, PGPR Plant Growth Promoting Rhizobacteria, Beauveria bassiana, Phaeni Bacillus polymixa. dan Imogiri dengan aplikasi PGPR dan Trichoderma sp untuk mengendaliakan serangan Fusarium sp, Pseudoperonospors sp dan Colletotrichum sp. pada bawang merah Eksplorasi agens hayati merupakan kegiatan rutin yang dilakukan LPHP dalam rangka pengembanagn agens hayati dimana pada kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh jenis agens hayati lainnya atau juga diperoleh jenis agen hayati yang spesifik lokasi. Sampel diambil di tiga lokasi yaitu Srandakan, Minggir dan temon adapun sampel yang diambil berupa tanah yang diambil dari tanah bawah pohon bambau, tanah phon besar, tananh bawah pohon kolonjono serta tanah kuburan dengan harapan tanah tersebut belum tercemar sehingga kemungkinanan besar diperoleh agens hayati semakin besar. Eksplorasi dengan pengambilan tanah ini dipergunakan untuk memperoleh agens hayati Trichoderma sp, Gliocladium sp, Pseudomonas sp serta PGPR Tanah diambil dengan kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Selanjutnya tanah di perlakukan di laboratorium sehingga diperoleh singel koloni jenis agens hayati, yang selanjutnya dapat dipergunkaan sebagai stater untuk perbanayakan agens hayati. Surveillance Manajemen ISO 9001:2008 dilakukan pada awal bulan Desember, hal ini dilakukan untuk melakukan surveillance terhadap penerapan manajemen ISO 9001:2008 apakah sudah diterapkan pada runagn lingkup perbanyakan agens hayati serta jasa Klinik tanaman Klinik PHT. Surveillance dilakukan selama 2 hari kerja dengan melibatkan Auditor dari lembaga sertifikasi PT MISB dari Jakarta. Audit dilakukan pada semua dokumen yang ada baik PSM Prosedur Sistem Mutu maupun Formulir formulirserta kegiatan teknis yang Laporan Tahunan Tahun 2016 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 390 meliputi perbanyakan agens haayti dan klinik tanaman. Penerapan Manajemen ISO 9001:2008 di LPH sudah dilaksanakan pada tahun ke-3 adapun Surveillance Manajemen ISO 9001:2008 ini memasuki tahun ke 3. Pada Surveillance ini didaptkan temuan dari auditor yaitu 1 mayor dan 7 minor, untuk temuan ini diber kesempatan untuk memperbaiki maksimal selama 1 bulan untuk temuan minor dan 2 bulan untuk temuan mayor.

3. Rekomendasi DPI: Kajiterap Adaptasi Mitigasi DPI Pada komoditas cabe di Musim Kemarau

Kegiatan Rekomendasi Dampak Perubahan Iklim tahun anggaran 2016 di DIY, tidak dapat dilaksanakan pada musim kemarau tahun 2016 dikarenakan iklim yang terjadi tidak mendukung. Berdasarkan prakiraan musim yang dikeluarkan oleh BMKG dan LAPAN menunjukkan bahwa musim kemarau tahun 2016 di Indonesia mengalami kemunduran yaitu terjadi pada bulan Juni 2016. Sedangkan pada bulan Juni 2016 yang diperkirakan telah memasuki musim kemarau, kegiatan analisa adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim pada tanaman cabe musim kemarau mulai mempersiapkan kegiatan di lapangan. Kelompok tani mempersiapkan lahan dan penanaman bibit pada bulan Juli. Pada bulan Juli, curah hujan masih normal meskipun terjadi hujan pada hari-hari tertentu. Pada bulan Agustus dan September, curah hujan mulai meningkat tajam hingga melebihi normal, bahkan di beberapa wilayah di DIY mengalami banjir. Selanjutnya pada bulan Oktober, curah hujan masih tinggi diatas normal dan musim telah memasuki musim hujan. Curah hujan ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan irigasi pipa yang akan diaplikasikan pada pelaksanaan kegiatan adaptasi dan mitigasi DPI ini. Irigasi pipa dimaksudkan untuk mengefisienkan kebutuhan air irigasi pada pertanaman cabe di musim kemarau yang kering. Apabila musim kemarau kering atau sangat kering, maka pemanfaatan irigasi pipa sederhana ini dapat lebih optimal pemanfaatanya serta dapat dilakukan analisi kebutuhan air pertanaman sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi adaptasi terhadap dampak perubahan iklim kepada kelompok tani. Namun sebaliknya, apabila musim kemarau yang Laporan Tahunan Tahun 2016 Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 391 terjadi adalah musim kemarau basah atau sangat basah, maka pemanfaatan irigasi pipa sederhana ini tidak dapat digunakan secara optimal karena kebutuhan air sudah berlimpah dari air hujan yang ada dan kebutuhan air irigasi pertanaman tidak dapat dianalisis. Sehingga analisis yang dihasilkannyapun tidak dapat dijadikan suatu bahan rekomendasi kebutuhan air irigasi untuk tanaman cabe pada musim kemarau. Oleh karena keadaan iklim ekstrem yang terjadi pada musim kemarau 2016 sedemikian rupa sehingga musim kemarau yang terjadi adalah musim kemarau yang sangat basah dengan curah hujan yang melebihi normal yang di beberapa wilayah di DIY bahkan mengalami banjir maka asas kemanfaatan aplikasi irigasi pipa sederhana pada pelaksanaan kegiatan kajiterap analisis adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim pada tanaman cabe di musim kemarau tidak dapat dilaksanakan secara optimal sehingga kegiatan ini tidak dapat berjalan dengan baik.