Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 410
mengakibatkan fluktuasi dan penurunan produktivitas pertanian, bahkan dapat menyebabkan gagal panen yang dapat terjadi
berulang-ulang.
9. Kelembagaan pertanian belum berfungsi secara maksimal.
Kelembagaan petani di tingkat desa sebagian besar merupakan kelembagaan informal dimana sistem organisasi, manajemen,
maupun administrasi kelembagaannya belum dapat berfungsi secara maksimal. Lembaga petani yang dapat menjadi alat
untuk meningkatkan skala usaha untuk memperkuat posisi tawar petani sudah banyak yang tidak berfungsi.
10. Sinergitas Antar Sektor
Rendahnya sinergitas pembangunan sektor pertanian.
B. Upaya Pemecaahan Masalah
Dari permasalahan yang timbul selama tahun 2016 telah diusahakan dan dilaksanakan upaya pemecahan masalahnya sebagai berikut :
1. Keterbatasan Ketersediaan Lahan
Untuk mengatasi pemilikan lahan yang sempit rata-rata 0,5 Ha,
Pemerintah Provinsi
memfasilitasi pengembangan
usahatani lahan. sempit dengan prioritas komoditas bernilai ekonomi tinggi dan efisien, diantaranya melalui pemanfaatan
lahan produktif untuk pengembangan perbenihan dan perbibitan, mengingat harga jual produk benih selalu lebih tinggi dibanding
produk konsumsi. Di samping itu dilakukan integrasi terhadap pengelolaan usahatani dalam satu wilayah tertentu integrated
farming di mana potensi sumberdaya lokal digarap secara terpadu sejak aspek on-farm hingga off-farm sehingga
memberikan manfaat paling besar bagi petani di lokasi tersebut. Pembatasan alih fungsi lahan pertanian dengan regulasi yang
ada RTRW, Pembinaan tentang pelestarian lahan pertanian,
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta 411
Fasilitasi cetak sawah baru
2. Sumber Daya Manusia SDM Pertanian
Peningkatan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan baik bagi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani
gapoktan maupun petugas di tingkat lapangan. Metode pendidikan dan pelatihan yang ideal adalah perpaduan antara
kegiatan pembelajaran di dalam ruangan, diluar ruangan, hingga studi banding ke luar daerah. Selain itu, Pemerintah DIY
mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani dan menumbuhkan penyuluh-penyuluh swadaya di perdesaan.
Sikap generasi muda yang skeptis untuk bekerja di sektor pertanian merupakan konsekuensi dari persepsi yang tidak utuh
tentang pertanian. Kegiatan pembangunan pertanian selama ini bukan hanya diarahkan pada pelestarian sentra produksi dan
penumbuhan sentra. produksi baru untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan, tetapi juga pada
pengembangan subsektor penopangnya pengembangan input usahatani, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, dan
pengembangan sumber daya manusia pertanian. Dengan itu terjadi multiplier effects berupa peningkatan nilai tambah produk
pertanian serta terbukanya kesempatan kerja bagi angkatan kerja berusia muda. Masalah rendahnya minat generasi muda
sebetulnya dapat ditanggulangi melalui perluasan pilihan minat, yaitu:
a Pilihan komoditas, khususnya komoditas eksotis dengan bidikan pasar khusus seperti tanaman hias dan produk
hortikultura lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
b pilihan sub-sistem usaha, on farm budidaya, off-farm non- budidaya berupa pascapanen, pengolahan, dan pemasaran,
atau subsistem pendukung, termasuk jasa, perbankan, dan