Pengujian Avian Influenza Pembahasan Hasil Kegiatan
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
267
sedangkan pencegahan penyakit dapat dilaksanakan program vaksinasi yang sesuai dengan sub tipe virus kasus lapang.Pemerintah
Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, telah memutuskan penggunaan program vaksinasi sebagai program
eradikasi, oleh karena itu dipilih pengembangan vaksin dengan biang virus yang sesuai dengan virus lapang.Disamping itu, untuk menunjung
program vaksinasi AI, diperlukan perangkat diagnostik untuk memonitor titer antibodi yang dihasilkan dari ayam yang telah divaksinasi dengan
uji hemaglutinasi inhibisi HI. Selanjutnya dapat diketahui titer proteksi
terhadap virus lapang H5N1 pada uji tantang.
Merebaknya kasus penyakit AI di berbagai wilayah Indonesia diduga mempunyai dampak yang cukup serius secara lintas
sektoral,mengingat dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya. Hal ini meliputi: a Keterpurukan industri perunggasan dan sarana
pendukungnya; b Meningkatnya impor produk peternakan; c Kepanikan masyarakat, yang berakibat sebagian menghindari
konsumsi telur dan daging ayam. Pada tahun 2016 dilakukan pengujian AI pada 4.000 spesimen
darah ternak dari kabupatenkota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Spesimen yang diuji berasal dari Kota Yogyakarta sebanyak 338
spesimen, Kabupaten Bantul sebanyak 646 spesimen, Kabupaten Kulonprogo sebanyak 803 spesimen, Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 736 spesimen serta Kabupaten Sleman sebanyak 1.477 spesimen. Spesimen kemudian diuji dengan metode uji serologi di
Laboratorium Kesehatan Hewan UPTD BPBPTDK. Hasil pengujian seperti ditunjukkan pada Tabel 10 dan Grafik 16, yaitu582 spesimen
atau 14,6 protektif sedangkan sisanya 3.418 spesimen atau 85,5 non protektif.
KabupatenKota Jumlah
Sampel Hasil Pemeriksaan
Protektif Non Protektif
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
268
Yogyakarta 338
0,0 338
100,0 Bantul
646 57
8,8 589
91,2 Kulon Progo
803 228
28,4 575
71,6 Gunungkidul
736 333
45,2 403
54,8 Sleman
1.477 214
14,5 1.263
85,5 DIY
4000 832
20,8 3.168
79,2 Tabel 8.76. Hasil Rekapitulasi Pengujian Avian Influenza 2016
Grafik 33. Hasil Pengujian Avian Influenza Tahun 2016 Jika ditilik dari asal spesimen, maka jumlah spesimen yang
berasal dari ayam yang telah divaksin yaitu sebanyak 2.488 spesimen, dengan hasil vaksinasi yang menunjukkan titer protektif adalah
sebanyak 826 spesimen 33,2, namun ada beberapa vaksinasi yang menunjukkan titer yang tidak protektif dan bahkan tidak menunjukkan
titer. Jika dibandingkan dengan hasil pengujian tahun lalu, maka angka protektif mengalami kenaikan yaitu dari 28 menjadi 33,2. Hasil
pengujian ini menunjukkan jumlah ternak yang protektif masih rendah, sehingga
hendaknya dapat
menjadi bahan
evaluasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan program vaksinasi.
20,800
79,200 Protektif
Non Protektif
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
269
Grafik 34. Hasil Pengujian Avian Influenza Tahun 2016Per Kabupaten Jumlah
Sampel Protektif
Non Protektif Protektif
Tidak Vaksin 1.512
6 1.506
0,4 Vaksin
2.488 826
1.662 33,2
Tabel 8.77. Hasil Pengujian Avian Influenza 2016 berdasarkan riwayat vaksin
,00 8,824
28,394 45,245
14,489 ,00
5,00 10,00
15,00 20,00
25,00 30,00
35,00 40,00
45,00 50,00
Yogyakarta Bantul
Kulon Progo Gunungkidul Sleman
Protektif
18 14
23
15 20,800
5 10
15 20
25
2009 2012
2014 2015
2016 Protektif
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
270
Grafik 35. Rekapituasi Hasil Pengujain AI Tahun 2009, 2012, 2014, 2015, 2016
Diperlukan kontrol yang ketat dan tindakan pencegahan penyakit untuk menekan kejadian penyakit AI dan penularan AI ke manusia,
antara lain : 1. Sanitasi
Menghindari kontak dengan ternak penderita dan bahan-bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas
serta reservoir virus, dengan beberapa langkah, yaitu alat-alat yang digunakan dalam peternakan dibersihkan, dicuci dengan
deterjen dan didesinfeksi. Di lingkungan kandang peternakan, desinfektan yang
bisa digunakan berupa campuran Kalium Permanganat KMnO4, dengan formalin. Hal ini dilakukan pada kandang
yang tertutup rapat, dengan cara mencampur 7 gram KMnO4 dengan 14 ml formalin untuk tiap 1 meter kubik kandang.
Pada saat desinfeksi, suhu ruangan harus tidak lebih dari 15 derajat Celcius, kelembaban relative 60 sampai dengan 80
persen. Bejana diisi lebih dahulu dengan KMnO4, ditambah larutan formalin, pintu dan ventilasi ditutup rapat selama 7
jam, sehingga desinfeksi akan sempurna. Setelah selesai, pintu dan ventilasi kembali dibuka agar udara segar masuk
dan menghilangkan bau tak sedap. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi
peternakan dan setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran pencernaan unggas harus
menggunakan pelindung berupa masker dan kacamata renang.
Mengkonsumsi daging dan telur yang dimasak sampai matang sempurna.Virus AI peka terhadap panas, pada suhu
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
271
70 derajat Celsius mati selama 2 sampai dengan 10 menit.Tidak perlu panik, daging unggas, telur dan produk
olahan yang sudah matang serta dijual dipasar boleh dikonsumsi. Melaksanakan kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri dengan cara mandi setelah bekerja bagi kelompok rawan.
b Vaksinasi
Vaksin unggas yang dibuat harus cocok dengan virus yang akan mewabah, karena vaksin untuk infeksi sub tipe
virus tertentu tidak efektif digunakan sebagai vaksin untuk infeksi sub tipe virus lain. Oleh karena virus influenza mudah
berubah sifat, maka sangat penting upaya bisa memprediksi virus yang akan mewabah guna pembuatan vaksin. Hal ini
tentunya diperlukan tenaga ahli di bidang epidemiologi dan juga peralatan laboratorium yang memadai.Unggas yang
sehat yang berada sekitar 5 kilometer sekitar daerah wabah harus divaksinasi darurat.
c Eliminasi
Eliminasi penyakit dilakukan dengan upaya karantina, pemotongan dan pemusnahan, dekontaminasi, desinfeksi,
yang tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
d Isolasi
Tindakan isolasi dilakukan dengan mencegah penularan dari flok unggas yang terinfeksi ke flok lain, membatasi lalu
lintas orang dan barang dari dan ke peternakan yang terinfeksi guna mencegah penularan penyakit ke peternakan
dan wilayah lain. 5. Biosekuritas
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
272
Biosekuritas merupakan hal yang utama dalam kontrol dan pencegahan penyakit AI.