Laporan Tahun 2016
(2)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya atas Rahmat dan HidayahNya sehingga Laporan Tahunan Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 telah selesai disusun.
Buku Laporan Tahunan ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Pertanian yang bersumber dari anggaran APBD/Rutin dan anggaran APBN mulai bulan Januari s/d Desember 2016 berdasarkan laporan dari masing-masing Sekretariat / Bidang / UPTD lingkup Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta.
Disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan ini di masa mendatang .
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penyusunan laporan tahunan ini diucapkan banyak terima kasih. Semoga Laporan ini bermanfaat.
Yogyakarta, Desember 2016 Kepala Dinas
IR. SASONGKO, M.Si.
(3)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KEADAAN UMUM
12
BAB III SEKRETARIAT
21
BAB IV BIDANG TANAMAN PANGAN
42
BAB V BIDANG TANAMAN HORTIKULTURA
50
BAB VI BIDANG PETERNAKAN
62
BAB VII BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
PERTANIAN
76
BAB VIII UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPTD) LINGKUP DINAS
PERTANIAN D.I.YOGYAKARTA
89
BAB IX PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHANNYA
406
(4)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan unsur Pelaksana Pemerintah Daerah dibidang pertanian yang dibentuk melalui Peraturan Gubernur DIY Nomor: 94 Tahun 2015 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tatakerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pertanian dan Peraturan Gubernur DIY Nomor: 64 Tahun 2015, tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian yang menyebutkan bahwa struktur Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas seorang Kepala Dinas dibantu oleh:
1. Sekretariat, terdiri dari: a. Subbagian Umum;
b. Subbagian Kepegawaian dan Keuangan; dan c. Subbagian Program dan Informasi.
2. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari:
a. Seksi Sarana Prasarana Tanaman Pangan b. Seksi Produksi Tanaman Pangan; dan
c. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Tanaman Pangan. 3. Bidang Tanaman Hortikultura, terdiri dari:
a. Seksi Sarana Prasarana Tanaman Holtikultura; b. Seksi Produksi Tanaman Holtikultura; dan
c. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Tanaman Holtikultura. 4. Bidang Peternakan, terdiri dari:
a. Seksi Sarana Prasarana Produksi Peternakan; b. Seksi Produksi Ternak; dan
c. Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner.
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, terdiri dari:
a. Seksi Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian; b. Seksi Pemasaran Hasil dan Pembiayaan Pertanian; dan
c. Seksi Mutu dan Standarisasi Hasil Pertanian 6. UPT; dan
(5)
7. Kelompok Jabatan Fungsional. B. Tugas dan Fungsi
Menurut Peraturan Gubernur Nomor: 64 Tahun 2015 Bab III Pasal 3 Dinas Pertanian mempunyai Tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pertanian, kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah, sedangkan Fungsi Dinas Pertanian antara lain:
1. Penyusunan program dan pengendalian bidang pertanian. 2. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian.
3. Pelaksanaan, Pengembangan, pengolahan dan pemasaran tanaman pangan, hortikultura, peternakan.
4. Pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya. 5. Penyelenggaraan penyuluhan tanaman pangan, hortikultura dan
peternakan.
6. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan bidang pertanian kabupaten/ kota.
7. Penyelenggaraan kegiatan di bidang pertanian lintas kabupaten/kota 8. Perlindungan dan pemanfaatan tradisi pertanian.
9. Pemberdayaan sumber daya pertanian dan mitra kerja di bidang pertanian
10. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan, dan
11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Salah satu sektor Pembangunan Nasional di antaranya adalah pembangunan pertanian yang merupakan tugas dan tanggung jawab bersama dari tiga penyusun pilar negara lainnya yaitu: Pemerintah sebagai fasilitator, dunia usaha sebagai fungsi marketing, Akademisi/Perguruan Tinggi sebagai partner Pemerintah dan sebagai referensi bidang ilmu, dan masyarakat tani selaku subyek pembangunan pertanian.
Sejalan dengan semangat reformasi, Pemerintah dituntut untuk merubah pola manajemen pemerintahan kearah good governance, clean
(6)
goverment, dan social accountability, oleh karena itu paradigma manajemen pembangunan pertanian menempatkan posisi Pemerintah selain sebagai fasilitator juga sebagai dinamisator, akselerator, regulator, dan stabilisator yang berpihak kepada petani, dengan menempatkan dan meningkatkan peran petani sebagai subyek pembangunan. Program pembangunan pertanian diarahkan pada pemberdayaan masyarakat tani, sehingga peran birokrat difokuskan untuk mendorong investasi swasta dan pemberdayaan masyarakat tani agar mampu mendapatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatanya.
Tugas penting yang diemban sektor pertanian antara lain: menjamin kecukupan pangan bagi masyarakat, menyediakan bahan baku bagi industri terkait, dan meningkatkan pendapatan masyarakat pertanian. Dalam situasi krisis multidimensional yang sudah berlangsung lebih dari satu dasa warsa melanda negara kita hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda perbaikan yang signifikan, terlebih lagi dengan munculnya kasus terbongkarnya korupsi tingkat tinggi yang sangat mempengaruhi fluktuasi saham dan masuknya invenstasi dari luar negeri, kenaikan tarif daya listrik periodik setiap bulan, beberapa hal ini menyebabkan hampir semua kebutuhan sehari-hari hampir periodik juga mengalami kenaikan harga. Seperti dapat dilihat pada data yang diakumulasi oleh BPS bahwa sektor pertanian telah dapat menunjukkan kemampuannya dalam mempertahankan diri dari goncangan ekonomi di mana sektor pertanian menjadi katup pengaman bagi berbagai kerawanan antara lain pada keadaan rawan pangan dan rawan sosial. Dengan keadaan yang demikian itu sektor pertanian merupakan penopang utama ketahanan pangan nasional yang sanggup memberi kontribusi besar dalam stabilisasi sosial dan politik nasional.
Jika mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penyesuaian kebijakan untuk pembangunan pertanian. Oleh karena itu kebijakan dan program pembangunan pertanian di masa datang perlu disusun menjadi lebih efektif dan efisien agar sasaran teknis yang berupa peningkatan produksi dan pendapatan petani dapat terwujud.
(7)
Program pemberdayaan masyarakat tani melalui pengembangan usaha kelompok baik dalam bentuk kelompok tani tanaman pangan, kelompok tani tanaman hortikultura, kelompok tani peternakan, kelompok wnita tani, maupun gapoktan pada subsektor agribisnis dan ketahanan pangan telah dan sedang difasilitasi secara besar-besaran oleh Pemerintah. Fasilitasi tersebut berwujud BPLM maupun hibah, yaitu antara lain berupa sarana produksi, permodalan, usaha produksi, usaha pengolahan hasil, pemasaran, supervisi, konsultasi, SLPHT, dan usaha-usaha jasa penunjang lainnya. Oleh karena itu diharapkan pada kawasan pengembangan dapat tumbuh dan berkembang sistem usaha agribisnis secara terpadu, berkelanjutan agar tercapai usaha pertanian dari hulu hingga hilir.
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, kegiatan yang dilaksanakan di sektor pertanian mengarah pada optimasi pemanfaatan semua sumberdaya pertanian antara lain: sarana, prasarana, sumber daya alam, dan sumberdaya manusia. Semua sumber daya yang ada diarahkan pada pencapaian kesejahteraan masyarakat petani melalui peningkatan pendapatannya dan sedapat mungkin dalam mempertahankan ketahanan pangan nasional.
Pengembangan agribisnis diharapkan dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan penyerapan angkatan kerja, dan kenaikan perolehan devisa negara melalui ekspor produk-produk pertanian dan hasil olahan pertanian, sehingga dalam rangka mewujudkan sasaran teknis berupa peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat tani, sasaran fungsional yang berupa efektivitas dan efisiensi manajemen pembangunan, swadaya dan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan pertanian, kebijakan dan program pembangunan pertanian harus disusun secara akurat dan tajam sesuai skala prioritas.
(8)
C. Visi
Visi Dinas Pertanian Provinsi DIY adalah “Mewujudkan Pertanian Tangguh, Berdaya Saing, Berbasis Potensi Lokal dan Berkelanjutan, Sebagai Penggerak Perekonomian Regional”.
1. Pertanian. Pertanian yang dimaksud adalah sistem pengusahaan lahan dan ternak yang pada pokoknya terdiri atas aktivitas budidaya, dengan memanfaatkan semua potensi sumberdaya serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Di samping itu, aspek pengolahan dan pemasaran produk tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan ternak merupakan aspek-aspek yang perlu diberi penekanan secara simultan. Dengan demikian, sistem pertanian yang akan dikembangkan bersifat komprehensif, berwawasan agribisnis, yang meliputi subsistem hulu (upstream), yakni industri input atau sarana; subsistem usahatani ( on-farm), yakni kegiatan yang menggunakan input, sarana dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer; subsistem pengolahan/hilir (downstream), yakni industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk antara atau produk akhir; subsistem pemasaran (marketing), yakni kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan, dalam dan luar negeri; subsistem jasa, yakni penyediaan data bagi subsistem hulu ke hilir, seperti penelitian dan pengembangan, perkreditan, asuransi, transportasi, penyuluhan, sistem informasi, dan dukungan kebijakan pemerintah. 2. Tangguh. Tangguh berarti mampu menghadapi berbagai goncangan,
yang dimungkinkan oleh kemandirian petani karena tidak harus tergantung pada faktor-faktor luar. Pertanian tangguh berarti pertanian yang efisien, berbasis pengetahuan dan teknologi, dengan meminimalkan ketergantungan pada input eksternal dan peran pihak luar, melalui penggunaan sarana produksi pertanian secara bijaksana yang bisa menjamin kelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pertanian tangguh dicirikan oleh kemampuannya dalam penyediaan produk pertanian berkualitas dalam jumlah cukup,
(9)
mutu terjamin dan berkelanjutan, dan pada saat yang bersamaan terjadi peningkatan kesejahteraan petani.
3. Berdayasaing dicirikan antara lain oleh pilihan komoditas dan bentuk ketersediaan berdasarkan orientasi pasar, upaya terus-menerus untuk meningkatkan kualitas produk agar mampu merebut pangsa pasar dan mengandalkan produktivitas dan nilai tambah melalui pemanfaatan modal, inovasi teknologi serta kreativitas sumberdaya manusia dan bukan lagi mengandalkan kelimpahan sumberdaya alam dan tenaga kerja tidak terdidik.
4. Berbasis potensi lokal adalah bahwa pembangunan pertanian di DIY harus berdasar pada seperangkat kekuatan nilai positif dan kearifan yang dapat digali dari khazanah kultural adiluhung, seperti semangat gotong-royong, hubungan saling memberi dengan alam, dan penyelarasan praktek pertanian dengan perilaku alam.
5. Berkelanjutan adalah terus bergerak tanpa berhenti.
6. Penggerak perekonomian regional adalah memiliki arti yang penting untuk menggerakkan perekonomian Jawa bagian Tengah.
Pertanian dengan atribusi atau kualitas semacam itu akan terjamin keberlanjutannya karena bertumpu pada perangkat nilai (value set) yang luhur.
D. Misi
Misi pembangunan daerah Pemerintah DIY dalam RPJMD 2012-2017 yang berkaitan dengan pembangunan pertanian yaitu pada misi 2 yaitu
”Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif.”
Pernyataan misi mengandung hal-hal yang harus diemban oleh Dinas Pertanian untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Mengingat pernyataan visi di muka mendasarkan diri pada peran yang bisa dilakukan oleh Dinas Pertanian DIY dalam rangka mewujudkan pertanian tangguh, maka misi Dinas perlu mencakup dua sudut pandang, yakni sudut pandang ke dalam (inward looking) dan sudut pandang keluar (outward looking).
(10)
Pernyataan misi dimaksudkan agar seluruh aparat Dinas mengetahui peran yang akan dilakukan Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencapai tujuan. Selengkapnya, misi Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
“Mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan nilai tambah produk
pertanian melalui peningkatan SDM, ketersediaan dan optimasi sarana prasarana pertanian, teknologi yang spesifik, inovatif, kreatif dan ramah
lingkungan”
E. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Dengan mengacu pada visi, misi dan analisis isu strategis Dinas Pertanian yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu 2012-2017 adalah terwujudnya peningkatan produksi, kualitas dan nilai tambah produk pertanian
2. Sasaran
Dengan memperhatikan kondisi saat ini dan tantangan yang dihadapi serta visi dan misi pembangunan yang telah dirumuskan, maka pembangunan pertanian diarahkan pada pencapaian sasaran pembangunan sebagai berikut :
Sasaran I : Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura),
dengan indikator kinerja yaitu :
a. Jumlah produksi tanaman pangan. b. Jumlah produksi hortikultura.
Sasaran II : Meningkatkan populasi ternak, dengan indikator kinerja yaitu :
a. Jumlah populasi ternak.
Sasaran III : Meningkatkan nilai tambah produk pertanian, dengan indikator kinerja yaitu :
(11)
F. Cara Pencapaian Sasaran
Tujuan dan sasaran sebagaimana diuraikan di atas akan dapat dicapai dengan penentuan-penentuan seperangkat kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut selanjutnya dijabarkan dan disusun dalam program-program yang implementatif dan secara operasional diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan dengan indikator kinerja yang terukur.
Secara keseluruhan, kerangka strategi Dinas Pertanian Provinsi DIY adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan teknologi produksi melalui penerapan Good Agriculture Practces (GAP)/Standart Operating Procedure (SOP); b. Pengamanan produksi melalui pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan, pengendalian penyakit hewan menular strategis dan penanganan dampak bencana alam dan perubahan iklim;
c. Fasilitasi dan optimasi Sarana prasarana Tanaman pangan dan hortikultura (pupuk, benih, bahan pengendalian OPT, alsintan, sumberdaya air, dan permodalan);
d. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui penerapan Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP); e. Promosi pemasaran produk pertanian di pasar domestik maupun
inter-nasional;
f. Perlindungan petani melalui regulasi subsidi harga produk;
g. Fasilitasi prasarana dan sarana penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH);
h. Pemberdayaan petani dalam melakukan agribisnis produk unggul pertanian melalui penguatan kelembagaan dan usahanya;
i. Peningkatan kemampuan petani melalui pelatihan, kursus, magang, sekolah lapang;
j. Pengembangan minat generasi muda bekerja di sektor pertanian melalui penumbuhan wirausahawan muda pertanian, pemberian modal usaha bagi generasi muda yang bergerak di sektor pertanian, pendidikan dan latihan khusus pertanian/agribisnis pertanian bagi generasi muda;
k. Peningkatan aplikasi teknologi pertanian oleh masyarakat;
l. Pelaksanaan pembinaan petani dalam menjalankan usaha taninya oleh petugas;
(12)
m. Pengembangan kemitraan antar poktan/gapoktan/ lembaga petani dengan pihak ketiga dalam membangun rantai pasokan (suply chain management);
n. Pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan; o. Penguatan kelembagaan kelompok;
p. Peningkatan nilai tambah petani miskin melalui pemberian bantuan sarana prasarana pertanian dan penguatan usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani miskin.
Kebijakan
Kebijakan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian DIY dalam rangka mendukung kebijakan pro poor, pro job dan pro enviroment
Program
Program yang akan dilaksanakan untuk Meningkatkan Produksi, Kualitas, dan Nilai Tambah Produk Pertanian yaitu :
a. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan b. Program Peningkatan Produksi Hortikultura c. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
d. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian e. Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani
G. RENCANA KINERJA TAHUNAN ( RKT ) 2017
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Anggaran Meningkatkan
produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
Jumlah produksi tanaman pangan dan hortikultura (ton)
2.603.465 8.851.132.403
Meningkatkan populasi ternak
Jumlah populasi ternak (ekor/animal unit)
641.416 8.162.906.850
meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Rerata Peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura,
peternakan (%)
(13)
Uraian Program dan kegiatan dari RKT tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan administrasi perkantoran:
a. Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran b. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran
c. Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi, dan Konsultasi
2. Peningkatan sarana & prasarana aparatur
a. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD BPSDMP serta Penyediaan Sarana Pendukungnya (DAK)
b. Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor c. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
d. Pemelihataan Rumah dan Gedung Kantor e. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan f. Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional
3. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
a. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD b. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
c. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi
d. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD
5. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan:
a. Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Pendampingan WISMP)
(14)
c. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Loan WISMP)
d. Budidaya Tanaman Pangan
e. Pengendalian OPT Tanaman Pangan f. Pembinaan SDM Tanaman Pangan g. Incubator Agribisnis
6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan a. Pengembangan Pembibitan Ternak
b. Pengawasan Kesehatan dan Keamanan Pangan Asal Hewan c. Pengembangan Populasi Ternak
d. Pembinaan SDM Peternakan
e. Pengawasan dan Penanggulangan Penyakit Hewan
7. Program Peningkatan Produksi Hortilkutura a. Pengembangan Perbenihan Hortikultura b. Budidaya Tanaman Hortikultura
c. Pengendalian OPT Tanaman Hortikultura d. Pembinaan SDM Hortikultura
e. Pengelolaan Sumber Daya Air dan Irigasi
(15)
BAB II. KEADAAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
A. Letak Geografis
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, terletak di Pulau Jawa Bagian Tengah, sebelah Selatan Jawa Tengah.
Adapun batas-batas Daerah Istimewa Yogyakarta adalah di bagian Selatan dibatasi oleh Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah, yaitu :
1. Kabupaten Klaten di bagian Timur Laut,
2. Kabupaten Wonogiri di bagian Tenggara, 3. Kabupaten Purworejo di bagian Barat,
4. Kabupaten Magelang di bagian Barat Laut.
B. Letak Fisiografis
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada koordinat 7o.33’ – 8o.12’
Lintang Selatan dan 110o.00’ – 110o.50’ Bujur Timur, dengan wilayah seluas
3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia. DIY merupakan provinsi yang
terkecil setelah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu :
1. Kabupaten Kulon Progo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 %)
2. Kabupaten Bantul, dengan luas 506,85 km2 (15,91 %)
3. Kabupaten Gunung Kidul, dengan luas 1.485,36 km2 (46,62 %)
4. Kabupaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 %)
5. Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km2 (1,02 %).
Secara keseluruhan terbagi atas 78 kecamatan, 45 kelurahan dan 393 desa.
(16)
1. Pegunungan Selatan lebih kurang seluas 1.656,25 km2, dengan
ketinggian 150 – 700 m dpl
2. Pegunungan berapi Merapi lebih kurang seluas 582,81 km2, dengan
ketinggian 80 – 2.911 m dpl
3. Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo lebih kurang seluas 215,62 km2, dengan ketinggian 0 – 80 m dpl
4. Pegunungan Kulon Progo dan Dataran Rendah Selatan lebih kurang seluas 706,25 km2, dengan ketinggian 0 – 572 m dpl.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian 100 - 499 m dari permukaan laut yaitu sebesar 63,18 %, ketinggian kurang dari 100 m sebesar 31,56 %, ketinggian antara 500-999 m sebesar 4,79 %, dan ketinggian diatas 1000 m sebesar 0,47 %. Beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan berkisar antara 100 – 499 mm.
Tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi atas beberapa jenis, tanah di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar berjenis tanah Lithosol, Kabupaten Bantul didominasi oleh jenis tanah Regosol, Kota Yogyakarta didominasi oleh jenis tanah Regosol, Kabupaten Sleman didominasi jenis tanah Regosol, sedangkan Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh jenis tanah Latosol. Secara rinci pembagian jenis tanah, luas dan penyebarannya dapat dilihat pada Tabel 1.
(17)
Tabel 1. Luas Tanah Menurut Jenisnya di DIY.
Sumber: DIY Dalam Angka, BPS DIY.
Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai luas 318.580 hektar. Sekitar 17,74% atau 56.539 hektar berupa lahan sawah yang bisa ditanami Padi dan Palawija atau Hortikultura. Di samping itu di wilayah Kabupaten Gunungkidul juga banyak dijumpai lahan tegalan yang ditanami Padi, Palawija dan Hortikultura. Dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya daerah perkotaan, maka luas lahan sawah di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta terus mengalami penurunan. Kompetisi dalam penggunaan sumberdaya lahan dan air berakibat pada semakin berkurangnya alokasi lahan bagi pertanian. Data selengkapnya tentang luas lahan pertanian dan bukan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut :
(18)
Tabel 1. Luas lahan pertanian dan Luas lahan bukan pertanian menurut Kabupaten/Kota di DIY.
No. Kabupaten/ Kota
Luas lahan pertanian Luas lahan bukan pertanian
Jumlah sawah Bukan
sawah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kulon Progo 10,297 35,027 13,303 56,627 2 Bantul 15,471 14,125 21,089 50,685 3 Gunung Kidul 7,865 117,829 22,842 148,536 4 Sleman 22,835 15,449 19,198 57,482
5 Yogyakarta 71 191 2,988 3,250
J U M L A H 56,539 182,621 56,539 318,580
Sumber: DIY Dalam Angka, BPS DIY.
Tabel- : Luas Lahan Sawah Dengan Irigasi Teknis Di DIY
No. Kabupaten/ Kota
Irigasi Teknis
Jumlah Ditanami Padi Tidak
Ditanami Padi *)
Sementara Tidak Diusahakan Tiga kali Dua kali Satu kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kulon Progo 384 6,792 254 19 - 7,449
2 Bantul 70 80 80 - - 230
3 Gunung Kidul 130 - - - - 130
4 Sleman 3,140 4,841 - 91 - 8,072
5 Yogyakarta 11 - - - - 11
J U M L A H 3,735 11,713 334 110 - 15,892
(19)
Tabel- : Luas Lahan Sawah Dengan Irigasi Setengah Teknis Di DIY
No. Kabupaten/Kota
Irigasi Setengah Teknis
Jumlah Ditanami Padi Tidak
Ditanami Padi *) Sementara Tidak Diusahakan Tiga kali Dua kali Satu kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kulon Progo - 697 - - - 697
2 Bantul 4,935 6,390 382 802 148 12,657
3 Gunung Kidul 538 580 - - - 1,118
4 Sleman 2,705 7,348 127 - - 10,180
5 Yogyakarta 41 22 - 1 1 65
J U M L A H 8,219 15,037 509 803 149 24,717
Sumber : Dinas Pertanian dan BPS DIY
Tabel- : Luas Lahan Sawah Dengan Irigasi Sederhana di DIY
No. Kabupaten/Kota
Irigasi Sederhana
Jumlah Ditanami Padi Tidak
Ditanami Padi *) Sementara Tidak Diusahakan Tiga kali Dua kali Satu kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kulon Progo - 684 126 - - 810
2 Bantul 53 82 273 - - 408
3 Gunung Kidul 313 545 179 10 - 1,047
4 Sleman - 3,555 388 - - 3,943
5 Yogyakarta 7 - - - - 7
J U M L A H 373 4,866 966 10 - 6,215
(20)
Tabel- : Jumlah Luas Lahan Sawah di Daerah Istimewa Yogyakarta
No. Kabupaten/Kota
Jumlah
Jumlah Ditanami Padi Tidak
Ditanami Padi *) Sementara Tidak Diusahakan Tiga kali Dua kali Satu kali
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kulon Progo - 9,080 1,064 19 - 10,163
2 Bantul 4,190 6,423 3,922 905 148 15,588
3 Gunung Kidul 1,246 6,093 513 15 - 7,867
4 Sleman 9,459 12,384 687 111 - 22,641
5 Yogyakarta 31 30 4 1 1 67
J U M L A H 14,926 34,010 6,190 1,051 149 56,326
Sumber : Dinas Pertanian dan BPS DIY
Tabel . Luas Penggunaan Lahan Bukan Sawah dan Lahan Bukan Pertanian di DIY
Penggunaan Lahan Bukan Sawah
Kabupaten/Kota
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Lahan Bukan Sawah 35,027 14,125 117,829 15,449 191 182,621
1. Tegal/Kebun 15,697 6,738 66,253 8,628 4 97,320
2. Ladang/Huma - - - -
3. Perkebunan - - - -
4. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat - - - -
5. Padang
Penggembalaan - - - -
6. Lahan Sementara Tidak
Diusahakan 696 - 196 50 4 946
7.
Lainnya (Tambak, kolam, empang, hutan Negara, dll)
18,634 7,387 51,380 6,771 183 84,355
Lahan Bukan Pertanian (Jalan, pemukiman, kantor, dll)
13,303 21,089 22,842 19,198 2,988 79,420
Jumlah/Total 48,330 35,214 140,671 34,647 3,179 262,041
(21)
C. Perekonomian
1. Pencapaian NTP
Pembangunan sektor pertanian secara luas, diarahkan untuk mewujudkan pertanian tangguh yang mempunyai arti bahwa pertanian komersial yang efisien, yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Pertanian tangguh dicirikan oleh masyarakat tani yang mampu mengenali masalahnya sendiri, menganalisis masalah, dan mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan dalam jumlah cukup, berkelanjutan dan mampu mensejahterakan petani dalam sistem perekonomian kerakyatan, telah ditempuh strategi pembangunan pertanian yaitu dengan mendukung pembangunan sektor terkait dalam sistem perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat tani.
Indikator nilai tukar petani (NTP) menunjukkan capaian NTP untuk rerata tanaman pangan, dan hortikultura menunjukkan kenaikan indek capaian dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan rerata peternakan menunjukkan capaian yang menurun daripada tahun sebelumnya.
Capaian NTP sub sektor tanaman pangan naik 2.60%, sub sektor hortikultura naik 2.99% dan sub sektor peternakan turun 0.63%, secara indek capaian rerata NTP sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan pada tahun 2016 sebesar 100.06 (dengan rincian NTP subsektor tanaman pangan sebesar 100.17, NTP sub sektor hortikultura sebesar 101.50, dan NTP sub sektor peternakan sebesar 98.50). Capaian rerata NTP sub sektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan sebesar 100.06, memiliki tingkat capaian dengan prosentase sebesar 100.06% dibandingkan tahun 2015 (capaian sebesar 98.93).
Sub sektor peternakan yang terdiri atas ternak besar, kecil dan unggas dan hasil ternak lainnya menurun akibat indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dari indeks yang harus dibayar petani (lb). Kenaikan harga yang diterima petani karena meningkatnya harga kelompok ternak besar tidak sebanding dengan kenaikan indeks harga yang harus dibayarkan petani. Indeks harga yang dibayar petani naik
(22)
karena dipengaruhi kenaikan indeks konsumsi rumah tangga serta Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).
Indeks Harga Konsumen (IHK) di DIY secara umum dipengaruhi naiknya indeks pada kelompok bahan makanan, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok kesehatan, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.
Secara umum nilai NTP yang berada di bawah nilai 100 terjadi pada sub sektor peternakan, disebabkan oleh laju peningkatan konsumsi masyarakat peternak yang meningkat tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan peternak.
Berkaitan dengan tingkat ketercapaian sejumlah sasaran pada urusan pertanian, maka telah dilakukan penyesuaian sasaran target pada tahun 2017-2018. Penyesuaian sasaran urusan pertanian dilakukan pada indikator : produksi tanaman pangan, populasi ternak, rerata NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan. Penyesuaian data produksi tanaman pangan mengikuti laju alih fungsi lahan pertanian yang setiap tahun mengalami peningkatan alih fungsi lahan dengan rata-rata 200-250 ha/tahun atau 0.4%. Perubahan target data populasi ternak di karenakan menyesuaikan hasil sensus pertanian tahun 2013 dimana koreksi data ternak yang secara nasional mengalami penurunan 20%.
NTP 2016 dibandingkan 2015
No Nilai Tukar Petani
(NTP) 2015* 2016**
1 Pertanian Pangan 97.57 100,172
2 Pertanian Hortikultura 98.47 101,503
(23)
2. Pencapaian PAD
Kontribusi Dinas Pertanian Provinsi DIY terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan dari UPTD pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel-1 : Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun 2016
Tahun Target
(Rp)
Realisasi ( Rp)
Realisasi
(%) Keterangan 2015 1.271.546.545 1.318.681.618 103,70 Kenaikan
2016 1.287.083.622 1.285.592.364 99,88 Penurunan
Keterangan :
Pendapatan asli daerah tahun 2016 turun 3,82%
3. Penyerapan tenaga kerja
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, terjadi penurunan persentase rumah tangga pertanian terhadap total rumah tangga di DI Yogyakarta sebesar 9,32%, dengan konstalasi terakhir sebesar 47,17% (472.082 rumah tangga). Dari jumlah tersebut, 80,29% (374.811 rtp) termasuk rumah tangga petani gurem dengan pemilikan lahan (land endowment) kurang dari 0,5 hektar. Skala usahatani minimal tidak tercapai sehingga sering menimbulkan inefisiensi dalam usaha tani, petani terdorong mencari tambahan pedapatan di luar pertanian (fenomena petani samben).
(24)
BAB III
SEKRETARIAT
Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, pengelolaan data dan informasi, monitoring, evaluasi i dan pelaporan kinerja Dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan program Sekretariat; b. penyusunan program Dinas;
c. fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang pertanian;
d. penyelenggaraan kearsipa, kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kehumasan, kepustakaan, dan ketatalaksanaan Dinas;
e. penyelenggaraan kepegawaian Dinas; f. pengelolaan keuangan Dinas;
g. pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi;
h. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan kinerja Dinas;
i. fasilitasi pelaksana koordinasi dan pengembangan kerjasama teknis;
j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat; dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri dari tiga subbagian dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. Subbagian Umum, yang mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumahtanggaan, pengelola barang, efisiensi dan tatalaksana serta kepustakaan Dinas. Untuk melaksanakan tugas tersebut didukung pula dengan fungsi sebagai berikut :
1). penyusunan program kerja; 2). pengelolaan kearsipan;
(25)
4). pengelolaan barang dinas; 5). pengelolaan kepustakaan Dinas;
6). penyiapan bahan ketatalaksanaan Dinas;
7). pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum; dan
8). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Subbagian Kepegawaian dan Keuangan mempunyai tugas mengelola kepegawaian dan keuangan Dinas yang didukung pula dengan fungsi sebagai berikut :
1) penyusunan program kerja;
2) pengelolaan data kepegawaian Dinas; 3) penyiapan bahan mutasi pegawai Dinas; 4) penyiapan kesejahteraan pegawai Dinas; 5) penyiapan bahan pembinaan pegawai Dinas; 6) pengelolaan administrasi jabatan fungsional; 7) Pengelolaan keuangan Dinas;
8) penyelenggaraan perbendaharaan Dinas; 9) penyelenggaraan akuntansi keuangan Dinas; 10) pelaksanaan verifikasi anggaran;
11) penyusunan pertanggungjawaban anggaran Dinas;
12) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program subbagian Kepegawaian dan Keuangan; dan 13) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
c. Subbagian Program dan Informasi mempunyai tugas menyusun program, mengelola data, mengembangkan sistem informasi, monitoring, evaluasi dan menyusun laporan kinerja Dinas yang didukung dengan fungsi sebagai berikut :
1) penyusunan program kerja;
(26)
3) penyusunan rencana anggaran Dinas;
4) pengelolaan data, penyajian informasi dan pengembangan sistem informasi pertanian;
5) pembinaan dan pengawasan manajemen pengelolaan data dan statistik komoditas serta sumber daya strategis;
6) penyusunan, pengembangan dan pengawasan kerjasama teknik/ kemitraan usaha pertanian;
7) penyusunan rencana penataan dan pengembangan pewilayahan komoditas pertanian;
8) pelaksanaan monitoring dan evaluasi program Dinas; 9) penyusunan laporan pelaksanaan program Dinas;
10) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Program dan Informasi; dan
11) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 adalah sebagai berikut :
A. Subbagian Umum.
1. Melaksanakan Tata Kearsipan dan Surat-menyurat
Segala urusan Surat Dinas dan UPTD lingkup Dinas Pertanian DIY dilaksanakan oleh petugas yang telah mendapatkan bimbingan Sistem Kearsipan Pola Baru oleh Arsiparis BPAD.
2. Menyelenggarakan alat Komunikasi Elektronik
Untuk menunjang dan membantu kelancaran pelaksanaan tugas Dinas Pertanian DIY mempunyai jaringan komunikasi elektronik pada masing-masing Bidang, Sekretariat dan UPTD yaitu : a Dinas Pertanian DIY (Sekretariat), dengan pesawat telepon
nomor: (0274) 563937 dan (0274) 588938;
b Bidang Tanaman Pangan dengan pesawat telepon nomor (0274) 511031;
c Bidang Tanaman Hortikultura dengan pesawat telepon nomor: (0274) 561030;
(27)
d Bidang Peternakan dengan pesawat telepon nomor: (0274) 511001; e Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dengan
pesawat telepon nomor: (0274) 544901;
f UPTD BPPTPH , dengan pesawat telepon nomor: (0274) 586516; g UPTD BPTP, dengan pesawat telepon nomo r: (0274) 582839, dan
(0274) 367029;
h UPTD BPSBP, dengan pesawat telepon nomor: (0274) 566687; i UPTD BPBPTDK, dengan pesawat telepon nomor: (0274) 552241. Selain alat komunikasi tersebut di atas, Dinas Pertanian DIY juga telah memiliki dua titik jaringan internet di Kantor Induk (Sekretariat) serta Bidang Tanaman Pangan dan Bidang Tanaman Hortikultura sebagaimana upaya untuk meningkatkan pelayanan data dan informasi pada Web Dinas Pertanian dan Agricenter bagi masyarakat yang membutuhkan.
3. Langganan Listrik, Pemadam Kebakaran, Air minum dan Gas
1. Langganan Listrik, Pemadam Kebakaran, Air minum dan Gas Dinas Pertanian, Jl.Gondosuli No. 6. Yogyakarta.
2. Langganan Listrik, Air minum dan Gas Bidang Tanaman Pangan dan Bidang Tanaman Hortikultura, Jl.Gondosuli No 2. Yogyakarta.
3. Langganan Listrik, Air minum dan Gas Bidang Peternakan, Jln. Gondosuli no. 2 Yogyakarta.
4. Menyelenggarakan Perpustakaan
5. Penyelenggaraan Rumah Tangga dan Perlengkapan
Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun anggaran 2016 meliputi antara lain:
a Melayani tamu Dinas yang berkunjung ke Dinas Pertanian DIY seperti kunjungan Menteri Pertanian, Dirjen Pertanian serta membantu kegiatan Pusat yang dilaksanakan di Yogyakarta. b Pemeliharaan Gedung Dinas Pertanian selama tahun 2016
meliputi : Penataan perkantoran terus dilakukan agar pelayanan satu atap dapat terlaksana secara baik, untuk itu telah disusun
(28)
Master Plan DIY ke depan
c Pemeliharaan dan Pengelolaan Kendaraan Dinas.
d Umumnya sarana transportasi yang dimiliki oleh Dinas Pertanian DIY diperoleh dari sumber dana APBN (Kementerian) karena prestasi yang telah diraih oleh Dinas dalam kinerja tertentu.
e Pemeliharaan Kebersihan Gedung Kantor, Taman dan Tempat Parkir dengan jasa cleaning service untuk seluruh gedung induk Dinas Pertanian DIY (Gedung A,B dan C) dan UPTD lingkup Dinas Pertanian D I Yogyakarta .
f Penyelenggaraan Inventarisasi Barang Inventaris yang meliputi : 1) Mengadakan stockopname fisik persediaan barang milik
Daerah;
2) Mengadakan stockopname aset tetap persediaan barang milik Daerah;
3) Mengadakan stockopname fisik barang milik Negara;
4) Pembuatan Surat Penetapan Pemegang Kendaraan Dinas (SPPKD);
5) Pembuatan Kartu Inventaris Ruangan (KIR); 6) Penyusunan/ pembuatan KIB;
7) Membuat dan menyampaikan usulan Penghapusan Barang Inventaris;
8) Pembuatan Daftar Rencana Tahunan Barang (DRTB); 9) Pembuatan Daftar Rencana Kebutuhan Barang( DRKB); 10) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kendaraan roda
2,4,dan 6;
11) Menyiapkan dan melaksanakan apel dan Upacara Hari Besar Nasional.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Dinas Pertanian DIY merupakan gabungan dari Kanwil Pertanian, Sekretariat Pembina, Dinas Pertanian TP, Dinas Peternakan dan UPT Pusat; sehingga aset yang dimiliki mulai dari
(29)
tanah, gedung kantor, sarana transportasi, sarana perkantoran dan lain-lain sangat banyak dan tersebar di beberapa wilayah kerja.
Dengan adanya pengelolaan aset melalui SIMAK-BMN untuk aset yang diperoleh dari Anggaran APBN dan SIMBADA Aset yang diperoleh dari Anggaran APBD sehingga semakin jelas asal perolehannya sehingga tersusun jumlah aset yang dimiliki oleh Dinas Pertanian DIY (Proses dan laporan aset disajikan khusus oleh Bagian Umum Sekretariat Dinas).
Fasilitas yang tersedia pada Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Ruang Rapat:
a Gedung A : 3 Unit b Gedung B : 2 Unit c Gedung C : 2 Unit
2. Tempat Upacara dan Apel Pagi terletak di Gedung C dengan ukuran luas 310 m2 (31 m x 10 m)
3. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor:
a Gedung A : 1 Unit, dengan luas: 81 m2
b Gedung B : 2 Unit, dengan luas: 25 m2 dan 100 m2
c Gedung C : 1 Unit, dengan luas: 24 m2
4. Kamar Kecil/Toilet:
a Gedung A : 8 Unit b Gedung B : 9 Unit c Gedung C : 4 Unit 5. Halaman Kantor:
a Gedung A : Depan : 400 m2 Belakang : 100 m2
b Gedung B : Tengah : 100 m2
c Gedung C : Depan : 310 m2 Belakang : 160 m2
6. Daya Listrik
a Gedung A : 35 A (7.000 VA) b Gedung B : 20 A (4.400 VA)
(30)
20 A (4.400 VA)
50 A (11.000 VA), berupa Cool Room c Gedung C : 100 A (22.000 VA)
7. Telekomunikasi/Jaringan Telepon Kabel:
a Gedung A : 2 Unit (no tlp: 561030 dan 511031) b Gedung B : 2 Unit (no tlp: 511001 dan 586516) c Gedung C : 4 Unit (no tlp: 588938, 563937, 519530,
544901) B. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian.
1. Keuangan
a. Pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Dinas Pertanian DIY adalah bersumber dari UPTD dengan unit-unitnya dan Dinas Induk yang berasal dari penjualan hasil benih padi, benih palawija, benih hortikultura, semen beku, susu segar , penjualan sapi perah afkir, penjualan pedet sapi perah jantan, penjualan sapi potong afkir, penjualan kambing afkir, daging (ternak afkir, ternak bibit, pedet), pengujian mutu anak ayam, sewa kamar, sewa kelas, sewa aula, sewa mobil box, jasa sertifikasi benih dan Uji laboratorium.
Realisasi PAD Dinas Pertanian DIY TA. 2016 adalah sebesar Rp. 1.285.592.364,- atau 99,88 % dari target sebesar Rp. 1.287.083.622,-
b. Pencapaian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah/ APBD (SKPD) Capaian realisasi fisik dan keuangan belanja langsung APBD tahun 2016 untuk realisasi keuangan mencapai 93.60 % dan realisasi fisik 99.94 %.
Realisasi anggaran TA. 2016 sebesar 93,60%, sisa anggaran disebabkan oleh efisiensi karena ada sisa lelang pengadaan barang/jasa, efisiensi perjalanan dinas (baik dalam maupun luar daerah karena at cost). Target dan realisasi anggaran APBD tahun 2016 sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Target dan realisasi anggaran APBD tahun 2016
(31)
Target
(%) Real (%)
Target (%)
Real (%)
1 PROGRAM PELAYANAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
2,120,379,695.00 100.00 90.62 100.00 100.00
1.1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1,905,000.00 100.00 99.92 100.00 100.00
1.2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air Dan Listrik
729,145,202.00 100.00 84.34 100.00 100.00
1.3
Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
22,442,000.00 100.00 88.34 100.00 100.00
1.4 Penyediaan Jasa Administrasi
Keuangan
119,260,000.00 100.00 98.54 100.00 100.00
1.5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 395,243,176.00 100.00 99.94 100.00 100.00
1.6 Penyediaan Alat Tulis Kantor 109,193,500.00 100.00 97.89 100.00 100.00
1.7 Penyediaan Barang Cetakan Dan
Penggandaan
88,906,450.00 100.00 89.97 100.00 100.00
1.8 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 32,938,700.00 100.00 82.88 100.00 100.00
1.9 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 22,538,600.00 100.00 98.53 100.00 100.00
1.10 Penyediaan Bahan Bacaan Dan
Peraturan Perundang-Undangan
22,999,000.00 100.00 94.42 100.00 100.00
1.11 Penyediaan Makanan Dan Minuman 62,280,000.00 100.00 86.35 100.00 100.00 1.13 Rapat-Rapat Koordinasi Dan
Konsultasi Ke Luar Daerah
313,900,000.00 100.00 84.74 100.00 100.00
1.14 Penyediaan Jasa Keamanan
Kantor/Gedung/Tempat Kerja
133,605,067.00 100.00 96.09 100.00 100.00
1.15 Penyediaan Retribusi Sampah 4,500,000.00 100.00 100.00 100.00 100.00
1.16 Pengelolaan Arsip Dinamis SKPD 61,523,000.00 100.00 99.87 100.00 100.00
2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA
DAN PRASARANA APARATUR
14,852,562,177.00 100.00 94.54 100.00 100.00
2.1 Pembangunan Gedung Kantor 2,438,165,000.00 100.00 99.90 100.00 100.00
2.2 Pengadaan Kendaraan
Dinas/Operasional
164,228,000.00 100.00 100.00 100.00 100.00
2.3 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 566,081,047.00 100.00 98.35 100.00 100.00
2.4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor
126,153,522.00 100.00 99.29 100.00 100.00
2.5 Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/Operasional
715,734,418.00 100.00 89.91 100.00 100.00
2.6 Pemeliharaan Rutin/Berkala
Perlengkapan Gedung Kantor
55,900,000.00 100.00 94.44 100.00 100.00
2.7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan
Gedung Kantor
44,550,000.00 100.00 87.29 100.00 100.00
2.8 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung
Kantor
366,985,690.00 100.00 99.86 100.00 100.00
2.9
Pembangunan dan rehabilitasi gedung kantor BPPTPH dan Sarana Pendukungnya (DAK)
1,809,310,000.00 100.00 87.19 100.00 100.00
2.10
Pembangunan/Reabilitasi/Renovasi UPTD Perbibitan dan Laboratorium Hewan dan Sarana Pendukungnya (DAK)
2,389,800,000.00 100.00 95.60 100.00 100.00
2.11
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD BPSDMP serta Penyediaan Sarana Pendukungnya (DAK)
(32)
No Program/Kegiatan Pagu (Rp)
Anggaran Fisik
Target
(%) Real (%)
Target (%) Real (%) 3 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR
34,916,500.00 100.00 92.89 100.00 100.00
3.1
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi Dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu
34,916,500.00 100.00 92.89 100.00 100.00
4
PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
237,316,750.00 100.00 90.99 100.00 100.00
4.1 Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 3,314,300.00 100.00 99.93 100.00 100.00
4.2 Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 9,487,200.00 100.00 96.79 100.00 100.00
4.3
Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi
197,205,100.00 100.00 93.55 100.00 100.00
4.4 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD 27,310,150.00 100.00 69.42 100.00 100.00
5
PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN/PERKEBUNAN
2,125,854,750.00 100.00 86.29 100.00 99.66
5.1
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah
563,686,600.00 100.00 79.06 100.00 99.00
5.2 Penyebarluasan Informasi
Perbenihan
39,635,700.00 100.00 95.68 100.00 100.00
5.3 Penanganan Pasca Panen dan
Pengolahan Hasil Hortikultura
25,539,000.00 100.00 84.68 100.00 100.00
5.4 Penanganan Pasca Panen dan
Pengolahan Hasil Peternakan
220,170,000.00 100.00 98.11 100.00 100.00
5.5 Peningkatan Keamanan Pangan Asal
Hewan
455,397,300.00 100.00 97.48 100.00 100.00
5.6 Peningkatan Mutu dan Keamanan
Pangan Produk Pertanian
73,100,000.00 100.00 99.35 100.00 100.00
5.7
Peningkatan Mutu Hasil Pertanian Standard Nasional Indonesia (TP, Hortikultura, Peternakan)
336,916,750.00 100.00 78.59 100.00 100.00
5.8 Penerapan Sistem Jaminan Mutu
Pangan Olahan Hasil Pertanian
114,999,600.00 100.00 88.31 100.00 100.00
5.9 Pengembangan Sistem Informasi
Pasar
113,329,300.00 100.00 79.45 100.00 100.00
5.10 Pengembangan Pasar Tani 183,080,500.00 100.00 76.60 100.00 100.00
6 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI
HASIL PETERNAKAN
6,620,773,255.00 100.00 97.85 100.00 100.00
6.1 Pengembangan Ternak Kambing 118,540,000.00 100.00 95.27 100.00 100.00
6.2 Pengembangan Ternak Sapi Perah 78,439,975.00 100.00 99.15 100.00 100.00
6.3 Pengembangan Ternak Sapi Potong 219,970,000.00 100.00 98.68 100.00 100.00
6.4 Pengembangan Ternak Unggas 23,239,975.00 100.00 84.20 100.00 100.00
6.5 Pengembangan Produksi Semen
Beku Sapi
1,630,438,655.00 100.00 99.11 100.00 100.00
6.6 Pengembangan Pembibitan Ternak 2,938,048,950.00 100.00 97.43 100.00 100.00
(33)
No Program/Kegiatan Pagu (Rp)
Anggaran Fisik
Target
(%) Real (%)
Target (%)
Real (%)
6.8
Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Strategis (Pengujian Laboratoris)
488,957,700.00 100.00 97.89 100.00 100.00
6.9 Kaji Terap Teknologi Peternakan 333,649,500.00 100.00 96.03 100.00 100.00
6.10 Pengawasan Lalu Lintas Ternak 239,942,000.00 100.00 99.51 100.00 100.00 6.11 Pengembangan Bibit HMT di UPTD
BPBPTDK
229,986,000.00 100.00 95.59 100.00 100.00
6.12 Akreditasi / Pemeliharaan Status
Akreditasi
14,887,500.00 100.00 98.32 100.00 100.00
7 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS
S D M DAN KELEMBAGAAN PETANI
840,031,225.00 100.00 93.04 100.00 99.96
7.1 Diklat Agribisnis Peternakan 71,853,400.00 100.00 100.00 100.00 100.00
7.2 Pengkajian Diklat 34,541,600.00 100.00 47.24 100.00 99.00
7.3 Temu Teknis Teknologi Pertanian 59,969,400.00 100.00 91.81 100.00 100.00
7.4 Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan 29,973,675.00 100.00 97.95 100.00 100.00
7.5 Diklat Organik Farming 39,280,650.00 100.00 100.00 100.00 100.00
7.6 Evaluasi Pasca Latihan Dan
Bimbingan Lanjutan
24,734,300.00 100.00 99.32 100.00 100.00
7.7
Diklat Penangkaran Benih Padi, Bawang Merah, dan Buah-buahan Bagi Petani/Penangkar
39,988,100.00 100.00 98.47 100.00 100.00
7.8 Operasionalisasi Laboratorium
Pengelolaan Hasil Pertanian
99,998,900.00 100.00 95.54 100.00 100.00
7.9 Diklat Integrated Farming 39,978,600.00 100.00 97.91 100.00 100.00
7.10 Diklat Pemanfaatan Limbah
Peternakan Sebagai Energi Alternatif
39,990,300.00 100.00 95.75 100.00 100.00
7.11 Diklat Kewirausaahan bagi Generasi
Muda
119,970,000.00 100.00 93.83 100.00 100.00
7.12 Apresisasi Perencanaan Diklat 9,916,800.00 100.00 99.99 100.00 100.00
7.13 Diklat Budidaya dan Pengelolaan
HMT
81,981,800.00 100.00 93.89 100.00 100.00
7.14 Penguatan Kelembagaan Tingkat
Usaha
74,977,400.00 100.00 85.20 100.00 100.00
7.15 Diklat Zoonosis 72,876,300.00 100.00 95.25 100.00 100.00
8 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN 2,989,736,205.00 100.00 87.83 100.00 99.98
8.1
Peningkatan Pengelolaan
Sumberdaya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Pendampingan WISMP)
100,000,000.00 100.00 97.16 100.00 100.00
8.2 Pemberdayaan P3A dan Peningkatan
Jaringan Irigasi Tersier
86,471,200.00 100.00 100.00 100.00 100.00
8.3 Penanganan Lahan Pertanian
Berkelanjutan
465,633,630.00 100.00 79.04 100.00 100.00
8.4 Penyusunan Rencana Kebutuhan 212,760,000.00 100.00 90.16 100.00 100.00
8.5 Pengembangan Alsin Tanaman
Pangan
32,209,900.00 100.00 40.29 100.00 99.00
8.6 Pelayanan Sertifikasi Padi dan
Palawija
108,111,500.00 100.00 93.52 100.00 100.00
(34)
No Program/Kegiatan Pagu (Rp)
Anggaran Fisik
Target
(%) Real (%)
Target (%)
Real (%)
Pangan
8.8 Perbanyakan Benih Sumber di
Tingkat Petani
65,465,000.00 100.00 98.09 100.00 100.00
8.9 Penyediaan Benih dan
Pengembangan Jabal Kedelai
158,945,400.00 100.00 99.14 100.00 100.00
8.10 Peningkatan Produksi Ubi Kayu 76,962,600.00 100.00 33.56 100.00 100.00
8.11 Pengembangan dan Pembinaan
Budidaya Garut
62,049,000.00 100.00 27.17 100.00 100.00
8.12 Pengembangan Tanaman Kacang Hijau 43,079,800.00 100.00 99.60 100.00 100.00 8.13 Uji Ketahanan Varietas 17,521,800.00 100.00 67.60 100.00 100.00
8.14 Bimbingan Teknis Pengendalian OPT 159,239,600.00 100.00 91.63 100.00 100.00
8.15 Pemberdayaan Petani Pemandu
SLPHT
30,787,900.00 100.00 99.99 100.00 100.00
8.16 SLPHT Berkelanjutan 72,387,800.00 100.00 47.56 100.00 100.00 8.17 Analisa Standar dan Pengawasan Mutu Benih 102,389,000.00 100.00 96.45 100.00 100.00
8.18
Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi Partisipasif (Loan WISMP)
168,837,475.00 100.00 94.92 100.00 100.00
8.19 Pengamatan dan Analisa Kehilangan Hasil Karena OPT Tanaman Pangan 33,384,500.00 100.00 71.47 100.00 100.00 8.20 Identifikasi Varietas Tanaman Pangan 19,374,800.00 100.00 23.17 100.00 100.00
9 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI
HORTIKULTURA
2,353,690,175.00 100.00 92.79 100.00 99.75
9.1 Pengembangan GAP Hortikultura 50,418,500.00 100.00 97.39 100.00 100.00
9.2 Pengembangan Hortikultura Terpadu 58,599,600.00 100.00 89.65 100.00 100.00
9.3 Peningkatan Budidaya Hortikultura di
Lahan Pekarangan
258,475,250.00 100.00 99.96 100.00 100.00
9.4
Pengelolaan Lahan dan Air untuk Pengembangan Buah Sayur dan Tanaman Obat
70,733,250.00 100.00 94.65 100.00 100.00
9.5 Pengembangan Perbenihan
Hortikultura
1,443,868,725.00 100.00 99.51 100.00 100.00
9.6 Pengembangan Benih Sayuran di
Tingkat Petani
720,000.00 100.00 100.00 100.00 100.00
9.7 Pengembangan Buah, Sayur, dan
Biofarmaka
224,390,550.00 100.00 55.19 100.00 100.00
9.8 Dukungan Sarana Pengendalian OPT
dan Brigade Proteksi Hortikultura
116,845,000.00 100.00 77.21 100.00 100.00
9.9 Pengembangan Tanaman Hias 47,424,300.00 100.00 74.54 100.00 100.00
9.10
Dukungan Sarana dan Prasarana Pengembangan Buah, Sayur dan Biofarmaka
43,281,400.00 100.00 94.40 100.00 100.00
9.11 Observasi Varietas Tanaman
Hortikultura
4,903,600.00 100.00 69.10 100.00 99.00
(35)
No Program/Kegiatan Pagu (Rp)
Anggaran Fisik
Target
(%) Real (%)
Target (%)
Real (%)
JUMLAH ANGGARAN BELANJA LANGSUNG
32,175,260,732.00 100.00 93.60 100.00 99.94
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2016
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pembangunan dari APBN yang tersedia mendukung program dan kegiatan Dinas Pertanian DIY pada TA. 2016 terdapat 7 Satker baik Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan yang dikelola oleh Dinas dengan total anggaran sebesar Rp. 55.958.197.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 45.461.423.795,- (81.24 %). Adapun target dan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 : Pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016
No Satker / Program / Kegiatan
Sumbe r Dana
PAGU ANGGARAN Realisasi sd 31 Desember 2016
Rupiah Rupiah (%)
1 TANAMAN PANGAN DK 7.241.206.000,- 4.238.003.902,- 58,53
2 TANAMAN PANGAN TP 13.614.881.000,- 8.714.889.348,- 64,01
3 HORTIKULTURA DK 4.390.540.000,- 3.312.733.607,- 75,45
4 PETERNAKAN DK 6.759.870.000,- 6.507.916.546,- 96,27
5 PETERNAKAN TP 2.620.270.000,- 2.286.890.215,- 87,27
6 PSP DK 4.764.310.000,- 4.303.691.577,- 90,33
7 PSP TP 16.567.120.000,- 16.097.298.600 97,16
(36)
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2016
2. Kepegawaian
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kepegawaian sampai dengan Desember 2016 adalah sebagai berikut :
a. Upacara Bendera dalam rangka Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke 68 dan Upacara Bendera dalam rangka peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2016, peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2016.
b. Peningkatan kesegaran fisik Pegawai Negeri Sipil di lingkup Dinas Pertanian DIY, Sub Bagian Kepegawaian bekerja sama dengan Sub Bagian Umum melaksanakan kegiatan Senam
Kesegaran Jasmani yang pelaksanaannya pada setiap hari Jum’at
pagi minggu ke dua dan ke empat jam 07.00 – 08.00 WIB.
c. Pendataan Pegawai Negeri Sipil lingkup Dinas Pertanian DIY sampai dengan 31 Desember 2016 menurut Sekretariat/ Bidang/UPTD: Jumlah pegawai lingkup Dinas Pertanian DIY pada tahun 2016 secara keseluruhan berjumlah 349 orang, sedangkan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan dan jabatan adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan jenis kelamin
1) Laki laki : 248 orang
2) Perempuan : 101 orang
b. Berdasarkan tingkat pendidikan :
1) Pasca Sarjana (S2) : 31 orang 2) Sarjana (S1) : 115 orang 3) D-III/Sarmud : 17 orang 4) SLTA Sederajat : 151 orang 5) SLTP Sederajat : 17 orang
6) SD : 18 orang
c. Berdasarkan golongan :
1) Golongan IV : 40 orang 2) Golongan III : 225 orang
(37)
3) Golongan II : 71 orang
4) Golongan I : 13 orang
d. Berdasarkan jabatan struktural :
1) Pejabat eselon II : 1 orang 2) Pejabat eselon III : 7 orang 3) Pejabat eselon IV : 26 orang
e. Berdasarkan unit kerja :
1) Kantor Dinas Pertanian Provinsi DIY :
a) Sekretariat : 29 orang
b) Bidang Tanaman Pangan : 17 orang c) Bidang Tanaman Hortikultura : 16 orang
d) Bidang Peternakan : 24 orang
e) Bidang P2HP : 16 orang
2) UPTD BPBPTDK : 49 orang
3) UPTD BPSDMP : 34 orang
4) UPTD BPSBP : 39 orang
5) UPTD BPTP : 58 orang
6) UPTD BP2TPH : 47 orang
---
Jumlah : 349 orang
f. Berdasarkan Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat : 1) Pengawas Benih Tanaman (PBT) : 21 orang
2) Pengendali OPT (POPT) : 35 orang
3) Pengawas Bibit Ternak (PBT) : 3 orang
4) Medik Veteriner : 5 orang
5) Paramedik Veteriner : 2 orang
6) Widyaiswara : 8 orang
7) Pengawas Mutu Pakan : 1 orang
(38)
9) PMHP : 5 orang
10) AHP : 4 orang
C. Subbag Program dan Informasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Subbag PI bersumber dari Anggaran Rutin (APBD) maupun Anggaran APBN, kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
1. Kegiatan Anggaran Rutin (APBD)
a. Penyusunan Rencana Program dan kegiatan (RKA,DPA,ROPK). Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan perencanaan pembangunan pertanian tahun 2016 dari Kabupaten dan Kota se DIY serta menyusun usulan kegiatan pembangunan/DPA Dinas Pertanian DIY Tahun 2017.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1). Workshop Penyusunan Program/kegiatan Musrenbang Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta.
2) Penyusunan dokumen perencanaan tahun 2016 meliputi Renja 2016, Rancangan KUA-PPAS 2016, penyusunan RKA, penyusunan RKA perubahan, Penyusunan DPA 2016.
b. Pengembangan Data dan Informasi
Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan data pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan hasil pembangunan serta mendukung kelancaran komunikasi dan informasi dalam meningkatkan pelayanan publik bidang data dan informasi pertanian kepada masyarakat melalui jaringan internet. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:
1) Penyusunan data hasil pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan) setiap bulan pada bulan Januari s/d Desember 2016.
2) Pemeliharaan, pengelolaan dan pengoperasionalan jaringan internet untuk dua website Dinas Pertanian Provinsi DIY yaitu
(39)
http://www.distan.jogjaprov.go.id dan hhtp: //agricenter.jogjaprov.go.id.
c. Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan koordinasi, pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program DPA-SKPD dan penyaluran penguatan modal usaha kelompok (PMUK) bagi petani/peternak baik yang bersumber dari APBD maupun APBN lingkup Dinas Pertanian di Provinsi DIY. Kegiatan meliputi :
1). Monitoring ke Bidang dan UPTD; 2). Mengikuti Sosialisasi Kegiatan 2016;
3) Monitoring ke lokasi kegiatan masyarakat pertanian antara lain Gapoktan, kelompok tani, KWT, UPJA, Alsintan dan penerima bantuan hibah;
4) Penyusunan laporan hasil pembinaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi sebagai acuan perbaikan pelaksanaan kegiatan dimasa mendatang.
2. Kegiatan APBN
a.. Bidang Tanaman Pangan
1). Pengeloaan data tanaman pangan
a). Koordinasi penyusunan data SP tahun 2016 secara periodik sebanyak 12 kali ;
b). Koordinasi penyusunan ASEM dan ATAP tahun 2015, Penyusunan ARAM I, penyusunan Aram II, Penyusunan Aram III tahun 2016;
c) Mengikuti Rakornas ASEM 2015 dan ARAM I tahun 2016; Rakornas ATAP 2015 dan ARAM II tahun 2016 dan Rakornas ARAM III tahun 2016.
d) Tersusunnya data SP tahun 2016, ASEM 2015 , ARAM I, ARAM II, ARAM III tahun 2016 Tanaman Pangan D I Y.
(40)
2). Koordinasi perencanaan penyusunan program dan anggaran a). Sinkronisasi program kegiatan pengembangan tanaman
pangan, dengan peserta terdiri dari Dinas Pertanian lingkup Kabupaten/Kota, Bidang/UPTD lingkup Dinas Pertanian Prov. DIY serta instansi terkait lainnya dengan materi yang disampaikan adalah :
(1). Arah kebijakan pengembangan tanaman pangan tahun 2017 di Prov. DIY;
(2). Pengawalan kegiatan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan tahun 2016;
(3). Sasaran produksi tanaman pangan tahun 2017;
(4). Program kegiatan tanaman pangan tahun 2017 di Kabu- paten Sleman,Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul dan kabupaten Kulon Progo.
b). Menyusun buku Juklak , Juknis dan ROK sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan tahun 2016;.
c). Penyusunan Program/rencana kerja/RKAKL tahun 2016 (1). Mengikuti koordinasi perencanaan pembangunan
pertanian nasional yang dilaksanakan di Jakarta; (2). Mengikuti koordinasi penyusunan RKAKL pagu
sementara;
(3). Koordinasi penyusunan RKAKL pagu difinitif.
e). Menyusun sasaran produksi tanaman pangan DIY tahun 2017 per kabupaten/kota se DIY.
b. Bidang Tanaman Hortikultura
1). Pengembangan data statistik hortikultura, yang terdiri dari : a). Penyajian data Statistik SPH SBS bulanan Januari s/d.
Desember 2016, BST, TBF dan TH triwulan I, II, III dan IV tahun 2016;
b). Memberikan insentif bagi petugas kabupaten dan biaya operasional bagi petugas statistik kecamatan;
(41)
c). Menyusunan Angka sementara SPH tahun 2016 dan angka tetap tahun 2015.
2). Penyusunan Rencana Teknis dan Sinkronisasi Program 2016 a). Menyusun ROPAK, Juklak dan Juknis sebagai pedoman para pelaksana kegiatan pada kegiatan tahun 2016. b). Sinkronisasi dan Sosialisasi kegiatan 2016 dengan peserta
dari petugas tingkat Proviinsi dan kabupaten/Kota lingkup pertanian dan instansi terkait .
3). Workshop penyusunan sasaran Hortikultura 2017
a). Workshop dengan menghasilkan sasaran produksi buah sayuran tahunan (BST), sayuran buah semusim (SBS), tanaman hias (TH) dan tanaman biofarmaka (TBF); b). Menyusun sasaran luas tanam,luas panen, produksi dan
kebutuhan benih hortikultura berdasarkan Renstra Kementan 2015 s/d 2019 per kabupaten/kota se Prov. DIY untuk komoditas BST, SBS,TH dan TBF serta rencana kebutuhan benih hortikultura utama .
4). Koordinasi perencanaan program kegiatan 2017 5). Pembinaan Administrasi dan pengelolaan Keuangan
Pelaporan SAI terdiri dari SAK dan SIMAK BMN, Laporan SAK dan Simonev setiap bulan (untuk SAK harus rekonsiliasi dengan KPPN Yogyakarta), laporan SIMAK BMN setiap semester yang dikirim ke KPPN, Unit Akuntansi wilayah, Kanwil Ditjen Perbendaharaan XIV Yogyakarta dan Ditjen Hortikultura. 6). Monev kegiatan Dekonsentrasi
Pembinaan kegiatan dekonsentrasi dilaksanakan di lokasi kelompok penerima bantuan sosial dan dari hasil monitoring diketahui bahwa penggunaan dana sesuai RUK, kebutuhan benih bermutu masih bermasalah serta kelompok merencanakan perguliran dengan tertulis, merintis pasar satu pintu di kelompok dan melaksanakan diversifikasi tanaman. 7). Monev Kegiatan Tugas Pembantuan DAK
(42)
a). Pembinaan, Monitoring DAK dan Tugas Pembantuan (1). Melaksanakan monitoring ke kelompok penerima
bantuan sosial Kegiatan Tugas Pembantuan Kab. Sleman dan Kab. Kulon Progo.
(2). Melaksanakan Monitoring kegiatan DAK di Kab. Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo.
c. Bidang Peternakan
1). Penyusunan, pengumpulan, pengolahan,updating,analisa data dan statistik dengan :
a). Menyusun buku hasil verifikasi dan validasi data peternakan ATAP tahun 2015;
b). Menyusun buku hasil verifikasi dan validasi data peternakan ASEM tahun 2016;
c). Melaksanakan rapat koordinasi pengumpulan data peternakan tahun 2016 dan menyusun data populasi dan produksi kabupaten dan kota se DIY Tahun 2016 (Angka Sementara).
2). Penyusunan Program dan Rencana Kerja/ Teknis/ Program dengan
a). Melaksanakan sosialisasi program kegiatan 2016;
b) Menyusunnya program dan kegiatan pembangunan peternakan tahun 2017;
c) Menyusun Juklak, Juknis dan ROK 3 paket;
d) Menyusun sasaran kegiatan pembangunan peternakan tahun 2017.
3). Perencanaan/Implemantasi/Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintah dengan penyusunan dan mengirim laporan SAI dan SABMN selama 12 bulan.
4) Monitoring dan evaluasi program.
a). Melaksanakan evaluasi kegiatan peternakan setiap bulan b). Melaksanakan monitoring kegiatan peternakan
(43)
evaluasi pelaksanaan program pembangunan peternakan.. d. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
1). Melaksanakan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi antara lain: a). Penyelenggaraan rapat,koordinasi, pengadaan ATK dan
komputer
b). Pertemuan Sosialisasi PPHP 2016
d). Pertemuan penyusunan Juklak, Juknis dan ROK e). Workshop perbaikan proposal kegiatan APBN 2017 f). Rapat/pertemuan verifikasi proposal PPHP, penyusunan
masalah pengembangan PPHP, rencana kegiatan pengembangan PPHP tahun 2017
g). Pembinaan dan Koordinasi kegiatan PPHP ke Kab. Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul
h). Mengikuti rapat/pertemuan /workshop tingkat nasional. 2). Terlaksananya pemantauan dan evaluasi kegiatan pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian melalui kegiatan-kegiatan : a). Pertemuan bulanan evaluasi setiap awal bulan untuk
membahas kemajuan pelaksanaan kegiatan
b) Penyelenggaraan Sinkronisasi kegiatan PPHP 2016
c). Melaksanakan kegiatan pembinaan,monitoring dan evaluasi ke Kab. Gunungkidul, Bantul, Sleman dan Kulon Progo.
e). Pertemuan Evaluasi Pembangunan Pertanian Provinsi DIY
f). Mengikuti pertemuan/workshop tingkat nasional.
e. Bidang PSP
1) Verifikasi Proposal
a). Melaksanakan Pertemuan Verifikasi Proposal, antara lain membahasl :
(1). Arah dan Kebijakan pembangunan tahun 2017 (2). Outline proposal usulan kegiatan PSP tahun 2017
(44)
(3). Usulan kegiatan ke Ditjen PSP dari 4 kabupaten. b). Melaksanakan perjalanan verifikasi proposal .
2). Melaksanakan pertemuan penyusunan perencanaan kegiatan PSP tahun 2017.
3). Melaksanakan monitoring lokasi kegiatan PSP di 4 Kabupaten se DIY. Kegiatan yang dimonitoring adalah pembangunan jaringan irigasi teknis dan alat mesin pertanian , pengembangan/Rehab jaringan irigasi, pembangunan rumah kompos, pembangunan embung/dam parit, irigasi permukaan/bak penampung/pengadaan pompa air. Monitoring pelaksanaan upsus padi jagung kedelai.
(45)
BAB IV
BIDANG TANAMAN PANGAN
Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan, fasilitasi dan pengembangan sarana prasarana produksi tanaman pangan, produksi tanaman pangan, serta lahan dan air untuk tanaman pangan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidangan Tanaman Pangan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Bidang Tanaman Pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan;
c. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengembangan produksi tanaman pangan; d. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengembangan pengelolaan lahan dan air
untuk tanaman pangan;
e. Perumusan perijinan usaha tanaman pangan;
f. Perumusan bahan kebijakan pengembangan teknologi produksi tanaman pangan;
g. Penyelenggaraan kemitraan usaha produksi tanaman pangan;
h. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Tanaman Pangan;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Tanaman Pangan terdiri dari seksi – seksi yaitu : a. Seksi Sarana Prasarana Tanaman Pangan;
b. Seksi Produksi Tanaman Pangan;
c. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Tanaman Pangan
Adapun tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut :
a. Seksi Sarana Prasarana Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan bimbingan, fasilitasi dan pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan, yang didukung pula dengan fungsi sebagai berikut :
(46)
43
1). Penyusunan program Seksi Sarana Prasarana Tanaman Pangan;
2). Penyelenggaraan pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan dan standar mutu pupuk;
3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan/teknis penggunaan pestisida tanaman pangan;
4). Pelaksanaan identifikasi, inventarisasi kebutuhan alat mesin tanaman pangan dan penyusunan bahan kebijakan alat dan mesin pertanian serta penentuan kebutuhan prototipe, penerapan, pembinaan dan pengawasan standar mutu alat dan mesin pertanian;
5). Penyiapan bahan kebijakan benih antar lapang, pemantauan benih dan pengaturan penggunaan benih tanaman pangan;
6). Penyiapan bahan perijinan usaha tanaman pangan.
7). Pengelolaan data dan penyiapan pedoman pengembangan sarana dan prasarana produksi tanaman pangan;
8). Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi Sarana Prasarana Tanaman Pangan.
b. Seksi Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanaan bimbingan dan fasilitasi pengembangan produksi dan teknologi budidaya tanaman pangan yang didukung pula oleh fungsi sebagai berikut :
1). Penyusunan program Seksi Produksi Tanaman Pangan;
2). Penyelenggaraan bimbingan penerapan pedoman teknis pola tanam dan perlakuan terhadap tanaman pangan;
3). Penyelenggaraan bimbingan kelembagaan usaha tani,manajemen usaha tani tanaman pangan dan penyelenggaraan pola kerjasama/kemitraan usaha tani;
4). Fasilitasi pemberian kompensasi karena eradikasi dan jaminan penghasilan bagi petani tanaman pangan yang mengikuti program pemerintah;
(47)
6). Penyelenggaraan pembinaan, supervisi,fasilitasi pengembangan dan penerapan hasil pengkajian teknologi tanaman pangan spesifik lokasi; 7). Penyiapan perijinan penggunaan varietas lokal tanaman pangan untuk
pembuatan varietas turunan esensial yang sebaran geografisnya meliputi lintas kabupaten/kota;
8). Pengaturan pembagian keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya genetik tanaman pangan di beberapa kabupaten/kota;
9). Pengelolaan data dan penyiapan pedoman teknis produksi tanaman pangan;
10). Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan Seksi Produksi Tanaman Pangan.
c. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas menyelenggarakan bimbingan, fasilitasi dan pengembangan pengelolaan lahan dan air untuk tanaman pangan, yang didukung dengan fungsi sebagai berikut :
1). Penyusunan program Seksi Pengelolaan Lahan dan Air;
2). Penyusunan petunjuk pelaksanaan/teknis bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi,optimasi,pemanfaatan air irigasi dan pengendalian lahan pertanian untuk tanaman pangan;
3). Pemetaan dan pelaksanaan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian untuk tanaman pangan; 4). Pemantauan dan pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan
sumber-sumber air, air irigasi dan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air untuk tanaman pangan;
5). Penyusunan rencana teknis antisipasi iklim untuk tanaman pangan; 6). Pengelolaan data dan penyiapan pedoman teknis lahan dan air untuk
tanaman pangan.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai luas 318.580 hektar. Sekitar 18,40% atau 58.608 hektar berupa lahan sawah yang bisa ditanami Padi dan Palawija atau Hortikultura. Di samping itu di wilayah Kabupaten Gunungkidul juga banyak dijumpai lahan tegalan yang ditanami Padi, Palawija dan Hortikultura. Dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya daerah
(48)
45
perkotaan, maka luas lahan sawah di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta terus mengalami penurunan. Kompetisi dalam penggunaan sumberdaya lahan dan air berakibat pada semakin berkurangnya alokasi lahan bagi pertanian. Fenomena ini secara nyata ditunjukkan dengan berkurangnya lahan sawah beririgasi sebesar rata-rata 250 hektar per tahun.
Pengembangan tanaman pangan tidak dapat terlepas dari pengaruh perubahan lingkungan yang strategis yang terjadi dewasa ini. Perubahan lingkungan strategis pada era reformasi dan otonomi daerah, peningkatan jumlah penduduk, kesempatan kerja, penciutan lahan subur, isu pelestarian lingkungan hidup. Krisis ekonomi serta adanya gejolak berkembangnya produk-produk transgenik hasil rekayasa bioteknologi yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan tanaman pangan masa kini dan mendatang. Pembangunan pertanian tanaman pangan dapat dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang mengimplementasikan konsep agribisnis secara utuh dan terkait erat dengan pembangunan wilayah pedesaan melalui pemanfaatan sumber daya pertanian yang ada. Sebagai suatu rangkaian kegiatan pada sistem dan usaha agribisnis, subsistem budidaya tanaman pangan (on farm) merupakan subsistem yang penting dan perlu didukung oleh subsistem terkait seperti sistem sarana dan prasarana (hulu), subsistem pengolahan dan pemasaran hasil (hilir) serta penunjang lainnya.
Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan tidak terlepas atas kebijakan pemenuhan pangan masyarakat yang bermuara pada isu ketahanan atau kedaulatan pangan. Pasokan pangan suatu wilayah sangat bergantung pada ketersediaan dari aspek produksi dan konsumsi masyarakat dalam wilayah tersebut, termasuk komoditas yang dibudidayakan untuk mendukung konsumsi pangan setempat. Data menunjukkan produktivitas sub sektor tanaman pangan di DIY mempunyai kecenderungan meningkat. Komoditas padi bahkan berada di atas rerata nasional.
Komoditas padi Secara nasional dan wilayah DIY, memiliki peran sebagai bahan pangan strategis. Karena peran strategis itu produksi produksi dan harga dikendalikan oleh Pemerintah. Masih ada dua komoditas lainnya yang memiliki
(1)
BAB X
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan laporan yang telah disampaikan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Produksi tanaman pangan tahun 2016 sebesar 2.204.717 ton lebih rendah dibanding tahun 2015 sebesar 2.226.005 ton (99,04%). Penurunan ini disumbang oleh penurunan produksi padi sawah sebesar 34.528 ton (-4,62%) lebih rendah dari angka 2015 produksi. Untuk padi ladang produksi lebih rendah 27.909 ton dari tahun 2015 (-14,07%.). Penurunan produksi padi sawah terjadi karena upaya intensitas hujan tinggi sehingga menganggu penyerbukan dan pengisian bulir (banyak bulir hampa), musim yang tidak menentu, dan pergeseran pola tanam padi ladang menjadi palawija dan jagung.
2. Angka produksi jagung dan ubi kayu 2016 lebih tinggi dari 2015. Peningkatan produksi jagung terkait dengan adanya program UPSUS.
3. Wilayah DIY merupakan sentra tanaman sayuran terutama untuk komoditas bawang merah dan cabai besar. Kedua komoditas tersebut memiliki luasan panen terluas dari total 18 komoditas sayuran di DIY atau memiliki besaran areal sebesar 47%.
4. Produksi cabe besar pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,92 % dibandingkan tahun 2015. Cabe rawit juga mengalami peningkatan. Hal tersebut sebagai akibat dari petani semakin sadar dalam menerapkan budidaya cabe secara baik dan benar karena selalu diberikan sosialisasi tentang GAP/SOP dan adanya peningkatan luas panen.
5. Produksi bawang merah tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,5 % dari tahun 2015, karena peningkatan luas panen. 6. Produksi salak produksi tahun 2016 mengalami peningkatan
(2)
417 sebesar 1,27 %, karena kenaikan luas panen dan siklus produksi tahunan. Produksi jahe mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya luas panen, hal ini disebabkan harga jahe relatif konstan dibanding komoditas biofarmaka yang lain, sehingga petani beralih ke komoditas jahe. Sedangkan untuk komoditas krisan masih stabil dan mengalami peningkatan meskipun sedikit (0,25 %), hal ini karena adanya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata.
7. Populasi sapi potong di D.I.Yogyakarta tahun 2016 menunjukkan peningkatan sebanyak 3.764 ekor(1,25%) dibandingkan tahun 2015. Kenaikan populasi sapi potong disebabkan adanya kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dalam rangka mendukung upaya peningkatan populasi ternak dalam penyediaan protein asal hewan untuk pemenuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Kegiatan Optimalisasi Reproduksi Tahun 2016 dilaksanakan secara serentak dan terjadwal yang diawali dengan pemeriksaan kebuntingan ternak dan difokuskan pada wilayah-wilayah potensial yang telah ditetapkan. Poin utama yang mendukung keberhasilan kegiatan adalah pencatatan atau recording yang dilakukan pada setiap tahapan kegiatan secara tertib sebagai data base pelaporan kegiatan. Kegiatan ini juga didukung dengan keterlibatan aktif tim teknis lapang terdiri dari petugas teknis reproduksi dilapangan yang terdiri dari medik veteriner, ATR, petugas IB dan petugas PKB yang berkompeten dengan sentra koordinasi kegiatan di Puskeswan sebagai pusat data dan informasi kegiatan tingkat lapangan. Selain itu di akhir tahun 2016 mulai dicanangkan gerakan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).
8. Sapi perah, kambing dan itik menjadi komoditas unggulan DIY. Sentra produksi utama sapi perah di Kabupaten Sleman (92 % dari total populasi sapi perah DIY), sentra populasi kambing
(3)
berada di kabupaten Kulonprogo (terutama jenis kambing PE) dan kabupaten Gunungkidul sedangkan sentra populasi itik DIY ada di kabupaten Bantul dan Sleman.
9. Populasi sapi perah pada tahun 2016 menunjukkan peningkatan 0,85% dibandingkan dengan 2015. Penyebab naiknya populasi ini adalah adanya kegiatan Village Breeding Stock/ VBC sehingga menjaga agar induk cepat bunting dan bakal calon pedet tidak keluar daerah. Selain itu juga ada kegiatan uji zuriat yang menjadi salah satu upaya percepatan produksi bibit dengan menghasilkan pejantan unggul sebagai penghasil bibit sapi perah yang cocok dengan kondisi dan agroklimat di Indonesia.
10. Populasi kambing pada tahun 2016 mengalami kenaikan 1,60% dibanding 2015 disebabkan oleh upaya-upaya penanganan kesehatan kambing, bantuan di sentra pembibitan kambing, peningkatan kualitas pakan baik hijauan dan peningkatan manajemen pemeliharaan dengan sistem kandang “panggung” mampu meningkatkan populasi kambing pada tahun 2016. 11. Populasi itik pada tahun 2015 mengalami kenaikan 0,11%
dibanding 2015. Peningkatan ini didukung oleh kegiatan pengembangan ternak itik di sentra pengembangan itik turi di kabupaten bantul. Tahun 2015 itik Bantul di tetapkan sebagai plasma nutfah itik turi di DIY. Ternak itik merupakan salah satu ternak sebagai penghasil telur dan daging sehingga ternak itik dapat berkontribusi sebagai penyumbang kebutuhan bahan pangan yang bergizi bagi masyarakat.
12. Kebijakan dan program Dinas serta pelaksanaan kegiatan dari Anggaran Rutin, APBN( Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) dan lainnya telah mendukung tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melalui peningkatkan kemampuan SDM pertanian (petugas dan petani) dan produksi serta produktivitas pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan, nilai tambah, nilai tukar petani, dan kesejahteraan petani.
(4)
419 13. Kecenderungan semakin sempitnya kepemilikan lahan pertanian
pada petani telah diupayakan berbagai program terobosan yang tepat dalam pembangunan pertanian antara lain Fasilitasi lahan pertanian pangan berkelanjutan yang didukung dengan Sosialisasi UU lahan pertanian pangan berkelanjutan yang ditindaklanjuti dengan Perda no 10 tahun 2012 tentang Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
14. Terobosan lain adalah Integrated Farming (IF) yaitu upaya pengelolaanusahatani secara terpadu untuk mengusahakan produksi yang efisien , menguntungkan dan ramah lingkungan yang memadukan pertanian tradisional dan pertanian modern dimana potensi sumberdaya lokal digarap dengan secara terpadu dari on-farm sampai off-farm sehingga memberikankan manfaat yang besar bagi petani di lokasi tersebut.
15. SDM yang dimiliki secara kualitas dan kuantitas belum memadai sehingga perlu dilaksanakan pelatihan/ kursus dan pengangkatan petugas teknis, medis dan paramedis.
16. Masih terbatasnya sarana dan prasarana di kantor, UPTD, laboratorium, poskeswan khususnya bangunan, alsintan dan kendaraan transportasi sehingga perlu pengadaan baru.
B. Saran
Berdasarkan uraian dan laporan yang telah disampaikan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait (Pusat dan Daerah) dan kerja sama dengan mitra kerja;
2. Penataan dan pembinaan internal SDM Dinas dalam rangka peningkatan kinerja dan pemenuhan rasio pelayanan;
3. Peningkatan kemampuan dan kinerja SDM Dinas melalui pendidikan, pelatihan, magang dan lainnya;
4. Penerapan transformasi birokrasi, mekanisme reward and punishment dan penumbuhan corporate culture pada SDM Dinas;
(5)
5. Peningkatan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan baik bagi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun petugas di tingkat lapangan. Metode pendidikan dan pelatihan yang ideal adalah perpaduan antara kegiatan pembelajaran di dalam ruangan, di luar ruangan, hingga studi banding ke luar daerah. Selain itu, Pemerintah DIY mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani dan menumbuhkan penyuluh-penyuluh swadaya di perdesaan. 6. Perluasan pilihan minat bagi generasi muda pertanian , antara
lain:
a Pilihan komoditas, khususnya komoditas eksotis dengan bidikan pasar khusus seperti tanaman hias dan produk hortikultura lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
b pilihan sub-sistem usaha, on farm (budidaya), off-farm (non-budidaya berupa pascapanen, pengolahan, dan pemasaran), atau subsistem pendukung, termasuk jasa, perbankan, dan asuransi pertanian.
7. Akses terhadap permodalan. Berbagai skema pembiayaan/skim kredit, baik dari Pemerintah maupun BUMN tidak dapat diimplementasi secara parsial, akan tetapi harus disertai dengan pendampingan dan penguatan kelembagaan petani. Pembinaan petani dilaksanakan dengan basis kelompok (kelompok tani maupun gabungan kelompok tani).
8.
Pengamanan data elektronik melalui pengembangan sistem informasi berbasis IT;9. Peningkatan layanan data dan informasi pertanian;
10. Pemberdayaan petani dalam agribisnis produk unggul pertanian melalui penguatan kelembagaan;
11. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan petani melalui pelatihan, kursus, magang;
12. Pelaksanaan pembinaan dan pendampingan petani dalam menjalankan usaha taninya oleh petugas;
(6)
421 membangun rantai pasokan (suply chain management);
14. Penyediaan dan perbaikan saluran irigasi tersier berupa jaringan irigasi tingkat desa dan jaringan irigasi tingkat usaha tani;
15. Fasilitasi penyediaan benih unggul bersertifikat;
16. Fasilitasi penerapan pupuk berimbang (pupuk an organik maupun organik).
17. Fasilitasi penyediaan alat-alat/mesin pertanian; 18. Pengendalian hama penyakit tanaman/ternak;
19.
Promosi pemasaran produk pertanian di pasar domestik maupun internasional;20. Perlindungan petani melalui regulasi subsidi harga produk; 21. Perlindungan lahan produktif melalui fungsi regulasi dan