Tugas dan Fungsi Laporan Tahun 2016
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
3
goverment, dan social accountability, oleh karena itu paradigma manajemen pembangunan pertanian menempatkan posisi Pemerintah selain sebagai
fasilitator juga sebagai dinamisator, akselerator, regulator, dan stabilisator yang berpihak kepada petani, dengan menempatkan dan meningkatkan
peran petani sebagai subyek pembangunan. Program pembangunan pertanian diarahkan pada pemberdayaan masyarakat tani, sehingga peran
birokrat difokuskan untuk mendorong investasi swasta dan pemberdayaan masyarakat tani agar mampu mendapatkan nilai tambah dan meningkatkan
pendapatanya. Tugas penting yang diemban sektor pertanian antara lain: menjamin
kecukupan pangan bagi masyarakat, menyediakan bahan baku bagi industri terkait, dan meningkatkan pendapatan masyarakat pertanian. Dalam situasi
krisis multidimensional yang sudah berlangsung lebih dari satu dasa warsa melanda negara kita hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda perbaikan
yang signifikan, terlebih lagi dengan munculnya kasus terbongkarnya korupsi tingkat tinggi yang sangat mempengaruhi fluktuasi saham dan masuknya
invenstasi dari luar negeri, kenaikan tarif daya listrik periodik setiap bulan, beberapa hal ini menyebabkan hampir semua kebutuhan sehari-hari hampir
periodik juga mengalami kenaikan harga. Seperti dapat dilihat pada data yang diakumulasi oleh BPS bahwa sektor pertanian telah dapat
menunjukkan kemampuannya dalam mempertahankan diri dari goncangan ekonomi di mana sektor pertanian menjadi katup pengaman bagi berbagai
kerawanan antara lain pada keadaan rawan pangan dan rawan sosial. Dengan keadaan yang demikian itu sektor pertanian merupakan penopang
utama ketahanan pangan nasional yang sanggup memberi kontribusi besar dalam stabilisasi sosial dan politik nasional.
Jika mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas maka perlu dilakukan penyesuaian kebijakan untuk pembangunan pertanian. Oleh
karena itu kebijakan dan program pembangunan pertanian di masa datang perlu disusun menjadi lebih efektif dan efisien agar sasaran teknis yang
berupa peningkatan produksi dan pendapatan petani dapat terwujud.
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
4
Program pemberdayaan masyarakat tani melalui pengembangan usaha kelompok baik dalam bentuk kelompok tani tanaman pangan,
kelompok tani tanaman hortikultura, kelompok tani peternakan, kelompok wnita tani, maupun gapoktan pada subsektor agribisnis dan ketahanan
pangan telah dan sedang difasilitasi secara besar-besaran oleh Pemerintah. Fasilitasi tersebut berwujud BPLM maupun hibah, yaitu antara lain berupa
sarana produksi, permodalan, usaha produksi, usaha pengolahan hasil, pemasaran, supervisi, konsultasi, SLPHT, dan usaha-usaha jasa penunjang
lainnya. Oleh karena itu diharapkan pada kawasan pengembangan dapat tumbuh dan berkembang sistem usaha agribisnis secara terpadu,
berkelanjutan agar tercapai usaha pertanian dari hulu hingga hilir. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, kegiatan yang
dilaksanakan di sektor pertanian mengarah pada optimasi pemanfaatan semua sumberdaya pertanian antara lain: sarana, prasarana, sumber daya
alam, dan sumberdaya manusia. Semua sumber daya yang ada diarahkan pada pencapaian kesejahteraan masyarakat petani melalui peningkatan
pendapatannya dan sedapat mungkin dalam mempertahankan ketahanan pangan nasional.
Pengembangan agribisnis
diharapkan dapat
mempercepat peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan penyerapan angkatan kerja,
dan kenaikan perolehan devisa negara melalui ekspor produk-produk pertanian dan hasil olahan pertanian, sehingga dalam rangka mewujudkan
sasaran teknis berupa peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat tani, sasaran fungsional yang berupa efektivitas dan efisiensi manajemen
pembangunan, swadaya dan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan pertanian, kebijakan dan program pembangunan pertanian
harus disusun secara akurat dan tajam sesuai skala prioritas.
Laporan Tahunan Tahun 2016
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
5