2.3.5. Standar Mutu Produk
P.T Sejati Coconut Industri memiliki dua tipe produk kelapa parut kering desiccated coconut yang dihasilkan dari bahan baku daging kelapa segar yaitu
fine grade dan medium grade. Adapun standar mutu kelapa parut kering pada PT. Sejati Coconut Industri dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Standar Mutu Kelapa Parut Kering
No Kriteria Mutu
Fine Grade Medium Grade
1 Warna
Putih alami Putih alami
2 Granulasi
Mesh no. 10 : 0 Mesh no. 14 : 1 - 10
Mesh no. 16 : 13 - 26 Mesh no. 20 : 34 - 47
Mesh no. 30 : 21 – 33 Mesh no.10 : 2 - 13
Mesh no. 12 : 15 - 32 Mesh no. 14 : 28 - 39
Mesh no. 16 : 16 - 28 Mesh no. 20 : 4 - 18
3 Free Fatty Acid FFA
Maksimal 0,3 Maksimal 0,3
4 PH
6,1 – 6,7 6,1 – 6,8
5 Kadar air
Maksimal 3 Maksimal 3
Sumber: P.T Sejati Coconut Industri
2.3.6. Uraian Proses Produksi
Adapun tahapan proses produksi kelapa parut kering adalah sebagai
berikut:
1. Perendaman
Perendaman merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi kelapa parut kering. Bahan baku daging kelapa segar direndam di dalam bak
yang berisi campuran air, kaporit dan sodium metabisulfite. Tujuan proses ini adalah untuk mensterilkan, memutihkan dan anti jamur pada daging kelapa.
Universitas Sumatera Utara
2. Pencucian
Proses pencucian terdiri dari dua tahap, yaitu: a. Pencucian dengan air dingin
Setelah proses perendaman, daging kelapa dibawa ke bak pencucian yang berisi air dingin yang bersih dengan menggunakan keranjang untuk dicuci
secara manual. Tujuan proses ini adalah untuk membersihkan daging kelapa dari kotoran yang menempel.
b. Pencucian dengan air hangat Daging kelapa dicuci yang sudah bersih dibawa ke mesin pencucian
dengan menggunakan screw conveyor untuk dicuci dengan air panas dengan suhu 70
C. Tujuan proses ini adalah menghilangkan aroma kaporit yang berasal dari proses perendaman.
3. Pemarutan
Setelah proses pencucian, daging kelapa dibawa ke mesin Hammer Mill dengan menggunakan screw conveyor untuk diparut. Tujuan proses ini adalah
mengubah bentuk dan ukuran daging kelapa sehingga berbentuk butiran yang lebih kecil. Kelapa parut yang keluar dari mesin Hammer Mill ditampung
dalam kotak penampungan. Kelapa parut dibawa ke dryer dengan menggunakan troli ke bagian dryer.
4. Pengeringan
Kelapa parut dimasukkan ke dalam dryer untuk dikeringkan dengan suhu 120
C selama lima belas menit. Tujuan proses ini adalah untuk menurunkan
Universitas Sumatera Utara
kadar air kelapa parut. Setelah itu kelapa parut kering dibawa ke bagian pengayakan.
5. Pengayakan Kelapa parut kering dimasukkan ke dalam mesin pengayak. Tujuan proses ini
adalah untuk memisahkan kelapa parut sesuai dengan jenis produk yang diinginkan fine grade dan medium grade. Setelah itu kelapa parut dibawa ke
tabung penampungan pada bagian packing dengan menggunakan mesin penghisap.
6. Pengemasan Kelapa parut kering yang sudah ada di dalam tabung penampungan
dimasukkan ke dalam sak kemasan. Kemudian plastik kemasan bagian dalam divakumkan dengan mesin vacuum packager dan ditutup dengan alat sealer
sedangkan kertas sak dijahit dengan mesin penjahit kemasan.
2.3.7. Mesin dan Peralatan
Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh P.T Sejati Coconut Industri untuk melakukan proses produksi dapat dilihat pada Lampiran-2.
2.3.8. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk kelancaran dalam melakukan proses produksi pada lantai produksi. Adapun fasilitas
pendukung yang digunakan pada P.T Sejati Coconut Industri adalah arus listrik dan air.
Universitas Sumatera Utara
Sumber arus listrik PLN merupakan sumber utama yang digunakan dalam kegiatan proses produksi, penerangan area kerja dan kantor dengan daya 600
KVA. Sedangkan arus listrik yang dibangkitkan oleh generator berfungsi untuk cadangan jika listrik dari PLN mengalami gangguan. Mesin generator yang
dimiliki perusahaan adalah merk DONGWA dengan tipe DW7000DX dan mempunyai daya 690 KW yang memiliki dimensi 680 x 510 x 590 mm.
Sumber air yang digunakan dalam kegiatan proses produksi dan kebutuhan lainnya berasal dari sumur bor yang dimiliki P.T Sejati Coconut Industri.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Definisi Perawatan Maintenance
Perawatan adalah fungsi yang memonitor dan memelihara fasilitas pabrik, peralatan, dan fasilitas kerja dengan merancang, mengatur, menangani, dan
memeriksa pekerjaan untuk menjamin fungsi dari unit selama waktu operasi uptime dan meminimisasi selang waktu berhenti downtime yang diakibatkan
oleh adanya kerusakan maupun perbaikan.
1
Beberapa pengertian perawatan maintenance menurut ahli : 1.
Menurut Corder 1988, perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk
memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima. 2.
Menurut Assauri 1993, perawatan diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian atau
penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang sesuai dengan yang direncanakan.
3.2. Strategi Perawatan
Selama beberapa dekade terakhir, para peneliti akademis dan praktisi dari beberapa perusahaan industri mengembangkan beberapa aturan dan teknik dalam
merencanakan dan mengatur kegiatan perawatan di dalam sistem produksi.
1
R. Manzini, et al. Maintenance for Industrial Systems London : Springer, 2010, p. 65
Universitas Sumatera Utara