Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal hubungan antar pribadi yang saling
menghargai Penekanan hanya pada penyelesaian
tugas
i. Pengelolan Kelas Cooperative Learning
Menurut Lie 2008: 38-53 ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model cooperative learning, yaitu :
1 Pengelompokkan Demi kemudahan, guru sering membagi siswa dalam kelompok-kelompok
homogen berdasarkan prestasi belajar mereka. Praktik ini di kenal dengan ability grouping dan telah banyak disoroti oleh para pakar dan peneliti dewasa ini.
Ability grouping adalah praktik memasukkan beberapa siswa dengan kemampuan yang sama. Pengelompokkan homogen seperti ini mempunyai banyak
dampak negatif , antara lain : a Praktik ini jelas bertentangan dengan misi pendidikan,
pemgelompokkan berdasarkan kemampuan yng sama dengan pemberin cap atau label pada tiap-tiap peserdik. Label ini biasa
menjadi vonis yang terlalu dini, terutama bgi peserdik yang dimasukkan dalm kelompok kurang mampu.
Menurut Scott Gordon dalam bukunya History and Philisophy of social Science 1991, pada dasarnya manusia senang berkumpul dengan yang sepadan
dan membuat jarak dengan yang berbeda. Namun, pengelompokan dengan orang lain yang sepadan dan serupa ini bias menghilangkan kesempatan anggota
kelompok untuk memperluas dan memperkaya diri, karena dalam kelompok homogen tidak terdpat banyak perbedaan yang biasa mengasah proses berpikir,
berorganisasi, berargumentasi, dan berkembang. Pengelompokan heterogenitas kemacamragaman merupakan ciri-ciri yang
menonjol dalam metode pembelajaran kooperatif learning. Secara umum, kelompok heterogen disukai para guru yang telah memakai
metode pembelajaran Cooperatif Learning karena beberapa alasan :
a Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung.
b Kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antara etnik dan gender. c Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan
adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang.
Jumlah anggota dalam satu kelompok bervariasi mulai dari 2 sampai dengan 5 orang menurut kesukaan guru dan kepentingan tugas. Tentu saja, masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan Kekurangan Variasi Kelompok dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Variasi Kelompok
VARIASI KELOMPOK
KELEBIHAN KEKURANGAN
Kelompok Berpasangan
• Meningkatkan partisipasi • Cocok untuk tugas
sederhna • Lebih banyak kesempatan
untuk kontribusi masing- masing anggota kelompok
• Interaksi lebih mudah • Lebih mudah dan cepat
membentuknya • Banyak kelompok yng
akan melapor dan dimonitor
• Lebih sedikit ide yang muncul
• Jika ada perselisihan, tidak ada penengah
Kelompok Beritiga
• Jumlah ganjil ada penengah
• Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-
masing nggota kelompok • Interaksi lebih mudah
• Banyak kelompok yamg akan melapor dan
dimonitor • Lebih sedikit ide yang
muncul • Lebih mudah dan cepat
membentuknya Kelompok
Berempat • Mudah dipecah menjadi
berpasangan • Lebih banyak ide muncul
• Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan
• Guru mudah memonitor • Butuh banyak waktu
• Butuh sosialisasi yang lebih banyak
• Jumlah genap sulit untuk pemgambilan
suara • Kurang kesempatan
untuk kontribusi individual
• Siswa lebih mudah melepaskan diri dari
keterlibatan dan tidak memperhatikan
Kelompok Berlima
• Jumlah ganjil memudahkan proses
pengambilan suara • Lebih banyak ide yang
muncul • Lebih banyak tugas yang
dilakukan • Guru mudah memonitor
kontribusi • Membutuhkan lebih
banyak waktu • Membutuhkan
sosialisasi yang lebih baik
• Siswa lebih mudah melepaskan diri dari
keterlibatan dan tidak memperhatikan
• Kurang kesempatan untuk individu
2 Semangat gotong royong Dalam proses pembelajaran ini, agar berjalan secara efektif maka
semua anggota kelompok hendaknya mempunyai semangat gotong roying yaitu dengan cara membina niat dan semangat dalam bekerja sama yaitu
dengan beberapa cara : a Kesamaan kelompok
Kelompok akan merasa bersatu apabila diantara anggota kelompok menyadari kesamaan, bukan berarti harus menyeragamkan semua
keinginan, minat serta kemampuannya akan tetapi persamaan merupakan suatu keunikan dalam kelompok tersebut.
b Identitas kelompok Berdasarkan kesamaan mereka, kelompok bisa merundingkan nama
yang tepat untuk kelompok mereka c Sapaan dan sorak kelompok
Untuk lebih mempererat hubungan dalam kelompok, siswa bisa menciptakan sapaaan dan sorak khas kelompok.
3 Penataan ruang kelas
Dalam metode pembelajaran cooperatif learning penataan ruang kelas perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Bangku ditata sedemikian rupa
sehingga semua siswa dapat melihat gurupapan tulis dengan jelas. Serta siswa merasa nyaman duduk dalam kelompoknya.
Ada beberapa model penataan bangku yang dapat dipakai : a Meja tapal kuda: siswa berkelompok di ujung meja
b Meja panjang: siswa bekelompok diujung meja c Penataan tapal kuda: siswa dalam satu kelompok ditempatkan
berdekatan. d Meja laboratorium:
- tugas individu, dan - tugas kelompok dengan membalikkan kursi.
e Meja kelompok; siswa dalam satu kelompok ditempatka berdekatan
f Klasikal: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan g Meja berbaris: dua kelompok duduk berbagi satu meja
h Bangku individu dengan meja tulisnya: penataan terbalik. Gambar model penataan bangku atau penataan ruang kelas dapat dilihat
pada gambar 1 berikuti ini:
Gambar 1: Penataan Ruang Kelas Lie: 2008
7. Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing