Sepuluh Syarat Sempurna Berkhalwat

commit to user 125 kemudian makin lama makin cepat. Zikir ini disebut zikir nafi itsbat dikarenakan pegamalanya diucapkan dengan lisan secara nyata, baik zikir bersama-sama atau sendirian. Apabila salik tidak bisa melakukan zikir ini secara konsisten atau dapat disimpulkan salik tidak bisa menjaga lidahnya, maka batalah khalwat salik tersebut. Sebagai penebus kesalahan tersebut maka salik diwajibkan mengadakan sedekah berupa kenduri kepada syekh dan orang lain disekitarnya. Apabila tidak sanggup untuk bersedekah, maka salik harus menjalankan persyaratan dari awal seperti yang di syaratkan oleh gurunya. Berikut kutipan yang mengemukakan hal tersebut Dan lagi syarat-syarat [b.r] berkhalwat itu tiada berkata-kata akan kata yang lain daripada lā ilāha illa `l -lahu dan jikalau telanjur akan lidah pada kata dunia maka yaitu batal khalwat itu. Jika ada kuasa bertampil ia dengan sedekah kepada syekh dan kepada orang yang lain dan kenduri. Dan jikalau tiada kuasa bertempil maka yaitu berkhalwat seperti syarat yang dahulu pada syekh. RM: 11.

6. Sepuluh Syarat Sempurna Berkhalwat

Dalam berkhalwat, salik selain dibimbing seorang mursyid harus mematuhi segala aturan tarekat. Antara lain adalah sepuluh perkara agar dalam berkhalwat mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mendekatkan diri pada Allah semata. Sepuluh perkara tersebut ialah 1. Seorang salik dilarang makan dan minum secara berlebihan kekenyangan. 2. Seorang salik tidak boleh makan yang enak dan sedap. 3. Tidak boleh memakan buah-buahan. Kutipan dalam teks RM adalah sebagai berikut Pertama tiada memakan kenyang-kenyang dan meminum air. commit to user 126 Kedua tiada memakan yang sedap-sedap yakni mengingat- ingat. Ketiga tiada memakan buah-buahan yaitu yang m.q.m.m.y.s tiada memakan akan dia. RM: 12 4. Senantiasa puasa daud, yaitu sehari puasa dan sehari berbuka. 5. Mengingat Allah dengan berzikir lā illāha illallāh dan bersikap syuhūd benar-benar memberikan kesaksian terhadap keesaan Allah SWT. 6. Ibadah salat jum at tidak diwajibkan pada orang yang berkhalwat, ibadah yang dilkukan adalah sembahyang lima waktu dan sembahyang sunah wudhū‟. Kutipan dalam teks RM adalah sebagai berikut Keempat tiada memakan dua kali sehari semalam. Maka yaitu memakan segala itu setengah mud-mud pada sehari semalam yaitu segala makanan dan yang terlebih baik daripadanya puasa pada siang selang dua hari yakni puasa daud akan namanya. Dan apabila memakan pada masa puasa itu segala jua akan memakan dan waktu makan itu berulang kali karena syarat segala memakan. Dan jikalau kuasa itu tiada maka jua memakan tiga kali itu dengan segala makanan itu. Kelima tiada berkata berkata-kata dunia pada ketika berkhalwat melainkan lā illāha illallāh. Dan syuhūd dirinya itu dengan hati Allah. Allah yaitu dengan memandang kepada dzat yakni ingat-ingat dalam hati tiada berpaling akan hati itu kepada syai yang lain daripada dzat Allah. Hanya dzatnya kumenghadapakan anggotaku. Keenamtiada berkhjalan pada ketika itu dan jikalau ke masjid sekalipun tiada berjalan karena masa ini tiada wajib akan sembahyang jum at pada orang yang berkhalwat karena nabi shala `lāhu ‘alaihi wa sallam berkhalwat di jabal nur empat puluh hari masa ini tiada berbuat yang lain akan sembahyang. Dan sekalian yang lain tiada berbuat ia melainkan sembahyang lima waktu dan sembahyang sunnah wudhū’ dan yang lain dari itu maka yaitu haram jua. RM: 13 7. Menghindari keramaian kota untuk tafakur pada Allah SWT. Fuad Said berpendapat bahwa apabila keluar dari tempat hendaklah selubungi tubuhya, supaya jangan terkena panas matahari dan tiupan angin, karena dapat menyebabkan penyakit 1996: 91. commit to user 127 8. Tidak mencampur kepercayaan hati I‟tikad dari tarekat sufi ini ke paham yang lain. Dijelaskan, bahwa tarekat sufi dimisalkan seperti bayang-bayang matahari diatas air. 9. Kefanaan dapat dicapai apabila salik mengikuti jalan Allah dan Rasul Muhammad. 10. Sampai akhir hayatnya, seorang salik harus selalu bersuluk, memahami hakikat hidup dengan jalan makrifat pada Allah Swt. Berikut kutipan yang mengemukakan hal tersebut Ketujuh tiada melihat akan orang yang banyak-banyak atau orang tiada sekota dengan dirinya dan apabila berjalan kepada tempat hambanya itu disilubung akan dirinya itu dengan Kedelapan tiada memindah I’tikad seperti yang lain [dari] daripada tarekat ini. Yakni tiada bercampur tarekat dengan karena tarekat sufi itu lain dari pada fuqahā. Dan fuqahā itu lain daripada perbuatan sufi yaitu tiada bercampur sama-samanya dua perbuatan karena tarekat fuqahā itu misalnya persuruhan Tuhannya. Dan tarekat sufi itu mi[t]salnyaitu seperti bayang-bayang matahari di dalam air itulah seperti matahari. kelakuan bayang-bayangnya itulah tarekat sufi karena itu tiada bercampur dengan yang lain. Kesembilan tiada di qashd mengikut akan Tuhan dan akan Rasu lu `l- Lāh melainkan yang berbuat dia iatah Allah ta ala dan selama belum fana maka yaitu salik itu jatuh melihat akan dirinya karena salik itu adam pada wujudnya itu. Kesepuluh syarat sempurna khalwat itu tiada bercerai dengan suluknya itu yaitu selama hidup dalam dunia ini itu suluknya semasa-[se]masa. Seorang salik dalam tarekat sufi harus senantiasa memikirkan tafkiri kehidupan akhiratnya. Hal ini dapat dijabarkan bahwa seorang sufi harus benar- benar meninggalkan nafsu duniawinya. Kesemuanya adalah sepuluh sempurna khalwat, apabila dilanggar maka batallah suluknya dan ia akan kembali pada martabat awam. commit to user 128

7. Syarat Sempurna Suluk