commit to user 95
Salawat kepada Nabi Muhammad saw, doa kepada keluarga dan sahabatnya B1. Motivasi penulisan
Penulis teks RM memiliki motivasi ingin memberikan dorongan bagi orang awam untuk mempelajari tarekat syattariyah.
b. Isi
Isi terdiri dari hal-hal sebagai berikut A2.Syarat menjalani tarekat
Seorang salik orang yang menjalani suluk apabila ingin menjalani tarekat, adalah dengan menjalani khalwat dan disertai pula sifat zuhud
harus dimiliki pada diri seorang salik. B2. Syarat seseorang dalam menjalani khalwat
Khalwat merupakan rangkaian persyaratan dalam menjalani tasawuf. Khalwat adalah mengasingkan diri untuk bertapa dan beribadah
kepada Allah SWT. Ada empat syarat yang harus dipenuhi seorang salik untuk berkhalwat, yaitu
a. Selalu melayani gurunya setiap kali ingin beribadah kepada Allah
seperti menyediakan air untuk berwudu. b.
Bertobat kepada Allah SWT c.
Shalat sunah istikharah dan shalat sunah khalwat. d.
Niat yang sejati dan
syuhud
harus dimiliki seorang salik dalam menjalani khalwat.
C2. Uraian tentang sifat Allah, sifat seorang salik, dan penjelasan mengenai tarekat syattariyah.
a. Bahwa Allah merupakan wujud yang mutlak. Dengan kekuasaanya Ia
commit to user 96
dapat membuka tabir ghaib. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan mengenai larangan bagi salik ketika menjalankan suluk yaitu dilarang
memikirkan kehidupan didunia karena akherat merupakan tujuan hidup yang sebenarnya.
b. A’yan
tsābitah
, m
erupakan sebutan dalam dunia tasawuf untuk menamakan seseorang yang mengejewantahkan sifat Allah dalam
dirinya. c.
Hakikat mahkluk dalam menjalani kehidupan tasawuf harus menyakini keberadaan Allah dengan bersyahadat, salat, puasa, zakat, dan naik
haji. Perumpamaan syahadat dalam tarekat Syattariyah diibaratkan pada anggota tubuh manusia. Tubuh dari manusia merupakan ibarat
dari syahadat, sedang iman pada hati, tauhid pada nyawa, dan makrifat pada kaki manusia.
d. Setiap tarekat memiliki permisalan tersendiri tentang sifat Allah, hal
ini juga dimiliki oleh tarekat Syattariyah, Wujud Allah dimisalkan dalam insan manusia yang tampak secara maknawiyah. Ada enam
nur
cahaya sifat Allah yang diibaratkan pada insan manusia, yaitu nur
hayun
hiduppada ruh, nur „alam pada hati, nur murid pada
fuad
akal, nur qādir pada tubuh, nur samī’ pada telinga, nur bashīr pada
mata, dan
mutakalim
pada lidah. Kuasa Allah pada manusia yang disebut
tsābitah menjadikan insan senantiasa ingat pada Allah. e.
Syarat salik dalam berbaiat terhadap gurunya ketika berdoa harus menghadap kiblat sebelum berdoa kepada Allah, terlebih dahulu
membayangkan rupa syekh atau guru yang membimbingnya dalam
commit to user 97
berkhalwat. Diceritakan dalam teks ini bagaimana Nabi Muhammad dan Syaidina Abu Bakar berkhalwat di gua Jabal Nur selama empat
puluh hari. f.
Selain di atas, syarat berkhalwat adalah senantiasa berzikir kepada Allah dengan kalimat
lā ilāha illa `l
-lahu.
D2. Syarat sempurnanya berkhalwat dan bersuluk a.
Sepuluh syarat sempurna berkhalwat adalah: 1
Seorang salik dilarang makan dan minum secara berlebihan kekenyangan.
2 Seorang salik tidak boleh makan yang enak dan sedap.
3 Tidak boleh memakan buah-buahan.
4 Senantiasa puasa daud, yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
5 Mengingat Allah dengan berdzikir lā illāha illallāh dan bersikap
syuhūd benar-benar memberikan kesaksian terhadap keesaan Allah SWT.
6 Ibadah shalat jum at tidak diwajibkan pada orang yang berkhalwat,
ibadah yang dilkukan adalah sembahyang lima waktu dan sembahyang sunah
wudhū’. 7
Menghindari keramaian kota atau mengasingkan diri untuk tafakur pada Allah SWT.
8 Tidak mencampur kepercayaan hati I’tikad dari tarekat sufi ini ke
paham yang lain. Dijelaskan, bahwa tarekat sufi dimisalkan seperti bayang-bayang matahari diatas air.
commit to user 98
9 Kefanaan dapat dicapai apabila salik mengikuti jalan Allah dan
Rasul Muhammad. 10
Sampai akhir hayatnya, seorang salik harus selalu bersuluk,memahami hakikat hidup dengan jalan makrifat pada
Allah SWT. b.
Tiga syarat sempurna bersuluk yaitu: 1.
Pertama zuhud yaitu mengekang akan nafsu dunia yang biasanya dihiasi kenikmatan semu.
2. syuhūd, berati selalu mengingat keberadan Allah dimanapun
berada. 3.
Selalu berzikir pada Allah dan senantiasa berpikir
tafkiri
akan kehidupan akhirat kelak.
c. Penutup