commit to user 54
Berdasarkan studi katalog penulis menemukan adanya judul teks yang mirip dengan teks RM, yaitu
Kitabul Al M
aj’mu dalam
Katalog Koleksi Naskah Melayu
Amir Sutarga dengan kode ML.225. Deskripsi yang tercantum di dalam katalog
mengenai teks
Kitabul Al M
aj’mu disebutkan bahwa teks tersebut berisi tentang ajaran agama Islam yang difokuskan pada akidah dan syariat.
Selain itu, isi dari teks
Al-
Kitabul Al Maj’mu lebih menekankan pada keimanan. Apabila dilihat dari jumlah halamannya naskah ini terdiri dua puluh delapan halaman dengan tidak ada nama
pengarangnya. Dibandingkan dengan naskah
Al
-
Kitabul Al-Maj
’mu, naskah Risālah Majmu’
,
memiliki jumlah halaman yang lebih sedikit yaitu enam belas halaman dan lebih mengedepankan permasalahan tentang tata cara masuk dalam tarekat
Syattariyah
.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa naskah
Kitabul Al M
aj’mu berbeda dengan naskah
Risālah Majmu’. Maka, naskah yang dipakai oleh penulis adalah naskah RM yang menjadi koleksi Perpustakaan Negeri Banda Aceh.
B. Deskripsi Naskah
Tahap selanjutnya yang harus dilalui setelah inventarisasi naskah adalah deskripsi naskah. Deskripsi naskah menguraikan hal-hal mengenai isi naskah dan pokok-pokok
isi naskah secara terperinci untuk mengetahui keadaan naskah dan sejauh mana isi naskah tersebut. Sholeh Dasuki 1992:30 berpendapat bahwa deskripsi naskah
adalah uraian terperinci mengenai seluk beluk naskah. Tujuan dari deskripsi naskah
commit to user 55
adalah untuk menjelaskan kepada pembaca agar memiliki gambaran tentang naskah yang diteliti.
Deskripsi naskah antara lain menyangkut informasi atau data mengenai 1 judul naskah, 2 nomor dan tempat penyimpanan naskah, 3 asal dan keadaan naskah, 4
ukuran dan tebal naskah, 5 huruf, aksara, tulisan, dan jumlah baris tiap halaman naskah, 6 cara penulisan, 7 bahan dan bahasa naskah, 8 bentuk teks dan umur
naskah, 9 identitas pengarang atau penyalin dan fungsi sosial teks. Berikut disajikan deskripsi naskah RM sebagai berikut.
1. Judul naskah
Teks RM merupakan salah satu beberapa teks yang terdapat dalam naskah
Aneka Karangan
. Dalam deskripsi yang dicantumkan pada situs http:acehms.dl.unileipzig.dereceiveNegeriMSBook_islamhs_00000294,
Disebutkan bahwa teks ini berjudul RM. Pemberian judul teks ini juga didasarkan pada bagian penutup yang terdapat pada akhir teks. Keterangan
judul teks pada bagian penutup atau bagian akhit teks jika ditransliterasikan berbunyi sebagai berikut.
“Dan haram
takris
kepada perbuatan syaithan melainkan
takris
kepada perbuatan Tuhan itulah wajib memuat akan dia seperti kata nabi kita
Muhammad pada Syaidina Abu bakar dan Syekh Juned itu berbuat seperti kata nabi
shala `lāhu ‘alaihi wa sallam.Tammat. Kitab yang bernama Risālah Majmu’”. RM:16
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa teks yang digunakan dalam penelitian ini berjudul
Risālah Majmu’.
commit to user 56
2. Nomor dan tempat penyimpanan naskah
RM bernomor naskah 07_00006 dan tersimpan sebagai salah satu koleksi
naskah Melayu yang tersimpan di Perpustakaan Banda Aceh yang terletak di Jalan Sultan Alaidin Mahmud Syah
Nomor 12 Kecamatan Baiturahman Banda Aceh 2324.
3. Asal dan keadaan naskah
Di dalam teks RM tidak terdapat keterangan yang menyatakan tentang asal naskah. Keadaan teks RM masih utuh dan lengkap, artinya tidak terdapat
lembaran-lembaran yang hilang atau rusak. Tulisan masih sangat jelas terbaca, ditulis dengan menggunakantinta warna hittam dan merah. Naskah yang
memuat teks RM merupakan naskah yang sudah dijilid. Penjilidan masih dalam keadaan baik dan dijilid dengan menggunakan kertas, kanvas, dan
benang. Tabel 1
Keadaan Naskah RM No Halaman
Keadaan 1
2 2
4 Terdapat penulisan halaman 18r pada pias pojok atas bagian
kiri teks. Terdapat penulisan halaman 19r pada pias pojok atas bagian
kiri teks.
commit to user 57
3
4
6
7
8
9.
10
11 6
7
8
9
10
12
14
18 Terdapat penulisan halaman 20r pada pias pojok atas bagian
kiri teks.Selain itu terdapat catatan tambahan yang terdapat pada pias kiri teks dan pias bawah teks.
Terdapat catatan tambahan yang terdapat pada pias kanan teks dan pias bawah teks.
Terdapat catatan tambahan yang terdapat pada pias atas, pias kiri dan pias bawah teks.
Terdapat catatan tambahan yang terdapat pada pias atas, pias kiri, pias kanan dan pias bawah teks.
Terdapat penulisan halaman 22r pada pias pojok atas bagian kanan teks.Selain itu terdapat catatan tambahan yang terdapat
pada pias kiri atas, pias kiri, dan pias bawah teks. Terdapat penulisan halaman 23r pada pias pojok atas bagian
kiri teks. Terdapat penulisan halaman 24r pada pias pojok atas bagian
kiri teks. Terdapat penulisan halaman 25r pada pias pojok atas bagian
kiri teks.
commit to user 58
4. Ukuran dan tebal naskah
a Ukuran lembaran naskah
p x l : 16.8 x 11.3 cm b
Ukuran lembaran teks p x l : 13.5 x 8.3 cm
Naskah RM berjumlah 16 halaman dari naskah Aneka Karangan yang secara keseluruhan berjumlah 76 halaman. Teks RM ini dalam naskah
Aneka Karangan
terdapat pada halaman 18 sampai dengan halaman 25. Dalam teks RM ini tidak terdapat halaman yang kurang atau kosong.
5. Huruf, aksara, tulisan, dan jumlah baris pada setiap halaman naskah
a. Jenis tulisan
Jenis tulisan yang dipakai adalah Arab Melayu
JawiPegon
. b.
Ukuran huruf Ukuran huruf yang dipakai pada teks RM relatif berukuran sedang.
c. Bentuk huruf
Bentuk huruf yang dipakai pada teks RM memakai bentuk tegak lurus
perpendicular
. d.
Keadaan tulisan Keadaan tulisan pada teks RM masih cukup baik dan jelas untuk
dibaca. Dalam teks RM juga terdapat beberapa tulisan yang dicoret oleh pengarang karena salah tulis.
commit to user 59
e. Jarak antar huruf dan Goresan pena
Jarak antar huruf pada teks RM tergolong renggang, sehingga mudah untuk dibaca. Goresan pena dalam teks RM terlihat tebal.
f. Warna tinta
Warna tinta yang digunakan pada teks RM adalah tinta warna hitam dan merah. Tinta merah hanya digunakan pada istilah dalam bahasa
Arab dan kata tumpuan, selebihnya kata-kata yang lain menggunakan tinta warna hitam. Jumlah baris yang terdapat pada setiap halaman teks
RM adalah 15 baris, kecuali pada halaman terakhir naskah yang hanya berjumlah 12 baris.
g. Pemakaian tanda baca
Penulis tidak menemukan tanda baca standar seperti tanda titik ataupun tanda koma dalam teks RM. Di dalam teks terdapat kata-kata
tumpuan yang berfungsi sebagai pembatas antarkalimat dan antaralenia, misalnya kata adapun dan bermula.
6. Cara penulisan
a. Penempatan tulisan pada lembar naskah
Cara penulisan pada lembar naskah RM yaitu teks yang ditulis dari arah kanan ke kiri, cara seperti ini mengikuti cara penulisan huruf
Arab. Penulisan teks pada huruf pada lembaran naskah secara bolak- balik. Kedua sisi halaman pada setiap lembar naskah ditulisi semua.
commit to user 60
b. Pengaturan ruang tulisan
Pengaturan ruang tulisan pada naskah RM termasuk secara bebas, tidak ada pembatas, misalnya garis yang mengatur ruang tulisan.
c. Penomoran naskah
Penomoran naskah tidak ada. Penomoran dengan angka Arab dibuat oleh pembaca dengan menggunakan pensil arang yang ditulis di pojok
kiri atas. 7.
Bahan dan bahasa pada naskah Bahan naskah adalah kertas. Hal ini sesuai dengan deskripsi naskah RM dari
Perpustakaan Banda Aceh, yang dapat diunduh melalui
url statis
http:acehms.dl.unileipzig.dereceiveNegeriMSBook_islamhs_00000294.Ba hasa naskah yang digunakan dalam teks RM adalah bahasa Melayu. Di dalam
teks terdapat beberapa istilah Arab, misalnya
shalla `l-
lāhu ‘alaihi wa sallam. 8.
Bentuk teks dan umur naskah Bentuk teks yang digunakan pada teks RM adalah bentuk prosa. Umur naskah
RM tidak diketahui secara pasti, hal ini didasarkan pada tidak adanya keterangan umur naskah di dalam teks RM.
9. Identitas penyusun teks, nama, penyalin, dan fungsi sosial teks
Baik dari dalam naskah
interne evidentie
maupun dari luar naskah
eksterne evidentie
tidak diperoleh keterangan tentang identitas pengarang atau penyalin. Hal ini sejalan dengan sifat karya sastra melayu lama yang
commit to user 61
umumnya anonim. Fungsi sosial teks RM adalah sebagai sarana dakwah agama Islam dengan memperkenalkan tasawuf tarekat syattariah.
C.Ikhtisar Isi Teks
Gambaran isi teks RM secara menyeluruh dipaparkan dalam ikhtisar isi teks RM berikut.
Penulisan teks Risālah Majmu’ mula-mula diawali
Bismi `l-
āhira
h
māni `r
- Rah
īm
,
kemudian dilanjutkan dengan puji-pujian kepada Allah SWT dan salawat kepada Nabi Muhammad saw. Pembahasan selanjutnya lebih dititikberatkan pada
persyaratan seseorang untuk menjalani tarekat Syattariyah. Syarat seseorang dalam bertarekat tersebut adalah khalwat, suluk, dan zuhud. Pendapat Asmaran tentang
zuhud adalah mengurangi keinginan terhadapa kehidupan duniawi, karena kehidupan ini, di sini bersifat sementara dan apabila manusia tergoda olehnya, ia akan jauh dari
Tuhannya 2002:117. Seorang salik sebutan seseorang ketika menjalankan suluk diharuskan memiliki sikap zuhud terhadap dunia hal.1.
Khalwat memiliki pengertian cara seseorang bertafakur dan beribadah kepada Tuhan dengan jalan pengasingan diri KBBI edisi II, 1995:497. Di dalam teks RM
dijelaskan adanya syarat seseorang salik dalam berkhalwat. Untuk syarat yang pertama adalah mendahulukan gurunya untuk berwudu dan bersembahyang. Posisi
guru dalam lingkaran tasawuf memilki peranan sangat penting. Aboebakar atjeh berpendapat bahwa seorang syekh atau guru tidaklah dapat dipangku oleh sembarang
commit to user 62
orang, meskipun ia mempunyai lengkap pengetahuannya tentang sesuatu tarekat, tetapi yang terpenting adalah ia harus mempunyai kebersihan rohani dan kehidupan
batin yang murni 1990:79. Syarat yang kedua yang harus dilakukan oleh salik adalah dengan bertobat kepada Allah atas segala dosa yang dilakukan. Setelah itu,
syarat ketiga adalah bersembahyang dua rekaat sunah khalwat dan sunah istikharah. Syarat terakhir adalah dengan kesaksian yaitu dengan niat yang sungguh-sungguh
syuhūd. Setelah itu di wajibkan juga bagi salik agar senantiasa berzikir setiap siang dan malam dengan kalimat tahlil hal.2-4.
Teks RM juga menjelaskan bahwa dunia merupakan ladang ibadah bagi seseorang yang menginginkan kehidupan yang mulia di akherat. Dapat dikatakan
bahwa akhirat haram isinya bagi orang yang mengejar kehidupan dunia. Hal ini sesuai dengan Hadist Qudsi: “
addunya h
arāmun ‘ala `l
-akhirati wa `l-ahi ratu h
arāmun ‘alā ahli `d
-
dunyā wahumā
h
arāma ni ‘alā ahli `l
-
Lahi ta’ala” dunia itu haram isinya orang yang berkehendak akan akhirat dan akhirat itu haram isinya orang
yang berkehendak akan dunia dan keduanya itu haram isinya orang yang berkehendak dzat Allah hal.4-5.
Suluk merupakan jalan salik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga ketika bersuluk pandangan kehidupan salik harus ditujukan untuk
kemuliaan di akhirat. Tidak hanya itu, dalam diri salik harus tertanam sikap senantiasa diawasi oleh Allah SWT. Dinamakan
syai
dikarenakan mahkluk itu tidak memilki kuasa apapun untuk berbuat sesuatu,sehingga kuasa yang diberikan Allah itu
commit to user 63
bernama tsābitah. Allah memberikan perumpamaan bahwa bayang-bayang bagi zat
Allah dinamakan a’yan tsābitah hal.5-6. Lebih lanjut lagi teks ini menerangkan
hubungan antara Tuhan dan mahkluk menurut pandangan Syattariyah. Setelah dijelaskan diatas tentang
a’yan tsābitah maka selanjutnya dijelaskan lagi bahwa a’yan tsābitah adalah rupa ilmu Allah. Sesudah a’yan tsābitah ini menjelma pada
rupa sifat Allah. Kesemuanya itu dapat dimengerti dengan I’tibar pada kehidupan
mahkluk itu sendiri. hal.6-7. Dalam dunia tarekat banyak permisalan untuk menggambarkan tingkat
amalan atau ilmu. Hal ini dapat dilihat pada pengibaratan keterbukaan hati seseorang fi’il, ini ditujukan kepada ridhanya memeluk agama Islam, sedang iman ditujukan
mempercayai asma Allah. Makrifat sebagai salah satu unsur penting dalam tasawuf, diibaratkan sebagai pengenalan zat Allah. Makrifat menurut Asmaran adalah
mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan 2002:104. Kasyaf artinya terbuka dinding antara hamba dengan Tuhannya
Aboebakar, 1985:149. Dalam teks ini ada tiga jalan kasyaf untuk mendekat kepada Allah yaitu dengan hati yang bersih, tafakur akan ilmu Allah, dan cinta pada Allah
melebihi segala cintanya pada mahkluk ciptaan Allah murād hal.7-8
.
Setiap tarekat memiliki permisalan tersendiri tentang sifat Allah, hal ini juga dimiliki oleh
tarekat Syattariyah, Wujud Allah dimisalkan dalam insan manusia yang tampak secara maknawiyah. Ada enam
nur
cahaya sifat Allah yang diibaratkan pada insan manusia, yaitu nur
hayun
hidup pada ruh, nur „alam pada hati, nur murid pada
fuad
commit to user 64
akal, nur qādir pada tubuh, nur samī’ pada telinga, nur bashīr pada mata, dan
mutakalim
pada lidah. Kuasa Allah pada manusia yang disebut tsābitah menjadikan
insan senantiasa ingat pada Allah hal.8-9. Dalam menjalani kehidupan tasawuf, seorang salik harus senantiasa
dibimbing oleh seorang guru. Syarat salik dalam berbaiat terhadap gurunya ketika berdoa harus menghadap kiblat sebelum berdoa kepada Allah, terlebih dahulu
membayangkan rupa syekh atau guru yang membimbingnya dalam berkhalwat hal.9- 10. Diceritakan dalam teks RM, peristiwa khalwatnya Nabi Muhammad dan
Syaidina Abu Bakar berkhalwat di gua Jabal Nur selama empat puluh hari yang menjadi suri tauladan bagi penganut tarekat Syattariyah. hal.10-11. Selain di atas,
syarat berkhalwat adalah senantiasa berzikir kepada Allah dengan kalimat lā ilāha
illa `l-lahu.
Dalam teks ini juga disebutkan sepuluh syarat sempurna berkhalwat adalah 1 Seorang salik dilarang makan dan minum secara berlebihan
kekenyangan; 2 Seorang salik tidak boleh makan yang enak dan sedap; 3Tidak boleh memakan buah-buahan; 4 Senantiasa puasa daud, yaitu sehari puasa dan
sehari berbuka; 5 Mengingat Allah dengan berzikir lā illāha illallāh dan bersikap
syuhūd benar-benar memberikan kesaksian terhadap keesaan Allah SWT; 7 Ibadah shalat jum at tidak diwajibkan pada orang yang berkhalwat, ibadah yang
dilkukan adalah sembahyang lima waktu dan sembahyang sunah wudhū’; 8
Menghindari keramaian kota atau mengasingkan diri untuk tafakur pada Allah SWT; 9 Tidak mencampur kepercayaan hati
I’tikad dari tarekat sufi ini ke paham yang
commit to user 65
lain. Dijelaskan, bahwa tarekat sufi dimisalkan seperti bayang-bayang matahari diatas air; 10 Sampai akhir hayatnya, seorang salik harus selalu bersuluk,memahami
hakikat hidup dengan jalan makrifat pada Allah SWT hal.11.12.13.14.dan 15. Teks RM menjabarkan tiga syarat sempurna bersuluk yaitu: 1 Pertama zuhud
yaitu mengekang akan nafsu dunia yang biasanya dihiasi kenikmatan semu; 2
syuhūd, berati selalu mengingat keberadan Allah dimanapun berada; 3 Selalu berzikir pada Allah dan senantiasa berpikir
tafkiri
akan kehidupan akhirat kelak. Akhir dari teks ini adalah kata Tammat yang menandakan bahwa teks ini selesai
penulisannya dan penyebutan judul teks, yaitu kitab yang bernama Risālah Majmu’.
hal.15-16.
D. Kritik Teks