Struktur Sastra Kitab Analisis Struktur

commit to user 28 28 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra kitab adalah suatu jenis karya sastra yang mengemukakan ajaran Islam, mengemukakan ajaran yang bersumber dari ilmu tasawuf, ilmu fikih, ilmu kalam dan kitab-kitab lain dalam agama Islam. Teks RM dapat dimasukkan ke dalam sastra kitab karena kandungan isi teks tersebut memuat ajaran Islam khususnya ilmu tasawuf.

2. Struktur Sastra Kitab

Suatu karya sastra merupakan suatu kesatuan yang utuh. Ada beberapa unsur pembangun yang terstruktur hingga menjadi suatu karya sastra yang dapat dinikmati. Sastra kitab memiliki struktur berbeda dengan karya sastra pada umumnya. Sulastin Sutrisno Sulastin Sutrisno, 1981:36 dalam menyikapi struktur sebuah karya sastra menyatakan bahwa setiap karya sastra merupakan satu kesatuan yang didukung oleh bagian-bagianya guna membawakan suatu kesan. Sastra kitab sebagai salah satu ragam sastra Islam mempunyai struktur yang berbeda dengan karya sastra Islam lainnya. Selanjutnya Chamamah 1982:152 juga berpendapat bahwa struktur narasi sastra kitab adalah struktu penyajian teks, sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot atau alur. Struktur sastra kitab terbagi dalam empat hal yaitu: 1. Struktur Penceritaan Struktur penceritaan sastra kitab pada umumnya dibagi dalam tiga hal yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Adapun rinciannya sebagai berikut. commit to user 29 29 a. Pendahuluan Pendahuluan dalam sastra kitab siasanya dimulai dengan bacaan Bismillah, dilanjutkan dengan pujian dan salawat kepada Nabi Muhammad saw serta doa kepada para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad saw, motivasi penulis dan judul b. Isi Isi biasanya berupa uraian panjang atau penjelasan mengenai masalah yang menjadi topik dalam naskah tersebut. c. Penutup Bagian penutup atau bagian akhir ini biasanya berupa doa kepada Allah SWT, salawat Nabi dan doa kepada keluarga dan para sahabat Nabi Muhammad hanya saja pada bagian ini ditutup dengan kata tamat atau kata penutup sejenis seperti Wa` l-lhu alam Siti Chamamah Soeratno, 1982:153 2. Gaya Pengisahan Gaya pengisahan dalam sastra kitab dimulai dengan pembukaan. Siti Chamamah Soeratno 1982:160 mengungkapkan bahwa gaya pengisahan di sini adalah cara pandang yang khusus dalam penyampaianya ceritanya, pikiran, serta pendapat-pendapatnya. Setiap karya sastra mempunyai gaya sendiri yang membedakanya dengan gaya tulisan orang lain dengan mengetahui gaya pengisahannya, maka orang akan mudah mengetahui uraian karya sastranya. commit to user 30 30 3. Pusat Pengisahan Sebuah cerita, ajaran disampaikan oleh pencerita atau pembawa ajaran. Orang yang menyampaikan cerita atau ajaran tersebut menjadi pusat atau titik pandang cerita yang menyampaikan cerita atau ajaran kepada orang lain. Atau istilah lainnya Point of viuw Siti Chamamah Soeratno, 1982:172. Rene Wellek 1976:222, dalam Siti Chamamah Soeratno, et.al . 1982:172, menjabarkan bahwa pendapat dapat dituturkan oleh diri si tokoh sendiri sebagai penyampai pikiran atau pendapatnya sendiri, dapat pula disampaikan oleh orang lain. Pengarang dapat secara langsung menjadi pusat penyajian atau disebut sebagai sudut pandang orang pertama. Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti: aku, saya, kami, kita dan semcamnya. Pusat pengisahan yang demikian itu disebut pusat pengisahan metode orang pertama. Pusat pengisahan dapat juga disampaikan orang lain, melalui tokoh yang disebut kata ganti orang ketiga, yakni: ia, dia, mereka ataupun yang semacam itu. Metode pusat pengisahan semacam itu disebut dengan metode orang ketiga omniscient author , pengarang mahatahu, sebab si penyampai pengarang tahu segala-galanya tentang tokoh yang diberikan Siti Chamamah Soeratno, et.al . 1982: 172. Metode orang ketiga ini dibagi dua cara, yakni cara romantik-ironik dan cara objektif Rene Weleek dalam Siti Chamamah Soeratno et.al . 1982:173. Dalam cara Romantik-Ironik ini pengarang sengaja memperbesar peranannya, sebab apa yang disampaikan berupa “kehidupan” dan bukan “seni”. Dalam metode objektif, pengarang membiarkan para tokohnya berbicara dengan berbuat sendiri. commit to user 31 31 4 Gaya Bahasa Gaya bahasa dalam karya sastra merupakan ciri khas tersendiri yang membedakan antara pengarang satu dengan yang lainya. Gaya bahasa dalam sastra kitab memiliki gaya bahasa yang khusus. Siti Chamamah Soeratno berpendapat bahwa “sastra kitab sebagai ragam sastra Islam mempunyai gaya bahasa yang khusus” Siti Chamamah Soeratno,1982:211. Meninjau gaya bahasa seorang pengarang berati meneliti segala permainan bahasanya yang khusus, sejak dari pemilihan kata sampai pada penyusunan kalimat yang menarik pembaca.

3. Tasawuf