commit to user 76
14
ﺹ
shad shs
31
ﭗ
ny 15
ﺽ
dhad dh
32 p
16
ﻁ
tha th
17
ﻅ
zha zh
5. Suntingan Teks
Bismi `l-
āhira
h
māni `r
-Rah
īm
Al-hamdu li 1-
lāhirabbi `l
-
‘ālamīn wa `sh
-
shalātu wa `s
-
salāmu ‘alā rasūiī
`1-lahi shalla `l-
lāhu ‘alaihi wa sallam. Segala puji-pujian bagi Allah yang menunjukkan
1
jalan yang betul kepada jalan Allah yakni dengan
washitah
Nabi kita Muhammad
shala `lāhu ‘alaihi wa sallam.Ketahui olehmu hai salik jalan berbuat tarekat
syattariyah
yang itu dengan
washitah
olehmu syaikh kepada murid tarekat yang diberbuat akan dia
1
.Tertulis
1
commit to user 77
Dan adapun syarat berbuat tarekat ini ialah
2
dengan berkhalwat karena khalwat itu jalan salik dan jalan suluk dan jalan zuhud. Dan zuhud itu memerang
3
akan nafsunya. Dan suluk itu yang berjalan kepada Allah Taala, dan salik itu jalan pada Allah itulah perbuatan salik yakni jalan berkehendak akan salik itu kepada Allah
taala yang muwājibun wujud itulah maqam fana segala salik.
Adapun didalam syarat salik itu dengan memasuk dalam khalwat. Dan syarat masuk dalam khalwat itu empat perkara. Pertama mendahulukan akan masuk
gurunya dengan air sembahyang sunah dua rakaat oleh gurunya itu. Dan tatkala sudah sembahyang oleh syekh itu kemudian daripada sembahyang maka yaitu memuja akan
doa oleh syekhnya itu meminta rahmad daripada Allah taala dan daripada
Rasu lu `l-
Lāh dan pada segala aulia dengan syafaat segala zuhud-zuhud dan segala arif-arif [it]
4
. Itulah sudah diperbuat[an]
5
gurunya dan kemudian masuk muridnya kedalam khalwat serta menghinakan
6
dirinya itu pada Allah taala dan pada syekh dengan merendahkan dirinya pada ketika itu. Dan kedua, syarat itu tobat daripada segala
dosanya yakni menangkal segala perbuatan yang di alam dunia ini karena dunia ini
2
.Tertulis
3
.Tertulis
4
Tertulis
5
Tertulis
6
Tertulis
2
commit to user 78
membawa kepada maksiat itu dan menangkal bagi akhirat. Dan ketiga syarat ketiga masuk khalwat itu dengan bersembahyang sunah istikharah dan sembahyang sunah
khalwat. Dan sembahyang sunah istikharah [i]
7
itu lafalnya niat “ushalliraka’ati
sunata
`
l-istih
arah Lillahi ta ala”
8
artinya” kusembahyangkan sunah istikharah karena Allah ta
ala. Dan dua rakaat kusembahyang khalwat dan lafal niatnya “ushalli raka’ati
sunnata khalwati lillahi ta ala Allahu Akbar
9
artin ya” kusembahyang sunah khalwat
dua rakaat karena Allah taala dan pada sembahyang istkharah itu pada rakaat yang pertama kemudian fatihah daripada fatihah itu memaca
10
ayat qulyāayyuha`l
-
kāfirūn
11
hingga wa liya dīn i
12
. Dan pada rakaat yang kedua kemudian daripada fatihah membaca
qul huwa `l-
lāhu
13
hingga sudahnya. Keempat, syarat masuk dalam khalwat itu dengan niat yang sejati-sejati
14
dengan syuhūd kepada wujud Allah taala dan tiada mengingatlah wujud didirinya
melainkan zat Allah akan kamu syuhūdnya dan jika sudah perintah yang permulaan
dengan
washitah
syekh kepada kita maka yaitu berzikirlah hari dan malam dan tiada
7
Tertulis
8
Tertulis niat Shalat istikharah
9
Tertulis
10
Tertulis
11
Q.S. Al-Kaafiruun: 1
12
Q.S. Al-Kaafiruun : 6
13
Q.S. Al-Ikhlash : 1
14
Tertulis
4 3
commit to user 79
berkata-[ber]kata
15
dalam khalwat dengan kata dunia melainkan dikatanya
l
ā illāha illallāh dengan lidah dan dengan hati ini.
Allah wujud yang muthlak dan tiada merubah-merubah kepada dunia segala- [se]
16
gala dan apabila melihat dunia m.s.k.b.b
17
bunyi sesuai sekalipun maka yaitu dinding
18
dinding Tuhan dengan dunia. Dan apabila majāni dengan akhirat dan akhirat
itu menilik pada ketika suluk karena jadi dinding Tuhan dengan akhirat dan sekalian itu hijab dengan Tuhan firman Allah ta
ala “
addunya h
arāmun ‘ala `l
-akhirati wa `l- ahi ratu h
arāmun ‘alā ahli `d
-
dunyā wahumā
h
arāma ni ‘alā ahli `l
-
Lahi ta’ala
19
”
Katanya bermula dunia itu haram isinya orang yang berkehendak akan akhirat dan akhirat itu haram isinya orang yang berkehendak akan dunia dan
keduanya itu haram isinya orang yang berkehendak zat Allah itulah semata- [se]mata
20
itu haram akan keduanya pada ketika suluk.
15
Tertulis
16
Tertulis
17
Tertulis
18
Tertulis
20
Tertulis
5
commit to user 80
Dan apabila sampai perbuatan suluk maka yaitu salik itu sesudah mati dan jika sesudah mati maka yaitu sudah kiamat. Pada salik dan jika hidupnya akan salik ini
hidupnya pada negeri akhirat dan diberbuat[an]
21
akan akhirat. Dan menilik salik itu seperti pada negeri akherat karena hidupnya seperti hidupnya pada akhirat akan salik
ini. Dan jika memandang akan segala negeri ini maka yaitu pandangan itu kepada perbuatan Tuhan. Ketahui olehmu hai salik, dan jika memandang dengan dua mata
dan dengan mata hatinya maka yaitu pandang perbuatan mahkluk dan itu perbuatan hak Allah taala akan dia karena mahkluk ini tiada kuasa berbuat akan suatu
syāi dinamakanlah
tsābitah kuasa mahkluk kuasa Allah taala karena ku pandang rupa mahkluk itu rupa
a’yān tsābitah. Dan rupa
a’yān tsābitah itu rupa ilmu Allah dan rupa ilmu Allah dan rupa Allah itu rupa sifat
.
Dan rupa sifatitu rupa zat Allah akan dia itulah dengan I’tibar
pada hakikat dengan Syūan zat yakni kelakuan zat akan mahkluk. Dan jika a’yān
tsābitah ilmu akan mahkluk itu rupa ilmu Ku taala yakni rupa yang maklum dalam wujud Allah taala itulah hakikat mahkluk dengan ilmu Allah dan wajib pada mahkluk
itu berjamaah akan diberinya itu dengan syahadat Allah karena syahadat Allah itu
21
Tertulis
6
commit to user 81
m.k.n.ng
22
agama Allah dan sembahyang dan puasa dan naik haji dan memberi zakat itulah Sebenar-sebenar syahadat zat Allah sebenar-sebenar Allah zat aku sebenar-
benar aku sifat Allah y. lain daripada Allah melainkan Allah tammat kalam sifat
Allah “
Haqqu`sy-
syahadati dzātu`l
-lahi haqqu`l-
lahu dzātu anā
h
aqqu anā shifatu`l
-
lahu lā ghai ra ‘inda`l
-
Lāhi Illā `l
-
Lahu” tammatu kalāmi. Soal seorang bertanya syahadat dan syuhud. Jawab yang syahadat itu Tuhan esa yang sebenar-[se]benar,
syahadat itu Muhammad dan yang di syahadati itu
adam
tempat afa’lnya 12 H, “
haqu
syahādat dzātu`l
-lahi wa haqu`l-
lahi dzāt wa
haqqu`sh-shifatu `l-Lahi sifatu`l-lahu
lā ghai ra illa`l
-
lahu” tamat sekalian itu wajib atas syahadat tiada wajib atas mahkluk akan sekalian itu dan apabila wajib mahkluk itu niscaya wajib atas kafir
akan agama dan melainkan yang wajib atas mahkluk itu syahadat Allah. Dan sekalian
syai
yang wajib itu syahadat Allah karena syahadat itu wajib bercampur dengan anggota mahkluk dan Islam dan iman dan tauhid dan makrifat itulah wajib
bercampur dengan syahadat karena Islam itu pada tubuhku dan iman pada hatiku dan tauhid itu pada nyawaku dan makrifat itu pada rahasiaku dan aku pun rahasia pada
kakiku dengan ilmu Allah.
22
Tertulis
7
commit to user 82
Bermula kenyataan fi’il
itu pada Islam dan kenyataanasma Allah itu pada iman dan kenyataan sifat Allah itu pada tauhid dan kenyataan zat Allah itu pada
makrifat Allah itulah Adapun kembali wujud yang
dhahir
kepada wujud yang batin dan kembali wujud yang batin kepada nur Muhammad dan kembali nur Muhammad
kepada a’yan tsābitah dan kembali a’yan tsābitah kepada cahaya Mu dzat mutlak-
mutlak jalan kasyaf kepada haq Taala yaitu dengan himah hati kepada wujud alam nur
syuhūd itulah permaianan jalan salik dengan tafakur kepada yang ma’āni pada Allah Taala dan
murād tafakur itu karena tiada wujud ku melainkan hanya yang ada wujud Allah.
Bermula yang ada wujud Allah pada tubuh yaitu insan itu dengan madhhār
sifat maknawiyah pada tubuh insan yaitu nur
hayun
pada ruh kita dan nur „alam pada hati kita dan nur murid pada
fuad
kita dan nur qādir pada tubuh kita dan nur samī’
pada telinga kita dan nur bashīr pada mata kita dan
mutakalim
pada lidah kita bagaimananya itu tiada wujud ku. Dan tetap
tsābitlah perbuatan kita perbuatan hak ta ala [ak]akan
23
dia “lā fi’lu `l
-laz
ī illa af’ali `l
-
lah” artinya tiada perbuatan mereka itu melainkan hanya perbuatan wujud
24
wujud Allah “lā qudratahum illā qudratu `l
-
23
Tertulis
24
Tertulis
8
9
commit to user 83
lahi”
25
artinya tiada kuasa mereka itu melainkan kuasa Allah ta ala akan dia “lā
ya’rifu `l
-laha illa `l-
lahu”
26
artinya tiada yang mengenal Allah melainkan Allah akan dia dirinya kepada dirinya itu dengan ilmu dirinya itu. Dan nyata wujud Allah
itu pada kelakuan insan ini dengan nama Allah taala. Dan barang siapa yang berkehendak berbuatnya akan tarekat ini maka yaitu mengambil akan dia pada syekh
yang ada martabad daripada syekh taala ini dengan
washitah
pada Allah ta ala. Dan jika mengambil pada syekh itu dengan syaratnya syekh kepada murid.
Dan syarat mengambil itu baiat dan talkin daripada syekh kepada murid petunjuk
27
syekh pada murid dengan yakin seperti baiat akan syekh kepada murid itulah kepada perbuatan tarekat ini kepada murid yang perbuat dengan begini akan
seperti duduk dalam khalwat
wal farqu baina `l-
ma’rifata wa `t
-
tamyīzi inna `l
-
ma’rifata adrāka `l
-qalbi faqath wa `t-
tamyīzi adrāka `l
-qalbi wa `l-
a’dhāi 215 Dan seperti kata syeikh tsabili
rahmahu `l-Lah
atasnya artinya barang siapa mengenal Allah tiada mengata Allah dan barang siapa mengata Allah tiada mengenal Allah
yakni barang siapa mengata lā illāha illallāhu tiada di dalam hatinya
wahdatul
wujud maka yaitu tiada mengenal Allah dan barang siapa senantiasa dalam hatinya
wahdatul
wujud dan tiada mengata lā illāha illallāhu maka yaitulah
‘ārifun bi `l
-
lāhi 12 lā
25
Tertulis
26
Tertulis
27
Tertulis
commit to user 84
ma’būdun ahadun illallāhu orang yang mubtadi lā mathlūbun ahadun illallahu orang yang mutawasith lā maujūdun ahadun illallāhu orang yang
muntahi
itulah padahatinya mubtadi,
mutawāsit, muntahī pada mengata lā illāha illallāhu
28
dengan menghadap
29
akan kiblat yaitu dengan merupa akan rupa syaikh dihadapnya itu. Dan rumah khalwat itu sekedar berdiri dan fana yang sekedar tiadalah dan lentang
sekedar duduk itulah telah berkata nabi kita Muhammad
shalla `l-
Lāhu ‘alaihi wa
sallam
karena nabi nankhalwat di jabal nur empat puluh hari dan malam selama- [se]lamanya
30
itu dan masa nan khalwat tiada memakan akan makanan segala- [se]gala
31
. Dan kemudian sudah daripada berkhalwat maka berkata Abu Bakar pada Nabi
hai ya
Rasu lu `l-
Lāh pada sayidina Abu Bakar hai Abu Bakar kami kehendak bertemu dengan Tuhan dan lagi kehendak melihat Tuhan. Dan sudah kabar nabi itu
maka yaitu meminta Sayidina Abu Bakar pada Nabi ya
Rasu lu `l-
Lāh aku kehendak berkhalwat seperti kata itu betapa tiada kuasa menahan akan makanan hai ya
Rasu lu `l-
Lāh maka jawab
Rasu lu `l-
Lāh itu pada Abu suālun [soa] jika ditanyai orang kita apa arti
awwalu `l-
ladzīna itu jawābun jawab bahwa asal ma’arifat itu beroleh
28
Scolia pias pada halaman 10
29
Tertulis
30
Tertulis
31
Tertulis
10
commit to user 85
membedakan antara
muhdist
dan
qadim
dari karena
h
aqiqāt wājibul wujud itu
qadim ,
mumkinul wujūd itu
muhdist
dan
h
aqiqatwājibul wujud itu qadim maka tiada diberkati keduanya dan tiada berhimpunan keduanya
hum masāīlul mubtadi
32
Abu Bakar, hai Syaidina Abu Bakar memakan pada sehari semalam segala makanan itu ia
memadai dan yang lebih makan pada tiga hari segala makan yaitu segera sampai suluk kepada
maqām
baqa
dan jikalau dua kali memakan sehari semalam maka yaitu binasa juga akan khalwat dan lagi kembali kepada martabat awam akan orang itu dan
lagi maqam
mubtad
ī akan ia.
Dan lagi syarat-syarat [b.r]
33
berkhalwat itu tiada berkata-kata akan kata yang lain daripada
lā ilāha illa `l
-lahu
dan jikalau telanjur akan lidah pada kata dunia maka yaitu batal khalwat itu. Jika ada kuasa bertampil ia dengan sedekah kepada syekh dan
kepada orang yang lain dan kenduri. Dan jikalau tiada kuasa bertempil maka yaitu berkhalwat seperti syarat yang dahulu pada syekh.
Ketahui olehmu hai murid yang berkhalwat kembalilah diberinya itu khalwat ketahui olehmu hai salik syarat sempurna berkhalwat itu itu sepuluh perkara.
Pertamatiada memakan kenyang-kenyang dan meminum air. Kedua tiada memakan
32
Scolia pias pada halaman 12
33
Tertulis
12 11
commit to user 86
yang sedap-sedap yakni mengingat-ingat. Ketiga tiada memakan buah-buahan yaitu
yang m.q.m.m.y.s
34
tiada memakan akan dia. Keempat tiada memakan dua kali sehari semalam. Maka yaitu memakan segala itu setengah mud-mud pada sehari semalam
yaitu segala makanan dan yang terlebih baik daripadanya puasa pada siang selang dua hari yakni puasa daud akan namanya. Dan apabila memakan pada masa puasa itu
segala jua akan memakan dan waktu makan itu berulang kali karena syarat segala memakan. Dan jikalau kuasa itu tiada maka jua memakan tiga kali itu dengan segala
makanan itu. Kelima tiada berkata berkata-kata dunia pada ketika berkhalwat melainkan
lā illāha illallāh. Dan syuhūd dirinya itu dengan hati Allah. Allah yaitu dengan memandang kepada dzat yakni ingat-ingat
35
dalam hati tiada berpaling akan hati itu kepada
syai
yang lain daripada dzat Allah. Hanya zatnya kumenghadap
36
akan anggotaku. Keenamtiada berkhjalan
37
pada ketika itu dan jikalau ke masjid sekalipun tiada berjalan karena masa ini tiada wajib akan sembahyang jum at pada
orang yang berkhalwat karena nabi shala `lāhu ‘alaihi wa sallam berkhalwat di jabal
Nur empat puluh hari masa ini tiada berbuat yang lain akan sembahyang. Dan
34
Tertulis
35
Tertulis
36
Tertulis
37
Tertulis
13
commit to user 87
sekalian yang lain tiada berbuat ia melainkan sembahyang lima waktu dan sembahyang sunnah
wudhū’ dan yang lain dari itu maka yaitu haram jua. Ketujuh tiada melihat akan orang yang banyak-banyak
38
atau orang tiada sekota dengan dirinya dan apabila berjalan kepada tempat hambanya itu di silubung
39
akan dirinya itu dengan
Kedelapan tiada memindah I’tikad seperti yang lain [dari] daripada
40
tarekat ini. Yakni tiada bercampur tarekat dengan karena tarekat sufi itu lain dari pada
fuqahā. Dan fuqahā itu lain daripada perbuatan sufi yaitu tiada bercampur sama- samanya dua perbuatan karena tarekat
f
uqahā itu misalnya persuruhan Tuhannya.
Dan tarekat sufi itu mi[t]salnyaitu seperti bayang-bayang matahari di dalam air itulah seperti matahari. kelakuan bayang-bayangnya itulah tarekat sufi karena itu
tiada bercampur dengan yang lain. Kesembilan tiada di
qashd
mengikut akan Tuhan dan akan
Rasu lu `l-
Lāh melainkan yang berbuat dia iatah
41
Allah taala dan selama belum fana maka yaitu salik itu jatuh melihat akan dirinya karena salik itu
adam
pada
38
Tertulis
39
Tertulis
40
Tertulis
41
Tertulis
14
commit to user 88
wujudnya itu. Kesepuluh syarat sempurna khalwat itu tiada bercerai dengan suluknya itu yaitu selama hidup dalam dunia ini itu suluknya semasa-[se]masa
42
. Dan apabila sampai sekalipun
43
yaitu suluknya jua. Dan apabila hati akan salik itu maka yaitu tiada hati pada hakikat yaitu memindah kepada kata
tafkiri
akhirat serta tuhan ’aza wa jala
44
itulah perintah sempurna khalwat. Dan jika salah satu daripada sepuluh syarat maka yaitu batal berkhalwat dan binasa suluknya itu dan
orang itu kembali kepada martabat awam. Adapun syarat sempurna suluk itu tiga perkara. Pertama zuhud yakni
memerang memerangi
45
akan nafsunya yang ladzat-ladzat
46
. Kedua syuhūd
senantiasa yakni kuat ingat-ingat akan wujud Allah. Ketiga tiada berhenti dzikir Allah selama-lamanya suluk dan jikalau tiada kuasa bersuluk pada
tafkiri
dirinya maka yaitu berjalan pada suatu
tafkiri
kepada suatu
tafkiri
. Dan pada
tafkiri
dan dalam hutan dan puncak gunung itulah
takris
pada hatinya itu wajib berlaku ia kepada
takris
itu yakni tekeras itu adanya dalam wara’i kepada perbuatan ini. Dan haram
42
Tertulis
43
Tertulis
44
Tertulis
45
Tertulis
46
Tertulis
15
16
commit to user 89
takris
kepada perbuatan syaithan melainkan
takris
kepada perbuatan Tuhan itulah wajib m.menurut
47
akan dia seperti kata nabi kita Muhammad pada Syaidina Abu Bakar dan syekh Juned itu berbuat seperti kata Nabi
shala `lāhu ‘alaihi wa
sallam
.Tammat. Kitab yang bernama Risālah Majmu’.
47
Tertulis
commit to user 90
F. Daftar Kata Sukar