Jenis penelitian Bentuk Penelitian Metode Suntingan Teks

commit to user 45 tulisan jelas terbaca dan ditulis dengan menggunakan tinta hitam dan merah sehingga naskah RM masih layak untuk dikaji.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan yang bersangkutan Koentjaraningrat, 1981:1. Penggunaan metode yang tepat dapat memecahkan persoalan dalam memberikan hasil penelitian yang tepat. Dalam bidang filologi penggunaan metode meliputi dua hal yaitu pertama metode suntingan teks dan kedua kajian teks.

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti untuk mengkaji objek penelitian adalah penelitian kualitatif. Edi Subroto menyatakan bahwa “metode penelitian kualitatif merupakan metode pengkajian atau metode penelitian suatu naskah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan posedur-prosedur st atistik” Edi Subroto, 2007:5

2. Bentuk Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penyelidikan deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung pengaruhnya yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya Winarno Surakhmad, 2004:139. commit to user 46 Dalam penelitian ini, struktur teks RM dideskripsikan dengan menggunakan pendekatan intrinsik, yaitu menganalisis teks RM sebagai totalitas. Dalam rangka mengintrepesi teks digunakan analisis isi. Walizer mengemukakan bahwa analisis isi adalah prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi atau informasi dalam Arif Sukadi Sadiman, 1987:47. Dengan demikian isi atau informasi dalam naskah dapat diketahui sehingga mudah untuk dipahami.

3. Metode Suntingan Teks

Berdasarkan hasil dari studi katalog dapat diketahui bahwa naskah RM adalah naskah tunggal, maka dalam penyuntingan naskah RM ini peneliti menggunakan metode edisi standar, yaitu berusaha menerbitkan teks dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan. Di samping itu, ejaannya disesuaikan dengan ejaan yang berlaku dalam Bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan EYD Siti Chamamah Soeratno, 1985:69. Tulisan-tulisan yang rusak, salah atau kosong sepanjang masih dapat direkkrontuksi akan diperbaiki. Metode Standar biasa disebut dengan istilah suntingan kritik atau edisi kritik editio critica . Metode standar berusaha menyediakan suntingan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan teks. Ejaan yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku ejaan yang disempurnakan. Dalam pengelompokan kata, kalimat, paragraf, penggunaan huruf besar, pungtuasi, dan komentar terhadap kesalahan-kesalahan teks. Pembetulan dilakukan atas dasar pemahaman yang sempurna sebagai hasil dari perbandingan dengan naskah sejenis atau sejaman. Dalil agama diperbaiki berdasarkan Alquran dan hadis, Setiap commit to user 47 perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan dengan memberi penjelasan mengenai kesalahan-kesalahan teks dan mencatat di tempat khusus agar dapat diperiksa sehingga masih memungkinkan penafsiran lain oleh pembaca Siti Baroroh Baried, et.al. 1994:69. Jadi, perbaikan yang dilakukan dalam penyuntingan naskah bersifat terbuka, artinya masih memberikan kesempatan kepada pembaca yang lain untuk mengadakan perbaikan jika menurut pertimbangan ilmiah dirasa lebih tepat. Semua perubahan selalu dilakukan dengan dicatat dalam aparat kritik sebagai pertanggungjawaban. Bani Sudardi berpendapat, istilah “edisi standar ialah penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan serta ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku standar. Kesalahan- kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik” Bani Sudardi, 2003:60 Tujuan penggunaan metode standar adalah untuk memudahkan pembaca atau peneliti dalam membaca dan memahami teks Edwar Djamaris, 2002:24-25. Sehingga dalam mencapai tujuan tersebut peneliti bertanggung jawab terhadap semua perbaikan atau penafsiran yang diadakan dengan menyebut sumbernya, berdasarkan kaidah gramatika, fakta sejarah, dan sebagainya Lubis, 1996: 88.

4. Metode Kajian teks