52 penyelesaian sengketa arbitrase terkait dalam penelitian ini
125
untuk membantu memberi petunjuk dalam rangka pemecahan permasalahan penelitian.
Bahan hukum yang diperoleh dari kajian pustaka, peraturan perundang- undangan dan putusan arbitrase ICSID, dikumpulkan dan diklasifikasikan dengan
menggunakan instrumen penafsiran hukum dan kontruksi hukum, selanjutnya disusun secara sistematis kemudian digunakan untuk menelaah permasalahan yang terjadi
dalam hal prinsip keterbukaan putusan arbitrase ICSID dimodifikasi untuk dijadikan alat mendeskripsikan permasalahan tersebut.
4. Analisis bahan hukum
Bahan hukum
126
yang telah terkumpul diklasifikasikan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teori-teori dalam penelitian ini yaitu teori kedaulatan negara,
teori positivisme yuridis dan teori penyelesaian sengketa, selanjutnya dibuat kesimpulan sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan secara kualitatif.
Menganalisis pada hakikatnya `menemukan makna yang terkandung dalam bahan hukumnya. Secara teknis, metode kualitatif lebih banyak berupa narasi yang
lebih menekankan kedalaman analisisnya pada hubungan antar bahan yang di amati.
125
Bedakan dengan wawancara. Menurut Charles J. Steward William B. Cash dalam Soerjono Soekanto, secara umum dapatlah dikatakan bahwa wawancara interview
adalah : “….a process of dyadic communication with a predetermined and serious purpose designed to interchange
behavior and usually involving the asking and answering of questions.” Ibid., hlm. 24.
126
Analisis bahan hukum serupa dengan analisis data yang merupakan kegiatan melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan bahan hukum, yang dibantu dengan teori-teori yang telah
didapatkan sebelumnya. Analisis bahan hukum dilakukan dengan memberikan kritik, dukungan, penolakan ataupun komentar dan selanjutnya membuat suatu kesimpulan terhadap hasil penelitian.
Lihat Mukti Fajar N.D. dan Yulianto Achmad, Op.Cit., hlm. 183.
Universitas Sumatera Utara
53 Analisis telah di mulai sejak awal dan sepanjang penelitian dengan menyatukan
pengumpulan dan penyajian bahan hukum dengan analisisnya.
127
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan norma atau petunjuk atas masalah yang dihadapi dan akhir dari itu adalah memberi penilaian atas apa yang seyogyanya
yang akan dilakukan atas pemecahan itu. Kegiatan analisis tersebut menggunakan logika berpikir deduktif menuju ke induktif
128
dengan membahas mengenai prinsip keterbukaan secara umum dan manfaatnya, kemudian membahas mengenai prinsip
kerahasiaan yang telah dianut selama ini untuk sampai pada kesimpulan sebagai temuan baru atau sesuatu yang baru something new mengenai prinsip yang paling
tepat untuk digunakan atas putusan arbitrase ICSID.
H. Asumsi
Dalam penelitian kualitatif, jarang sekali digunakan hipotesis tetapi sebagai penggantinya dipakai istilah asumsi atau postulat yang dirumuskan secara deskriptif,
tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa asumsi sebenarnya hipotesis yang dibuatkan berdasarkan asumsi-asumsi.
129
127
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2003, hlm. 69. Lihat juga Anselm Strauss Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif
: Tatalangkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, Terjemahan Muhammad Shodiq Imam
Muttaqien Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003, hlm. 36.
128
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari sengketa-sengketa individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum, sedangkan logika deduktif erat
hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi sengketa yang bersifat khusus. Dalam Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan, 2003, hlm. 47-49.
129
Taliziduhu Ndraha, Research : Teori Metodologi Administrasi Jakarta : Bina Aksara, 1985, hlm. 52.
Universitas Sumatera Utara