48 penerapan keterbukaan putusan sengketa penanaman modal melalui lembaga
arbitrase ICSID di Indonesia dan di beberapa negara di dunia yaitu Malaysia, Singapura dan Jepang. Penelitian ini juga mencakup penelitian terhadap asas
hukum dan sinkronisasinya dalam undang-undang arbitrase dan undang-undang dengan bertolak dari analisis yuridis kualitatif
113
karena gejala yuridis seringkali tidak dapat diukur.
114
b. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat eksplanatif, deskriptif dan preskriptif. Penelitian ekplanatif merupakan suatu penelitian untuk menerangkan, memperkuat atau
menguji dan bahkan menolak suatu teori atau hipotesis terhadap hasil-hasil penelitian yang ada.
115
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan dan melukiskan tentang hal tertentu,
116
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori hukum yang menjadi obyek penelitian yaitu mengenai
prinsip keterbukaan putusan ICSID. Penelitian preskriptif menawarkan konsep untuk pemecahan sesuatu masalah problem solving dan tidak sekedar deskriptif
113
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami. Lihat Basrowi
Sukidin, Metode Penelitian Kualitatif – Perspektif Mikro, Surabaya : Insan Cendikia, 2002, hlm. 8.
114
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2004, hlm.13.
115
H. Salim HS Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi,
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2013, hlm. 9.
116
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
49 just to describe something as it is,
117
dan juga merupakan suatu cara untuk menetapkan ketentuan hukum yang baru prescribe atau menentukan norma
yang baru normative setelah menjelaskan, menilai, dan menemukan kekurangan bahan hukum ketentuan yang ada.
118
c. Metode pendekatan
Penelitian dalam disertasi ini secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam ranah metode pendekatan yuridis normatif.
119
Pendekatan yuridis normatif mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum dan sinkronisasinya
dalam hukum perjanjian dan peraturan perundang-undangan terkait.
120
Berkaitan dengan pendekatan tersebut, sebagai perbandingan penerapan prinsip
keterbukaan putusan arbitrase ICSID di Indonesia dalam penelitian ini, juga dilakukan penelitian mengenai penerapan prinsip keterbukaan putusan arbitrase
ICSID di beberapa negara yaitu Malaysia, Singapura dan Jepang, dengan alasan bahwa negara-negara tersebut dipilih untuk mewakili dua sistem hukum di dunia
117
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Jakarta : PT. Sofmedia, 2012, hlm.107. Untuk mencari sesuatu yang diharapkan atau mencari apa yang seharusnya what ought to bewhat
should bevan het behooren, hasil diskusi pada tanggal 29 Juni 2013 dengan Prof.Dr. Tan Kamello,
SH.MS.
118
Abdul Latif dan H. Hasbi Ali, Politik Hukum, cet ke-2, Jakarta : Sinar Grafika, 2011, hlm. 14.
119
Johnny Ibrahim, Teori Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayumedia, 2011, hlm.300., disebutkan bahwa kaitannya dengan penelitian normatif dapat digunakan beberapa
pendekatan yaitu : pendekatan perundang-undangan statute approach, pendekatan konsep conceptual approach, pendekatan Analistis analytical approach, pendekatan perbandingan
comparative approach, pendekatan historis historical approach, pendekatan filsafat philosophical approach
dan pendekatan sengketa case approach.
120
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Bandung : Alumni, 1994, hlm. 140-141.
Universitas Sumatera Utara
50 yaitu Civil Law dan Common Law, adanya kemiripan sistem hukum dengan
Indonesia dan mewakili negara yang mengatur keterbukaan maupun kerahasiaan putusan arbitrase dalam undang-undang nasionalnya.
Pendekatan yuridis normatif digunakan karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral penelitian ini,
untuk itu peneliti harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
121
a. Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada di dalamnya terkait
antara satu dengan lain secara logis. b.
All-inclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak akan ada
kekurangan hukum. c.
Systematic bahwa disamping bertautan antara satu dengan yang lain, norma- norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis.
2. Sumber bahan hukum