70
4. Potensi Guru dan Siswa
SMP Al-Hikmah memiliki 1 orang kepala sekolah, memiliki jumlah tenaga pendidik sebanyak 23 orang dan 12 orang tenaga
kependidikan. Daftar pendidik dan tenaga kependidikan dapat dirinci dalam tabel 5berikut:
Tabel 5. Daftar pendidik dan tenaga kependidikan SMP Al-Hikmah
No. Jabatan
Jumlah
1. Kepala Sekolah
1 2.
Wakil Kep. Sekolah I 1
1. Pendidikan Agama Islam
2 2.
Bahasa Indonesia 1
3. Matematika
1 4.
Ilmu Peng. Alam 3
5. Bahasa Inggris
2 6.
Ilmu Peng. Sosial 1
7. Penjaskes
1 8.
Seni Budaya 1
9. PKn
1 10.
TIK 1
11 BK
1 12.
Mulok Bahasa Jawa 1
13. Mulok Kepesantrenan
6 14.
Tata usaha 3
15. Perpustakaan
1 16.
Lab. IPA 1
17. Teknisi Komputer
- 18.
Lab. Bahasa -
19. PTD Pdd.Teknologi Dasar
- 20.
Kantin -
21. Penjaga sekolah
1 22.
Tukang kebun -
23. Keamanan
6 24.
Lainnya -
Jumlah 36
Sumber: Dokumen SMP Al-Hikmah
71
5. Sarana dan Prasarana SMP Al-Hikmah
Berdasarkan hasil dokumentasi, SMP Al-Hikmah memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
Tabel 6. Sarana dan Prasarana SMP Al-Hikmah Berupa Kepemilikan Tanah
No Status Kepemilikan Luas m²
a. Milik PengasuhKyaiPribadi Lainnya
- b.
Milik PondokYayasan 4889 m²
c. Wakaf
- d.
Pinjam -
e. Negara
- Jumlah
4889 m² Sudah ada bangunan
1800 m² Belum ada bangunan
3089 m² Sumber: Dokumen SMP Al-Hikmah
Tabel 7. Sarana dan Prasarana SMP Al-Hikmah Berupa Bangunan
No. Jenis Ruang Jumlah
a. Ruang kelas
6 b.
Perpustakaan 1
c. Laboratorium IPA
1 d.
Laboratorium Komputer 1
e. Laboratorium Bahasa
1 f.
Ruang Keterampilan 1
g. Ruang Guru
1 h.
Ruang Kepala Sekolah, TU, dan Ruang Tamu
1 i.
Ruang BK 1
Sumber: Dokumen SMP Al-Hikmah
72
B. Deskripsi Pondok Pesantren Al-Hikmah Karangmojo
1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hikmah
Pondok Pesanteran Al Hikmah berdiri pada tahun 1989 setelah Yayasan Al-Hikmah Sumberjo selaku institusi penyelenggara Pondok
Pesantren Al-Hikmah Sumberjo, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, resmi berdiri sejak tahun 1989, tepatnya sejak
lahirnya Akte Notaris Daliso Rudianto, SH No.21 tertanggal 10 Juli 1989 dan tercatat pada Panitera Pengadilan Negeri Wonosari tanggal 7
Agustus 1989 No.1Apesach Y VIII 1989. Berdirinya Pondok Pesantren ini pada awalnya tidak lepas dari
putra-putra Bani Iman Raji dan Bani Mukmin yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan umat, sehingga pada masa awalnya
modal material dan finansial sangat bergantung kepada mereka. Namun dalam perkembagannya, keterlibatan masyarakat sekitar sangat
berpengaruh pada kemajuan dan perkembangan Pondok Pesantren Al Hikmah dan institusi-institusi formal di dalamnya.
Pada tahun 1990, beberapa gedung dibuat tetapi santrinya masih sedikit. Pada masa awal berdirinya ini, Pondok Pesantren Al Hikmah
dipimpin oleh Prof. Dr. K. H. Muhammad Chirzin, M. Ag. Pada masa ini Pondok Pesantren Al Hikmah mengalami masa pasang surut dan
hampir mati. Kondisi ini berlangsung selama delapan tahun, dari tahun
73 1990 sampai 1998 dengan jumah santri hanya berkisar antara 5 sampai
15 orang pertahunnya. Karena kesibukannya sebagai guru besar di UIN Yogyakarta dan
kesibukan akademik lainnya, Prof. Dr. K. H. Muhammad Chirzin, M. Ag tidak lagi menjabat sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Al
Hikmah, namun beliau tetap aktif sebagai Ketua Umum Yayasan Al Hikmah Sumberjo sampai sekarang. Dari tahun 1998 sampai sekarang
pimpinan Pondok Pesantren Al Hikmah diamanatkan pada K. H. Harun Al Rasyid. Di masa beliau inilah Pondok pesantern Al Hikmah
mengalami proses kebangkamin kembali. Sekolah-sekolah formal didirikan dan unit-unit yang menunjang kepentingan umat di bentuk.
Pada tanggal 1 Juli 2008, Pondok Pesantren ini mengalami penataan kembali dengan menempatkan amanah kepemimpinan pada 3
asatidz yaitu K. H. Harun Al Rosyid sebagai Pimpinan Pesantren Bidang Networking dan Pengembangan Pesantren; Ust. Hanung
Hisbullah Hamda, SH sebagai Pimpinan Pesantren bidang Kurikulum dan Pengajaran; serta Ust. Riyanto Abu Azzam sebagai Pimpinan
Pesantren bidang Kepengasuhan Santri.Penataan kembali dilakukan pada bulan Juli 2013 dimana amanah kepemimpinan mengalami
sedikit perubahan, yaitu pada posisi pimpinan pesantren bidang kepengasuhan santri digantikan oleh K. H. Jumakir.