Materi Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

22 tempat temuan barang hilang. • Transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala. • Menyediakan kantin kejujuran. • Menyediakan kotak saran dan pengaduan. • Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. tempat temuan barang hilang. • Transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secaraberkala. • Larangan menyontek. Toleransi • Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. • Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. • Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. • Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. • Bekerja dalam kelompok yang berbeda. Disiplin • Memiliki catatatn kehadiran. • Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin. • Memiliki tata tertib sekolah. • Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin. • Menegakkan aturan dengan • Memberikan sanksi bagi pelanggar tata tertib sekolah • Membiasakan hadir tepat waktu. • Membiasakan mematuhi peraturan. 23 Kerja Keras • Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. • Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. • Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja. • Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. • Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. • Menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. • Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar. Kreatif • Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif. • Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif. • Pemberian tugas yang menantang memunculkan karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi. Mandiri • Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik. • Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. Demokratis • Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. • Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan. • Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka. • Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. • Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka. • Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. • Mengimplementasikan model pembelajaran yang dialogis dan interaktif. Rasa Ingin Tahu • Menyediakan media komunikasi atau informasi media cetak atau media elektronik untuk berekspresi bagi warga sekolah. • Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. • Eksplorasi lingkungan secara terpogram. 24 • Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. • Tersedia media komunikasi atau informasi media cetak atau media elektronik Semangat Kebangsaan • Melakukan upacara rutin di sekolah. • Melakukan upacara hari- hari besar nasional. • Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional. • Memiliki program melakuakan kunjungan ke tempat bersejarah. • Mengikuti lomba pada hari besar nasional. • Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, dan status sosial- ekonomi. • Mendiskusikan hari-hari besar nasional. Cinta Tanah Air • Menggunakan produk buatan dalam negeri. • Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. • Menyediakan informasi dari sumber cetak dan elektronik tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. • Memajangkan:foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, dan gambar kehidupan masyarakat Indonesia. • Menggunakan produk buatan dalam negeri. Menghargai Prestasi • Menghormati kepada sesuatu yang sudah dilakukan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lain. • Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat sekaminya. • Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya. • Menghargai temuan- temuan yang telah dihasilkan manusia dalam • Rajin belajar untuk berprestasi tinggi. • Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya • Berlatih keras untuk berprestasi dalam bidang akademik maupun olahraga dan kesenian. • Menghargai prestasi atau hasil karya teman. • Menghargai temuan-temuan yang telah dihasilkan manusia dalam bidang ilmu, 25 bidang ilmu, teknologi, sosial, budaya, dan seni. teknologi, sosial, budaya, dan seni. Bersahabat Komunikati f • Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antar warga sekolah. • Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. • Saling menghargai dan menjaga kehormatan. • Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. • Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. • Pembelajaran yang dialogis. • Guru mendengarkan keluhan peserta didik. • Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak denagn peserta didik. Cinta Damai • Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis. • Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. • Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender. • Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang. • Menciptakan suasana kelas yang damai. • Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. • Pemeblajaran yang tidak bias gender. • Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang. Gemar Membaca • Program wajib baca. • Frekuensi kunjungan perpustakaan. • Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untukmembaca. • Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik. • Frekuensi kunjungan perpustakaan. • Saling tukar bacaan • Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi. Peduli Lingkungan • Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. • Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. • Menyediakan kamar mandi dan air bersih. • Memelihara leingkungan kelas. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas. • Pembiasan hemat energi. 26 • Pembiasaan hemat energi. • Membuat biopori di area sekolah. • Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik. • Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik. Peduli sosial • Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. • Melakukan aksi sosial. • Menyediakan fasilitas untuk menyumbang. • Berempati kepada semua sesama teman kelas. • Melakukan aksi sosial. • Membangun kerukunan warga kelas. Tanggung Jawab • Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis. • Melakukan tugas tanpa disuruh. • Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. • Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas. • Pelaksanaan tugas piket secara teratur. • Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. • Mengajukan usul pemecahan masalah. Sumber: Asmaun Sahlan Angga Teguh P., 2012: 178 Jadi, dalam kebijakan pendidikan karakter ada setidaknya 18 nilai karakter yang dikembangkan di sekolah yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatisbersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 27

5. Pendidik dalam Pendidikan Karakter

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional, dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat Kanak-Kanak TK sampai Pendidikan Tinggi PT Wiji Suwarno, 2009: 42. Sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik memerlukan pemahaman yang cukup dan konsisten oleh seluruh personalia pendidikan. Di sekolah, kepala sekolah, pengawas, guru, dan karyawan harus memiliki persamaan persepsi tentang pendidikan karakter bagi peserta didik. Setiap personalia pendidikan, mempunyai perannya masing-masing. Kepala sekolah sebagai manajer, harus mempunyai komitmen yang kuat tentang pendidikan karakter. Kepala sekolah harus mampu membudayakan karakter- karakter unggul di sekolahnya Zubaedi, 2011: 162. Thomas Lickona 2012: 111 menjelaskan bahwa moralitas berkaitan dengan cara seseorang memperlakukan orang lain. Dalam komunitas kecil di kelas, siswa memiliki dua hubungan: hubungan dengan guru dan hubungan dengan siswa lainnya. Kedua hubungan ini 28 berpotensial sekali dalam memberi pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap perkembangan karakter seorang anak. Selanjutnya Thomas Lickona 2012: 112 juga menyatakan bahwa guru memiliki kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai dan karakter pada anak, setidaknya dengan tiga cara, yaitu: a Guru dapat menjadi penyayang yang efektif, menyayangi dan menghormati murid- murid, membantu mereka meraih sukses di sekolah, membangun kepercayaan diri mereka, dan membuat mereka mengerti apa itu moral dengan melihat cara guru mereke memperlakukan mereka dengan etika yang baik; b Guru dapat menjadi seorang model, yaitu orang-orang yang beretika yang menunjukkan rasa hormat dan tanggung jawabnya yang tinggi, baik di dalam maupun di luar kelas. gurupun dapat memberi contoh dalam hal-hal yang berkaitan dengan moral beserta alasannya, yaitu dengan cara menunjukkan etikanya dalam bertindak di sekolah dan di lingkungannya; c Guru dapat menjadi mentor yang beretika, memberikan instruksi moral dan bimbingan melalui penjelasan, diskusi di kelas, bercerita, pemberian motivasi personal, dan memberikan umpan balik yang korektif ketika ada siswa yang menyakiti temannya atau menyakiti diriya sendiri. Dwiningrum 2010: 53 menyatakan bahwa dalam menghadapi tantangan global, guru atau pendidik menjadi agen transformasi. Sebagai agen transformasi, guru diharapkan memahami dan 29 menerapkan sebelas prinsip yang minimal diperlukan dalam pendidikan karakter yang kemudian disosialisasikan dengan integrated learning dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam pendidikan karakter sebaiknya sudah menyatu dalam diri seorang pendidik, hal ini dimaksudkan agar sebagai seorang pendidik memiliki keyakinan baru, bahwa dalam dirinya sangat dituntut untuk menjadi orang yang memiliki karakter yang kuat, sehingga dalam proses transformasi kepada anak didik dapat menjadi “model” atau “teladan” sebagai orang yang memiliki karakter. Aspek lain yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik adalah tetap mengajarkan nilai-nilai penting yang dibutuhkan dalam proses pendidikan, yakni care kasih sayang, respect saling menghormati, responsible bertanggungjawab, integrity integritas, harmony keseimbangan, resilience daya tahan atau tangguh, creativity kreativitas, dan lain- lain. Proses pendidikan karakter menjadi tanggung jawab semua guru, termasuk juga guru bimbingan dan konseling konselor sekolah. Konselor sekolah dalam konteks pendidikan karakter setidak-tidaknya dapat menjalankan sebagai pendidik karakter, manajer pendidikan karakter, konselor pembimbingan karakter, konsultan, panutancontohfigur sentral, perancang kegiatan, healerproblem solver dan mediator atau partner. 30 Pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat dalam usaha pendidikan pendidik. Baik lembaga informal, non formal, dan formal harus berbagi tanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan karakter. Pendidikan karakter diintegrasikan pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semua unsur berperan dalam melakukan pendidikan karakter baik guru, orangtua, atau siapa saja yang penting ia memiliki kepentingan untuk membentuk pribadi peserta didik atau anak. Jadi, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kebijakan pendidikan karakter. Kepala sekolah, guru, dan karyawan memiliki perannya masing- masing dalam mengimplementasikan kebijakan pendidikan karakter di sekolah. Kepala sekolah bereperan dalam manajerial sekolah agar sekolah dapat mengimplementasikan kebijakan pendidikan karakter dengan baik. Guru menjadi pendidik dan sekaligus sebagai model atau figur yang harus dicontoh oleh peserta didik. Pengawas berperan dalam mengawasi dan membimbing sekolah dalam mengatasi permasalahan sekolah, serta karyawan sekolah juga berperan dalam membantu terlaksananya kebijakan pendidikan karakter di sekolah.

6. Strategi dan Metode Pendidikan Karakter

Menurut Zamroni Darmiyati Zuchdi, 2011: 174 pendidikan karakter berkaitan dengan nilai-nilai, penalaran, dan perilaku dari 31 seseorang. Pendidikan karakter tidak dapat hanya diceramahkan, atau dipaksakan lewat proses indoktrinasi berselubung pendidik. Pendidikan karakter perlu didasarkan pada strategi yang tepat. Zamroni Darmiyati Zuchdi, 2011: 174-177 menyatakan ada tujuh strategi yang ditawarkan dalam mewujudkan pendidikan karakter di sekolah yaitu yang pertama tujuan, sasaran, dan target yang akan dicapai harus jelas dan konkret. Kedua, pendidikan karakter dikerjakan tidak hanya oleh sekolah, melainkan harus ada kerjasama antara sekolah dengan orangtua siswa sehingga akan lebih efektif dan efisien. Ketiga menyadarkan pada semua guru akan peran yang penting dan bertanggung jawab dalam keberhasilan melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru harus mengembangkan kesadaran akan pentingnya keterpaduan antara hati, pikiran, tangan, cipta, rasa, dan karsa di kalangan peserta didik guna mengembangkan karakter masing-masing. Keempat, perlu adanya kesadaran guru akan “hidden curriculum”, dan merupakan instrumen yang amat penting dalam pengembangan karakter peserta didik. Kelima, guru harus menekankan pada daya kritis dan kreatif peserta didik critical and creative thinking, kemampuan bekerja sama, dan keterampilan mengambil keputusan. Metode pembelajaran yang paling tepat untuk mencapai tujuan tersebut adalah Cooperative Learning dan Problem Based Teaching and Learning. Keenam,