81 tetapi di sini tentu sudah ada sejak awal, lebih terfokus itu ketika
sekolah sudah menjadi SBP” wawHN26062014 Kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah telah
dilaksanakan sejak tahun 2005, yaitu ketika sekolah didirikan. Namun, pendidikan karakter lebih terfokus lagi setelah sekolah masuk dalam
Sekolah Berbasis Pesantren pada tahun 2011. Dari pernyataan tersebut memberikan kesimpulan bahwa
pendidikan karakter memiliki urgensi yang harus ada di dalam proses pendidikan. Kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah yang
sekaligus juga sebagai Sekolah Berbasis Pesantren, dicetuskan atas dasar fungsi pesantren yaitu untuk membentuk akhlak para santri.
Pesantren sekaligus sebagai lembaga pendidikan yang melengkapi pendidikan formal di sekolah. Selain itu kebijakan tersebut juga
dilatarbelakangi atas kondisi moral bangsa saat ini yang menunjukkan adanya krisis karakter, maka pendidikan karakter menjadi sangat
penting dalam proses pendidikan. Kebijakan pendidikan karakter ini bertujuan untuk membentuk perilaku afektif siswa yang berakhlak
mulia sesuai dengan ajaran agama.
82
2. Kebijakan Pendidikan Karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo
a. Program
pendidikan Karakter
di SMP
Al-Hikmah Karangmojo
Kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah berjalan dengan adanya program-program dari sekolah yang terwujud dalam
berbagai kegiatan seperti Kegiatan Belajar Mengajar KBM, kegiatan ektrakurikuler, budaya sekolah, serta kegiatan di dalam
Pondok Pesantren Al-Hikmah. Pendidikan karakter di dalam KBM terintegrasi di semua
mata pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disusun. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak “HN” bahwa program
pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah secara garis besar dimasukkan dalam kurikulum atau intrakurikulum dan juga
ekstrakurikulum. Dalam intrakurikulum itu, nilai-nilai karakter dimasukkan ke
dalam pembelajaran baik pelajaran yang formal atau pelajaran yang dari pesantren, misalnya dalam pembelajaran Mahfludhot atau
tentang kata-kata mutiara dalam Islam tetapi dalam bahasa Arab. Di dalam kata-kata tersebut ada anjuran-anjuran untuk berbuat baik,
untuk memotivasi, meninggalkan perbuatan yang buruk seperti itu. Selain itu juga pembelajaran Hadist, dalam pelajaran Hadist
tentunya memberikan kami perintah-perintah atau juga tentang
83 aturan-aturan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya hadist tentang
menjaga kebersihan, tentang kedisiplinan, menjaga aurot, bagaimana hidup dengan sesama manusia, toleransi dan sebagainya
telah memberikan pembelajaran kepada siswa atau santri untuk melakukan apa yang ada di dalam Hadist dan diaplikasikan di
dalam kehidupan di pondok pesantren. Dari sisi ektrakurikulum dapat terwujud dalam kewajiban
sholat berjamaah, kewajiban untuk menjaga kebersihan dan lingkungan, kewajiban untuk mengikuti ektrakurikuler seperti itu.
Di dalam ektrakurikuler itu ada karakter-karakter yang dibentuk seperti karakter berkompetisi secara sehat, karakter kerja keras,
kerja sama misal dalam ekstra pramuka. Jadi di dalam SMP dan di Pondok itu secara garis besar terbagi atas dua itu programnya
terbagi antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Program pendidikan karakter juga terintegrasi dalam
kegiatan-kegiatan yang tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan pondok pesantren. Hal tersebut diungkapkan oleh
Bapak “TS”: “Program kerjanya tertuang di buku saku kurikulum. Jadi
setiap indikator sendiri-sendiri, dan lebih fokusnya ke pembelajaran. Proses pendidikan untuk siswa itu tidak
berhenti, dari pagi di sekolah dan setelah pulang sekolah juga ada pendidikan di pondok pesantren. Kalau sekolah lain sudah
selesai pembelajaran kemudian pulang, kalau di sini juga
84 harus kembali ke asrama dengan sederet kegiatan-kegiatan
yang lain di pondok pesantren.” wawTS23052014
Menurut Ibu “MJ” program pendidikan karakter yang ada di sekolah maupun di pondok pesantren dijelaskan sebagai berikut:
“Ada program kedisiplinan itu misalnya anak harus bangun jam sekian, disiplin sholat 5 waktu. Tadarus, ektrakurikuler,
kemudian pembiasaan-pembiasaan di sekolah maupun di pondok pesantren. Kami juga ada 3S Senyum, Sapa, Salam,
ada program-program yang melatih kemandirian siswa seperti memasak, mencuci pakaiannya sendiri, belajar mandiri,
belajar kelompok. Kalau di pondok itu kami ada sholat wajib berjamaah, shalat sunah seperti tahajud, shalat dhuha, ada
juga puasa sunnah bagi yang mau mengerjakan, kemudian tadarus di masjid, ada pelajaran pondok, kemudian juga ada
pelatihan organisasi untuk santri itu namanya OSAH juga.” wawTS23062014
Selain itu juga ada beberapa program yang dijelaskan oleh Ibu “SRM” sebagai berikut:
“Program pendidikan karakter yang saya lihat itu adalah pembiasaan. Pembiasaan itu karena di sini 24 jam, ada di
kelas dan juga di pondok. Untuk di kelas kalau kaitannya dengan kurikulum nasional itu yang pertama kami
membiasakan untuk saling sapa, dan juga tilawah. Kemudian ada Asmaul Husna. Pada awal masuk kelas dibiasakan
membaca Asmaul Husna. Selain itu juga include ke pembelajaran. setiap mata pelajaran harus dimasukkan
karakter. Besok juga akan ada program Classmeeting itu untuk melatih kerjasama, kekompakan, kerja keras, kompetisi
yang baik. Lalu juga kalau seminggu sekali kami ada kerja bakti dan ada juga rotasi asrama yang ini tujuannya untuk
saling mengenal, untuk membangun kebersamaan sekaligus rasa toleransi antar santri.” wawSRM22052014
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa SMP Al- Hikmah memiliki program pendidikan karakter yang terintegrasi di
85 dalam pembelajaran di sekolah yang bersifat intrakurikuler dan juga
program diluar pelajaran atau ektrakurikuler. Program-program tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1 Shalat Fardhu Berjamaah
Shalat fardhu merupakan kewajiban setiap muslim yang dilakukan lima waktu dalam sehari. Shalat dapat dikerjakan
secara munfarid sendiri atau berjamaah. Bagi santri Pondok Pesantren Al-Hikmah, shalat fardhu wajib dilaksanakan secara
berjamaah di masjid. Hal ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan santri dalam menjalankan ibadah shalat. Bagi
santri yang telat masuk masjid saat shalat berjamaah akan diabsen oleh anggota OSAH dari bagian takmir dan akan
mendapatkan iqabhukuman yang berupa teguran atau hukuman lainnya. Hal serupa juga bagi para santri yang tidak
mengerjakan shalat di masjid akan mendapat iqab atau hukuman.
Dari hasil observasi dan wawancara program shalat fardhu berjamaah ini telah dilakukan. Seluruh siswa pada
waktu shalat fardhu tiba mereka segera bergegas menuju masjid untuk menjalankan shalat. Memang masih ada satu atau
dua siswa yang datang terlambat ke masjid sehingga siswa harus mendapat iqab dari OSAH. Hukuman yang diberikan
86 bermacam-macam, ada yang hanya ditegur, ada juga yang
dihukum menyapu masjid, dan berceramah di masjid. 2
Tadarus Al-Qur’an Tadarus Al-Qur’an wajib dikerjakan oleh santri.
Tadarus Al-Quran biasanya dilakukan pada saat setelah shalat Subuh, sebelum KBM, setelah shalat Ashar, setelah shalat
Magrib, dan sebelum tidur. Program tadarus Al-Qur’an ini bertujuan agar santri dapat menghafal Al-Qur’an serta dapat
membaca dengan fasih karena dilakukan setiap hari. Selain itu, tadarus juga bertujuan untuk membiasakan santri membaca Al-
Qur’an serta untuk mengisi kegiatan santri pada saat waktu luang karena dikhawatirkan pada saat waktu luang santri
melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa di SMP Al-
Hikmah melaksanakan Tadarus Al-Qur’an setelah shalat subuh Tadarus Al-Qur’an dilaksanakan di masjid dan ada juga yang
melaksanakannya di asrama. Program ini juga dilaksanakan sebelum KBM yaitu pukul 06.30 WIB. Seluruh siswa di
sekolah tersebut melakukan tadarus Al-Qur’an. Tadarus di kelas dipimpin seorang siswa dan diikuti siswa yang lain.
Kegiatan ini berlangsung dari pukul 06.30 WIB sampai dengan