Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 terkandung dalam Pancasila dalam pola pikir, pola rasa, dan perilaku sehari-hari dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Darmiyati Zuchdi 2011: 33 bahwa: “Pendidikan karakter itu sebaiknya diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.Knowing the good dapat mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang dapat membuat orang senantiasa mau berbuat kebaikan, sehingga tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan karena cinta pada kebajikan tersebut. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, acting the good itu akan berubah menjadi kebiasaan.” SMP Al-Hikmah Karangmojo merupakan salah satu Sekolah Berbasis Pesantren SBP di Gunungkidul. Sekolah ini telah menerapkan kebijakan pendidikan karakter sejak tahun 2010. SMP Al-Hikmah Karangmojo juga sebagai sekolah berasrama atau boarding school dimana siswanya wajib tinggal di Pondok Pesantren Al-Hikmah. Kehadiran sekolah berbasis pesantren telah memberikan alternatif pendidikan untuk membentuk karakter siswa. Sebagai Sekolah Berbasis Pesantren SBP, sekolah ini mengintegrasikan pendidikan pesantren di dalam pembelajaran sekolah. Terlepas dari kebijakan pendidikan karakter di sekolah, Pondok Pesantren Al Hikmah sebenarnya telah menanamkan pendidikan karakter sejak dulu. Kehidupan di Pondok Pesantren Al-Hikmah memiliki aturan- aturan, nilai dan norma yang harus dipatuhi para santri. Nilai-nilai 6 kehidupan yang ditanamkan di dalam pondok pesantren bertujuan untuk membentuk santri yang bermoral, akhlakul karimah sesuai ajaran agama Islam. Nilai-nilai karakter di dalam pondok pesantren diintegrasikan di sekolah. Ada setidaknya 17 nilai dari pondok pesantren yang diintegrasikan di sekolah. Penanaman nilai-nilai karakter ini tidak hanya dalam bentuk pembelajaran yang terus menerus berupa teori namun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari saat bangun tidur hingga tidur kembali. Kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, dan nilai-nilai karakter yang lain ditanamkan dalam berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di pondok pesantren, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Keberhasilan sekolah dan pondok pesantren dalam mendidik para peserta didiknya dapat mengantarkan sekolah ini menjuarai berbagai perlombaan di tingkat kabupaten maupun provinsi di bidang akademik seperti Musabaqah Tilawatil Qur’an MTQ, Olimpiade Sains Nasional OSN, Festival dan Lomba Senin Siswa Nasional FLSSN, dan di bidang non akademik seperti pencak silat, tenis meja, atletik, tapak suci, dan lain- lain. Keberhasilan yang lain tentunya adalah keberhasilan dalam membentuk peserta didik yang memiliki moral dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Dari hasil pra penelitian di SMP Al-Hikmah, ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa pendidikan karakter di sekolah tersebut belum 7 berjalan dengan baik yaitu adanya siswa yang masih melanggar peraturan sekolah, nilai karakter kebersihan juga belum tercermin di sekolah dan pesantren karena masih banyak coretan tembok maupun sarana prasarana sekolah serta lingkungan pesantren yang kurang bersih. Kedisiplinan di sekolah juga masih kurang , kreatif, semangat kebangsaan, belum tercermin di sekolah dan pesantren. Adanya siswa maupun santri yang tidak dapat mengikuti peraturan atau kehidupan di sekolah dan pondok pesantren ini sebenarnya menunjukkan bahwa pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah belum mampu dilaksanakan secara menyeluruh. Siswa di sekolah ini hanya mampu memahami nilai-nilai baik dan buruk knowing the good namun belum dapat merasakan feeling the good dan menerapkan acting the good dalam kehidupan sehari-hari. Atas pertimbangan tersebut perlu dilakukan penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo Gunungkidul” untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dan di pondok pesantren.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu : 1. Perubahan dinamika zaman telah mengakibatkan menggesernya moral- moral anak bangsa. 8 2. Terjadinya krisis karakter generasi bangsa serta gagalnya pendidikan dalam upaya mewujudkan pendidikan moral maupun penanaman nilai- nilai karakter pada peserta didik. 3. SMP Al-Hikmah Karangmojo merupakan salah satu Sekolah Berbasis Pesantren SBP yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak tahun 2010 tetapi masih belum berjalan maksimal. 4. Masih ada siswa yang melanggar peraturan sekolah, nilai karakter kebersihan juga belum tercermin di sekolah dan pesantren karena masih banyak coretan tembok maupun sarana prasarana sekolah serta lingkungan pesantren yang kurang bersih. Kedisiplinan di sekolah juga masih kurang , kreatif, semangat kebangsaan, belum tercermin di sekolah dan pesantren. Pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah diketahui pelaksanaannya belum mampu secara menyeluruh.

C. Batasan Masalah

Terbatasnya kemampuan peneliti dan luasnya cakupan penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi tentang “Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Mengapa ada kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo? 9 2. Bagaimana implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Al- Hikmah Karangmojo? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang adanya kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan pendidikan karakter di SMP AL-Hikmah.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan khususnya tentang pendidikan karakter di SMP Al- Hikmah. 2. Secara Praktis a. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang sekolah yang menerapkan pendidikan karakter di sekolah yang berbasis pondok pesantren. b. Untuk menambah wawasan dan cakrawala pengetahuan tentang pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pendidikan

1. Pengertian Kebijakan

Secara harfiah, kebijakan adalah terjemahan dari policy. Kata policy secara etimologisberasal dari kata polis dalam bahasa Yunani Greek, yang berarti negara-kota. Dunn Maryono, 2010: 20 masuk dalam bahasa Inggris lama middle English, kata tersebut menjadi policie, yang pengertiannya berkaitan dengan urusan perintah atau administrasi pemerintah. Dalam pengertian umum kata ini seterusnya diartikan sebagai “...a course of action intended to accomplish some end” Jones Maryono: 2010: 20 atau sebagai “...whatever government choose to do or not to do” Dye Maryono, 2010: 20. Thomas R, Dye Riant Nugroho, 2008: 32 mendefinisikan kebijakan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Kartasasmita Joko Widodo, 2008: 13 mengatakan kebijakan merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah, apa yang menyebabkan atau mempengaruhinya, dan apa pengaruh dan dampak dari kebijakan tersebut. 11 Sedangkan Friedrich Joko Widodo, 2008: 13 mendefinisikan kebijakan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.

2. Pengertian Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan merupakan salah satu dari kebijakan publik di suatu negara. Kebijakan pendidikan menurut H.A.R. Tilaar Riant Nugroho, 2008: 140 adalah keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Arif Rohman 2009: 108 kebijakan pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari beberapa pengertian tentang kebijakan dapat disimpulkan bahwa kebijakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh