Program Kebijakan Pendidikan Karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo

86 bermacam-macam, ada yang hanya ditegur, ada juga yang dihukum menyapu masjid, dan berceramah di masjid. 2 Tadarus Al-Qur’an Tadarus Al-Qur’an wajib dikerjakan oleh santri. Tadarus Al-Quran biasanya dilakukan pada saat setelah shalat Subuh, sebelum KBM, setelah shalat Ashar, setelah shalat Magrib, dan sebelum tidur. Program tadarus Al-Qur’an ini bertujuan agar santri dapat menghafal Al-Qur’an serta dapat membaca dengan fasih karena dilakukan setiap hari. Selain itu, tadarus juga bertujuan untuk membiasakan santri membaca Al- Qur’an serta untuk mengisi kegiatan santri pada saat waktu luang karena dikhawatirkan pada saat waktu luang santri melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa di SMP Al- Hikmah melaksanakan Tadarus Al-Qur’an setelah shalat subuh Tadarus Al-Qur’an dilaksanakan di masjid dan ada juga yang melaksanakannya di asrama. Program ini juga dilaksanakan sebelum KBM yaitu pukul 06.30 WIB. Seluruh siswa di sekolah tersebut melakukan tadarus Al-Qur’an. Tadarus di kelas dipimpin seorang siswa dan diikuti siswa yang lain. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 06.30 WIB sampai dengan 87 06.15 WIB, kemudian setelah tadarus dilanjutkan dengan hafalan Asmaul Husna. 3 Shalat Sunnah Shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan. Dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh keikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT. Adapun shalat sunnah yang biasanya dilaksanakan oleh santri adalah Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, Shalat Tahajud, Shalat Hajat, Shalat Witir, Shalat Tarawih pada saat bulan Ramadhan. Pondok pesantren Al-Hikmah tidak mewajibkan santri untuk melaksanakan shalat sunnah tetapi dianjurkan untuk mengerjakannya. Shalat tahajud dan shalat dhuha sudah menjadi kebiasaan para santri di lingkungan pondok pesantren. Pada pukul 03.00 WIB ada kumandang adzan untuk shalat tahajud dan bagi santri yang akan melaksanakan shalat tahajud datang ke masjid untuk melaksanakan secara berjamaah. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, sebagian besar siswa telah melaksanakan shalat sunnah. Pada jam istirahat pertama pukul 09.00 WIB siswa banyak yang pergi ke masjid untuk shalat dhuha dari pada di kelas dan pergi ke kantin sekolah. 4 Puasa Sunnah 88 Puasa sunnah adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala serta amalan yang didapat akan melengkapi kekurangan amalan wajib. Puasa sunnah tidak diwajibkan tetapi dibolehkan bagi santri yang akan melaksanakannya. Puasa sunnah yang biasa dilaksanakan santri adalah puasa Senin-Kamis serta puasa sunnah yang dilakukan pada bulan- bulan tertentu sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan observasi dan wawancara, kebanyakan dari santri pada hari Senin dan Kamis melaksanakan puasa sunnah. Hal itu dilakukan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, untuk melatih kesabaran serta membiasakan hidup sederhana dan menghemat uang jajan mereka. 5 Asmaul Husna Program hafalan Asmaul Husna biasanya dilakukan sebelum KBM berlangsung yaitu pukul 06.30. Program ini bertujuan untuk mengenalkan dan meyakini sifat-sifat Allah yang mulia, serta meneladani dan mengambil intisari dari Asmaul Husna.Siswa juga dapat mengambil nilai-nilai kebaikan dari menghafal Asmaul Husna. Program ini biasanya dilakukan setelah tadarus Al-Qur’an di kelas. 6 3S Senyum, Sapa, Salam 89 Program senyum, sapa, dan salam wajib dilakukan oleh seluruh warga sekolah dan pondok pesantren Al-Hikmah. Setiap bertemu dengan seseorang wajib untuk tersenyum, kemudian menyapa, serta mengucapkan salam. Dari hasil pengamatan, semua warga di sekolah ini sangat ramah. Ketika peneliti bertemu dengan warga sekolah maupun pondok, baik guru, ustadz, siswasantri, karyawan, mereka selalu memberikan senyum, mengucapkan salam, serta menyapa peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa di SMP Al-Hikmah maupun di Pondok Pesantren Al-Hikmah nilai bersahabat dan komunikatif sudah tertanam dengan baik. 7 Ektrakurikuler Ektrakurikuler merupakan kegiatan sekolah yang dilakukan siswa di luar jam belajar sekolah. Kegiatan ektrakurikuler ditujukan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Ektrakurikuler merupakan salah satu program yang juga mendukung pendidikan karakter di sekolah karena dapat melatih kedisiplinan, kerjasama, tanggungjawab, serta kerja keras yang tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak “HN” sebagai berikut: 90 “Di dalam ektrakurikuler itu ada karakter-karakter yang dibentuk seperti karakter berkompetisi secara sehat, karakter kerja keras, kerja sama misalnya dalam ekstra pramuka, seperti itu. Kalau dalam pencak silat siswa juga harus disiplin, bersungguh-sungguh, dan sebagainya, itu sangat mendukung sekali dalam pendidikan karakter karena ektrakurikuler itu adalah untuk mengembangkan diri siswa, mengembangkan bakat begitu.”wawHN26062014 Adapun jenis ektrakurikuler yang ada di SMP Al-Hikmah yaitu sepak bola, bulutangkis, pencak silat, KIR, hadroh kesenian islami, muhadzarah pidato Islami, tahfidz hafalan al-qur’an, dan pramuka. 8 Program Kedisiplinan Program kedisiplinan adalah program sekolah maupun pondok yang dilakukan untuk melatih kedisiplinan siswasantri. Dalam mendukung program tersebut, ada jadwal aktivitas santri yang telah disusun oleh pondok pesantren. Jadwal aktivitas santri tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 10. Jadwal Aktivitas SiswaSantri Waktu WIB KegiatanAktivitas 03.00-05.00 Shalat Tahajud-Shalat Subuh 05.00-06.00 Pelajaran pagimufrodat 06.00-07.00 Persiapan ke sekolah 07.00-12.00 KBM di kelas formal 12.00-12.30 Shalat Dzuhur 12.30-14.00 KBM di kelas formal 14.00-15.30 Istirahat, Shalat Ashar 15.30-17.00 Pelajaran Pesantren 17.00-19.30 Persiapan Shalat Magrib dan Isya’ 19.30-21.30 Belajar di kelas terbimbing 21.30-22.00 Tadarus di asramakamar 22.00-03.00 Istirahat malam Sumber: Dokumen SMP Al-Hikmah 91 Setiap siswasantri wajib mematuhi tata tertib atau peraturan yang berlaku di sekolah maupun di pondok pesantren. Apabila siswasantri melanggar peraturan maka akan diberikan sanksi berupa iqabhukuman sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan. Hal tersebut dinyatakan oleh “AMA” yaitu: “Kalau di sini disiplin, bangun jam 3 pagi, sholat tahajud, kemudian wajib sholat di masjid, jika tidak mengerjakan dapat hukuman atau iqab. Terlambat ke masjid berjamaah nanti dapat hukuman. kemudian juga peraturan-peraturan itu harus ditaati sama santri. Kalau di pondok itu ada namanya OSAH, jadi nanti di OSAH itu ada bagian- bagiannya, nanti yang membangunkan asrama, ada yang bertugas memberikan hukuman juga.”wawAMA28052014 Untuk di sekolah, selain mendapat hukuman, sekolah juga menerapkan sistem pemberian point bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah. Bagi siswa yang telah melanggar banyak peraturan sekolah dan memiliki jumlah point yang banyak akan dikembalikan ke orangtua atau dikeluarkan dari sekolah maupun pondok. Sebaliknya, bagi santri yang banyak melanggar peraturan pondok dan pelanggarannya sudah dalam kategori pelanggaran berat maka santri tersebut juga akan dikeluarkan dari pondok pesantren maupun dari sekolah. Di sekolah ini, pelanggaran yang sering terjadi adalah peraturan untuk tidak menggunakan handphone HP dan 92 “pacaran” di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh “AMA” sebagai berikut: “Seperti tidak boleh membawa HP, dan banyak yang melanggar, disembunyikan. Sekarang juga masih ada yang seperti itu, santri itu memang cerdik, nanti disembunyikan di bawah lemari. Ada yang berpacaran juga, tidak boleh, dan itu salah satu peraturan yang banyak ditentang oleh santri, kemarin juga ada santri yang ditangkap itu karena berpacaran.”wawAMA28052014 Siswa biasanya menyembunyikan Hpnya pada saat ada razia dari OSAH. Bagi siswa yang ketahuan membawa Hp akan disita dan memanggil orangtua wali untuk mengambil barang milik siswa tersebut. Memiliki teman dekat atau istilah pacaran juga dilarang di sekolah ini karena hal tersebut sangat dilarang agama. Biasanya siswa yang ketahuan berpacaran akan ditegur terlebih dahulu, namun ketika tidak berusaha menjadi lebih baik akan diberikan hukuman. Sekolah sebenarnya berusaha untuk memberikan perlindungan kepada siswa terhadap pengaruh penggunaan HP dan pacaran di sekolah, namun masih ada siswa yang juga melanggar peraturan tersebut. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan di SMP Al-Hikmah sebenarnya sudah cukup baik, jadwal aktivitas untuk siswa dapat melatih kedisiplinan mereka. Siswa 93 dapat melakukan aktivitas dengan teratur dan tidak membuang waktu mereka untuk hal yang tidak bermanfaat. Untuk pelanggaran yang masih sering dilakukan siswa seperti membawa HP dan pacaran merupakan pelanggaran yang berat dan sekolah berupaya untuk mencegah tersebut dengan memberikan teguran nasihat dan hukuman apabila sudah berlebihan. 9 Program Kemandirian Program kemandirian adalah program yang dirancang untuk melatih kemandirian siswa baik di sekolah maupun di pondok pesantren. Siswa dilatih untuk mandiri dalam hal mengurus kebutuhan pribadi seperti makan, pakaian, dan belajar. Bagi siswa laki-laki wajib memasak nasi untuk kebutuhan para santri. Sedangkan siswa perempuan wajib memasak sayur sebagai pelengkap makan untuk para siswa. Biasanya siswa laki-laki mulai memasak nasi pada pukul 22.00 WIB hingga pagi, dan siswa perempuan mulai memasak sayur setelah Shalat Isya’. Selain untuk melatih kemandirian siswa, program ini juga untuk melatih kerjasama. Siswa juga harus mandiri dalam mengurus pakaian seperti mencuci dan menyetrika. Dalam kegiatan belajar siswa juga harus belajar mandiri. Jadi, siswa harus benar-benar 94 mandiri dan pintar membagi waktu mereka seperti mengurus kebutuhan pribadi dan juga belajar. Begitu juga pada saat ujian siswa juga harus mengerjakan ujian secara mandiri dan tidak boleh menyontek ataupun bertanya pada siswa lain. Meskipun demikian, masih ada siswa yang masih menyontek pada saat mengerjakan ujian sekolah seperti yang diungkapkan oleh siswa NS berikut: “Masih ada yang menyontek, tetapi kalau akhir-akhir ini ketika ujian itu sudah diminimalisir, semenjak saya kelas dua teman sekelas sudah tidak saling mencontek, sudah mengerjakan sendiri-sendiri. Kalau tugas kami kerjakan di asrama, nanti kami saling komunikasi, saling bantu kalau ada yang belum dikuasai nanti bertanya yang sudah bisa. Ada juga nanti konsultasi dengan ustadz misalnya ada apa dapat berbagi cerita sama ustadznya.”wawNS22052014 Berdasarkan wawancara dan observasi di lapangan, kehidupan sekolah dan pesantren telah melatih siswa untuk menerapkan nilai kemandirian. Kebutuhan pribadi harus diurus masing-masingsiswa. siswa juga telah belajar mandiri baik di sekolah maupun di asrama pesantren. Pada saat ujian sekolah, siswa berusaha mengerjakan soal secara mandiri hal tersebut dibuktikan peneliti pada saat melakukan pengamatan ujian sekolah di kelas 8B. 95 10 Peduli Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Program peduli lingkungan adalah program yang ditujukan bagi semua warga sekolah maupun pondok pesantren yang isinya adalah anjuran untuk selalu menjaga lingkungan baik lingkungan sekolah, lingkungan pondok pesantren, lingkungan asrama, serta lingkungan alam dan sekitar. Untuk di lingkungan sekolah, semua siswa wajib melaksanakan piket di kelas, membuang sampah pada tempat sampah, menjaga kebersihan kelas, menjaga kebersihan kantor guru, menjaga fasilitas sekolah, melakukan kerjabakti di lingkungan sekolah, mengadakan lomba kebersihan kelas. Sedangkan di lingkungan pondok pesantren, santri wajib menjaga kebersihan lingkungan pondok, menjaga kebersihan di dalam masjid, melakukan kerjabakti, menjaga keamanan dan suasana pondok pesantren. Di lingkungan asrama, santri wajib untuk menjaga kebersihan asrama, kebersihan kamar mandi, melaksanakan jadwal piket asrama, dan tidak membuat kegaduhan di asrama. Selain itu, seluruh warga sekolah dan pondok pesantren juga wajib untuk peduli terhadap lingkungan 96 alam, menjaga kelestarian alam sekitar, menyirami tanaman di lingkungan sekolah, pondok, dan asrama. Dari hasil penelitian yang dilakukan, kegiatan piket di kelas telah dilaksanakan dengan baik. Siswa melaksanakan piket kelas sesuai dengan jadwal masing-masing. Di dalam kelas juga tersedia tempat sampah. Namun, kebersihan kelas masih terlihat kotor dengan meja dan tembok kelas yang terdapat banyak coretan. Sedangkan di kantor kepala sekolah terlihat bersih, buku-buku dan piala tertata dengan rapi, berbeda dengan ruangan guru yang masih terlihat kurang rapi. 11 Pelajaran Pesantren Sebagai Sekolah Berbasis Pesantren SBP, SMP Al- Hikmah mengintegrasikan pendidikan karakter di dalam pelajaran pesantren. Pelajaran pesantren ini mendukung pelajaran formal di sekolah. Pelajaran pesantren lebih menekankan pada ilmu-ilmu Islam yang memberikan pengetahuan tentang baik dan buruk, yang haq dan yang batil. Adapun pelajaran pesantren tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a Al-Qur’an Dalam pelajaran ini membahas tentang cara membaca Al-Qur’an dengan benar. Menerjemahkan ayat- 97 ayat Al-Qur’an serta menafsirkan isi kandungan Al- Qur’an. b Bahasa Arab Pelajaran Bahasa Arab ini bermanfaat untuk mempelajari dan memperoleh pengetahuan tentang bahasa- bahasa Arab dan diharapkan dapat diamalkan oleh siswasantri dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di dalam pondok pesantren. c Sejarah dan Kebudayaan Islam Sejarah dan Kebudayaan Islam berguna untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau di kalangan ummat Islam dan keadaan- keadaan atau kejadian-kejadian yang masih ada sedang terjadi. Dengan mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam, diharapakan siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam serta dapat mengambil teladan dari sejarah umat Islam masa lampau. d Fiqih Dalam pelajaran ini membahas tentang hak dan kewajuban umat Islam sebagai makhluk Allah. Dalam pelajaran ini juga membahas tentang tata cara beribadah, prinsip rukun Islam, serta hubungan antar manusia sesuai 98 dengan dalil-dalil yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. e Aqidah Akhlak Dalam ilmu aqidah, membahas tentang pokok kepercayaan dan keyakinan muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim. Sedangkan dalam ilmu akhlak membahas tentang cara berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Mempelajari ilmu akidah akhlak ini akan memberikan pengetahuan kepada siswa tentang kepercayaan dan keyakinan serta cara berperilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga terbentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah. f Tajwid Pelajaranilmu yang membahas tentang tata cara membacamelafadzkan huruf-huruf Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan mempelajari ilmu tajwid ini siswa akan dapat melafadzkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. g Hadist Dalam pelajaran ini, siswa diberikan ilmu tentang hadist-hadist yang merupakan sumber hukum syariat Islam 99 dan wahyu dari Allah SWT. Tujuan utama mempelajari ilmu hadist ini adalah untuk mengenalkan kepada siswa tentang hadist-hadist yang shahih serta dapat mengambil intisari dari hadist tersebut dan diharapkan dapat diamalkan dalam kehidupan siswasantri. h Mahfudlot Mahfudlot adalah kata-kata mutiara dari para ulama zaman dahulu yang mengandung makna dan sangat bermanfaat untuk kehidupan. Di samping memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus dapat mengartikan dan mengambil makna serta intisari dari Mahfudlot tersebut. Menjadikan motivasi dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 12 Organisasi Santri Untuk mendukung pengembangan diri para siswa, di SMP Al-Hikmah memiliki organisasi OSIS. Selain organisasi OSIS, di Pondok Pesantren Al-Hikmah juga ada organisasi santri yang disebut OSAH Organisasi Santri Al-Hikmah. OSAH disebut-sebut juga sebagai tangan kanan para ustadz di pesantren karena organisasi ini membantu ustadz dalam mengatur kegiatan-kegiatan di pondok pesantren. Di dalam organisasi ini dibagi menjadi 14 bagian yang bertugas dan 100 bertanggung jawab pada masing-masing bidang yaitu sebagai berikut: a Pimpinan Pusat 1 Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap bidang dalam OSAH. 2 Bekerjasama dengan pengurus harian OSAH yang lain. 3 Mengkoordinasi seluruh bidang dalam OSAH. b Sekretaris Pusat 1 Mendukung program ketua OSAH dan bidang yang lain. 2 Mendokumentasikan hasil rapat OSAH. 3 Mencatat dan menyusun laporan kegiatan dan anggaran OSAH. c Bendahara Pusat 1 Mengontrol buku-buku keuangan. 2 Mencatat keluar masuknya uang. 3 Mengharuskan santri untuk melunasi iuran yang sudah ditentukan. d Departemen Keamanan 101 1 Mengamankan dan mentertibkan lingkungan santri akhwat yaitu dengan cara rolling di lingkungan akhwat. 2 Menyampaikan batasan-batasan dalam berpakaian. 3 Mengajak santri untuk disiplin dalam setiap mengikuti kegiatan. 4 Menyelesaikan permasalahan santri yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban. 5 Mensosialisasikan peraturan dan sanksi bagi yang melanggar. e Departemen Kebersihan 1 Menghandel semua kegiatan santri yang berkaitan dengan kebersihan. 2 Mengkoordinir kerjabakti. 3 Membersihkan IPAL. 4 Memberikan sanksi kepada santri yang telat berkumpul kerja bakti. f Departemen Ta’lim 1 Memberikan perizinan kepada santri yang berhalangan mengikuti pelajaran pondok. 2 Memberikan tambahan pembelajaran untuk santri melalui pelajaran pagi. 102 3 Sebagai penghubung antara ustadzustadzah santri dalam lingkup pembelajaran 4 Mengkoreksi buku pelajaran pagi santri tiap minggu. 5 Membimbing untuk membaca Al-Qur’an. 6 Menyimak hafalan santri yang sudah diajarkan. g Departemen Takmir 1 Memberikan hukuman kepada santri yang tidak tepat waktu datang ke masjid. 2 Merawat atau menjaga kebersihan masjid. 3 Menjadwal kultum santri. 4 Memberikan hukuman kepada santri yang tidak melaksanakan piket masjid. h Depertemen Logistik 1 Mengatur jadwal masak. 2 Membagi nasi dan sayur per-asrama. 3 Mentertibkan jadwal masak. 4 Membagi sayur yang sudah matang antara ikhwan dan akhwat sama rata. 5 Menyiapkan sayur dan bumbu serta peralatan masak. 6 Bertanggungjawab atas inventaris logistik 7 Mendata sayur yang masuk. i Departemen Kepramukaan 103 1 Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pramuka di pondok pesantren. 2 Menanamkan sikap kedisiplinan, kemandirian, serta tanggung jawab melalui kegiatan kepramukaan. j Departemen Perpustakaan 1 Menggerakkan santri agar gemar membaca. 2 Memberikan pelayanan peminjaman buku. 3 Menciptakan rasa nyaman dan menyenangkan bagi pengunjung perpustkaan. 4 Mengistiqamahkan santri untuk tetap gemar membaca dan mengunjungi perpustakaan. 5 Membuat peraturan bagi seluruh pengunjung. 6 Para pengurus perpus harus konsekuen dengan peraturan yang dibuat. 7 Mengajukan permohonan bantuan buku pada perpusda. 8 Mengajukan proposal permohonan dana bantuan kepada Dinas Pendidikan Daerah. 9 Menciptakan santri yang kreatif melalui kegiatan lomba membuat mading. k Departemen Bapenta Badan Penerima Tamu 1 Menerima tamu dengan baik, sopan, dan santun. 104 2 Membuat tata tertib tamu. 3 Membuat dan mengkoordinir tim khusus penerima tamu. 4 Bekerjasama dengan bidang lain. 5 Mengabsen santri setiap pengajian minggu ke-2 dan ke-4 l Departemen Kesehatan dan Olahraga 1 Memimpin jalannya olahraga. 2 Menyediakan obat dan P3K bagi santri yang sakit. 3 Mengantarkan santri yang sakit untuk berobat. 4 Merawat santri yang sakit. 5 Mendampingi anggota PIK-R dalam melaksanakan program PIK-R. m Departemen Pengairan dan Penerangan 1 Mengalirkan air. 2 Menyalakan dan mematikan lampu. 3 Memperbaiki saluran air, listrik yang rusak, dan mesin. n Departemen Kesenian 1 Mengaktifkan kegiatan ASKA dan COMPENI. 2 Pembuatan background untuk acara-acara pesantren. 3 Mengadakan acara tutup tahun OSAH. 105 4 Pembuatan reklame. 5 Mengaktifkan tim Haqafah. 6 Mengusahakan informasi kepesantrenan. 7 Membuat majalah dinding. Secara keseluruhan program pendidikan karakter di SMP Al- Hikmah maupun yang ada di Pondok Pesantren Al-Hikmah semua telah dilaksanakan. Keseluruhan program tersebut memuat nilai-nilai karakter. Sebagai sekolah berbasis pesantren, nilai-nilai karakter yang ditanamkan di SMP Al-Hikmah adalah nilai-nilai karakter yang juga diterapkan di pondok pesantren. Nilai-nilai karakter tersebut diimplementasikan di dalam program baik intrakurikuler maupun ektrakurikuler, baik di dalam sekolah maupun di pondok pesantren. Nilai-nilai karakter tersebut yaitu nilai religius, mondok, nilai kepatuhan, nilai keteladanan, nilai kesalehan, nilai kemandirian, nilai kedisiplinan, nilai kesederhanaan, nilai toleransi, qana’ah, nilai rendah hati, nilai ketabahan, nilai kesetiakawanantolong menolong, nilai ketulusan, nilai istiqamah, nilai kemasyarakatan, dan nilai kebersihan. Berikut ini adalah tabel indikator nilai-nilai pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo: 106 Tabel 11. Indikator Nilai-nilai Karakter di SMP Al-Hikmah No. Nilai Karakter Deskripsi 1. Pendalaman Ilmu AgamaReligius • Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar • Rajin menuntut ilmu agama • Memiliki penguasaan ilmu-ilmu agama dari kutub al turats • Mampu mempelajari ilmu agama dari kutub al mu’tabaroh 2. Mondok • Adanya bimbingan yang intensif • Terciptanya suasana belajar yang dinamis • Terbentuknya lingkungan pendidikan yang steril dari pengaruh negatif lingkungan luar • Terjalinnya keakraban antara santri dengan ustadz • Terjalinnya keakraban antar santri • Terwujudnya proses pembelajaran tuntas mastery learning 3. Kepatuhan • Menjalankan perintah dan menjauhi larangan kyai, guru, ustadz dan ustadzah • Menghargai kepada yang lebih tua • Tidak membantah yang haq 4. Keteladanan • Mampu mencontoh perilaku positif kyai dan guru • Mampu mencontoh perbuatan yang baik • Mampu memberikan contoh yang baik pada teman- temannya • Mampu mengapresiasi ucapan dan perilaku positif teman-temannya • Mampu mencerminkan perilaku yang baik 5. Kesalehan • Rajin beribadah, baik yang wajib maupun yang sunnah • Membiasakan berdoa dalam aktivitas sehari-hari • Selalu menjaga hubungan yang baik antar sesama • Selalu mengingat Allah SWT • Mempu ber-amar ma’ruf nahyi munkar • Selalu mengucapkan kalimat thayyibah • Menjaga sopan santun 6. Kemandirian • Mampu mengerjakan pekerjaan di lingkungan pondok pesantren, tugas-tugas sekolah dan pesantren tanpa bergantung pada bantuan orangtua 107 • Mampu menyelesaikan sendiri atas masalah yang dihadapinya • Berpikir optimis dan positif menghadapi masa depan 7. Kedisiplinan • Mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan pesantren tepat waktu • Tidak menunda-nunda pekerjaan • Ketaatan pada tata tertib • Ketepatan dalam majelis pengajian dan ibadah 8. Kesederhanaan • Mentradisikan hidup sederhana dan tidak tamak • Pola hidup yang berlebihan • Tidak berorientasi pada keduniaan • Lebih berorientasi pada kehidupan akhirat 9. Toleransi • Menghargai pendapat orang lain • Tidak memaksakan pendapat sendiri • Menghargai pendapat etnis dan usul-usul semua santri • Menjaga ketenangan hidup bermasyarakat • Saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat • Menghargai kepada yang lebih tua dan mengasihi kepada yang lebih muda 10. Qona’ah Menerima apa adanya • Bersikap wajar atas pujian dan celaan yang diterimanya • Giat berusaha dan bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan • Selalu bersyukur atas hasil usahanya • Tidak iri atas keberhasilan orang lain • Hidup sederhana dan menyesuaikan dengan keadaan 11. Rendah hati • Tidak berperilaku sombong dalam berbagai hal • Mengakui bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan • Tidak mudah tersinggung • Terbuka terhadap kritik dari orang lain • Mengakui adanya kekurangan pada diri sendiri 12. Ketabahan • Pantang menyerah dan berusaha • Ulet dalam menghadapi kehidupan • Tidak mudah kecewa dan putus asa • Giat dan bekerja keras • Tahan menghadapi cobaan dan tantangan 108 13. Kesetiakawanan tolong menolong • Suka menolong • Memiliki kepedulian • Berempati terhadap penderitaan teman • Mementingkan kebersamaan • Siap berkorban untuk kepentingan bersama yang baik 14. Ketulusan • Tidak mengharapkan imbalan • Tidak mengharapkan pujian • Memiliki motivasi yang kuat • Belajar dan bekerja hanya karena mengharap ridho Allah SWT 15. Istiqomah Konsistentegu h pendirian • Teguh terhadap keyakinan dan ajaran Islam • Konsisten antara ucapan dan perbuatan • Tidak malas dan giat bekerja • Belajar terus menerus 16. Kemasyarakatan • Menghargai budaya lokal yang sesuai dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah • Menyatu dengan masyarakat • Terbuka terhadap partisipasi masyarakat • Menjadi pusat pengembangan pemberdayaan masyarakat 17. Kebersihan • Adanya kebersihan lingkungan baik di sekolah maupun di pondok pesantren • Menyiapkan tempat pembuangan sampah • Perilaku santri dan guru seperti membuang sampah pada tempat sampah, kerja bakti, dan berpakaian rapi serta sopan. • Pembiasaan hidup bersih baik di sekolah maupun di pondok pesantren Sumber: Dokumen SMP Al-Hikmah Dari hasil wawancara dan observasi tentang kebijakan pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah, penerapan nilai-nilai karakter dijelaskan sebagai berikut: 109 1 Pendalaman Ilmu AgamaReligius Adanya pendidikan yang berbasis agama Islam di sekolah dan di pondok pesantren sangat mendukung penanaman nilai religius kepada para siswasantri. Sebagai sekolah berbasis pesantren tentu di SMP Al-Hikmah memiliki fasilitas untuk beribadah yaitu masjid. Seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, dan karyawan menjalankan kewajiban shalat lima waktu secara berjamaah di masjid. Selain itu siswa dibiasakan untuk menjalankan ibadah shalat sunnah seperti shalat dhuha, shalat tahajud, shalat witir, shalat hajat, dan lain-lain. Siswa juga dibiasakan untuk menjalankan puasa sunnah. Setiap sebulan sekali sekolah mengadakan pengajian. Sekolah juga selalu merayakan hari besar agama Islam seperti Isra Mi’raj, Maulid Nabi, Idul Adha, dan lain-lain. Pada saat KBM, di SMP Al-Hikmah selalu mengawali dan mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa.Setiap hari sebelum KBM di mulai yaitu pukul 06.30 WIB juga ada program Asmaul Husna dan juga tadarus Al-Quran. Pada saat pelajaran agama di sekolah maupun di pesantren, siswa mengikuti dengan bersungguh-sungguh, hal ini menunjukkan bahwa siswa di SMP Al-Hikmah rajin dalam menuntut ilmu agama.Di sela-sela waktu 110 senggang, setiap hari siswa selalu membaca Al-Qur’an baik di masjid maupun di asrama karena ada program Tahfidz Al-Qur’an. Pendalaman ilmu agama juga diberikan melalui pelajaran di sekolah Pendidikan Agama Islam PAI serta pelajaran pesantren untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang ajaran agama, nilai-nilai baik dan benar, sehingga siswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai religius di sekolah ini juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari seperti cara berpakaian, cara berbicara, sikap dan perilaku siswa, serta peraturan-peraturan sekolah maupun pondok pesantren yang tujuannya adalah untuk membentuk karakter muslim yang berakhlak mulia sesuai syariat Islam. Siswa harus berpakaian dengan menutup aurot, yaitu bagi siswa perempuan diwajibkan berjilbab dan tidak boleh menggunakan pakaian yang ketat, danbagi siswa laki-laki harus menggunakan celana panjang dan baju yang rapi. Nilai religius ini menjadi nilai karakter yang kuat yang ditanamkan di SMP Al-Hikmah. Hal ini disebabkan karena SMP Al-Hikmah juga merupakan sekolah yang berbasis pesantren sehingga nilai religius dianggap sebagai nilai karakter yang paling unggul di SMP Al-Hikmah. 111 2 Mondok Pendidikan di SMP Al-Hikmah intensif dimulai dari siswa bangun tidur sampai siswa tidur kembali. Dengan tinggal di pesantren, siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan di pesantren yang bermanfaat. Perilaku siswa juga dapat dikontrol dan diawasi sehingga siswa tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Karena letak sekolah yang jauh dari pusat keramaian, lingkungan di SMP Al-Hikmah menjadi kondusif untuk kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Adanya kewajiban untuk mondoktinggal di asrama menjadikan interaksi antara siswasantri dengan guruustadz terjalin dengan baik. Saling tegur sapa dan terlihat akrab, hal ini karena guru maupun ustadz ada yang mengajar dan tinggal di pesantren. 3 Kepatuhan Sebagai wujud penerapan nilai kepatuhan, seluruh warga sekolah harus mematuhi peraturan-peraturan sekolah maupun pondok pesantren. Seluruh warga sekolah juga harus menerima hukuman dan melaksanakan hukuman dengan sungguh-sungguh atas pelanggaran yang dilakukan. Dari hasil penelitian, siswa memiliki sikap hormat dan santun kepada guru, ustadz, dan yang lebih tuasenior misalnya 112 kakak kelas.Siswa selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan teman, guru, maupun tamu dari sekolah. Siswa junior juga terlihat sangat menghormati dengan siswa yang lebih senior. Di sekolah sendiri memiliki peraturan untuk memanggil “mbak” dan “mas” kepada siswa yang lebih tua, agar siswa terlatih dan terbiasa saling menghormati.Begitu juga antara guru dan guru lain saling menghormati. Ketika guru satu bertemu dengan guru yang lain, mereka saling menyapa dengan ucapan salam. Senyum, sapa, dan salam merupakan salah satu program sekolah yaitu 3S untuk membiasakan seluruh warga sekolah saling menghormati. 4 Keteladanan Siswa selalu berusaha untuk mencontoh perilaku positif dari ustadz dan guru.Guru dan ustadz juga memberikan contoh yang baik pada siswa. Guru dan siswa di SMP Al-Hikmah selalu mencerminkan perilaku yang baik.Seluruh warga sekolah maupun pesantren selalu memberikan sikap sopan dan ramah. Sekolah juga memberikan apresiasi bagi siswa terbaik setiap tahunnya di sekolah maupun di pondok pesantren sehingga dapat menjadi motivasi bagi siswa yang lain untuk lebih baik.Di dalam pelajaran PAI dan pesantren guru juga selalu memberikan contoh teladan yang baik misalnya Nabi Muhammad SAW. 113 5 Kesalehan Kultur di SMP Al-Hikmah menuntut seluruh warga sekolah untuk selalu rajin beribadah. Semua hal yang dikerjakan semata- mata adalah karena Allah SWT. Semua warga sekolah harus menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan- laranganNya. Menjadi anak shaleh merupakan cita-cita bagi setiap orang, begitu juga di sekolah ini. Dari hasil wawancara, di SMP Al-Hikmah telah menghasilkan generasi-generasi yang saleh, hal ini dibuktikan dengan alumni-alumni yang telah lulus dari sekolah ini kemudian banyak yang menjadi ustadz dan pendakwah maupun melanjutkan studi ke sekolah-sekolah yang berbasis Islam. Nilai kesalehan jelas tercermin dari seluruh warga yang senantiasa menjalankan perintah Allah yaitu Shalat, mempelajari agama Islam, mengamalkan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari. 6 Kemandirian Kehidupan siswa yang jauh dari orangtua karena tinggal di pesantren menuntut siswa untuk dapat berlatih mandiri, tidak bergantung lagi pada orangtua. Siswa harus dapat mengurus kebutuhan pribadinya seperti makan, minum, berpakaian, belajar, berorganisasi, dan lain-lain. Guru selalu memberikan tugas-tugas 114 kepada siswa yang harus dikerjakan sendiri, hal ini menunjukkan bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa agar siswa dapat mandiri dalam belajar. Nilai kemandirian telah menjadi kultur di SMP Al-Hikmah dan juga menjadi nilai unggul di sekolah ini. 7 Kedisiplinan Nilai kedisiplinan sudah menjadi kultur di sekolah maupun di pondok pesantren. Kedisiplinan tercermin dari kehidupan para siswa yang selalu membiasakan diri untuk tepat waktu seperti bangun tidur, shalat, masuk kelas, tepat waktu dalam mengikuti kegiatan di masjid, mematuhi peraturan-peraturan sekolah dan pondok pesantren, serta penegakan aturan yang disertai sanksi secara adil bagi yang melanggar peraturan sekolah maupun pondok pesantren. Demikian juga guru dan karyawan di sekolah ini menunjukkan kedisiplinan yang tinggi dengan datang tepat waktu dan menyelesaikan target tepat waktu. Program kedisiplinan ada untuk mendukung penerapan nilai karakter kedisiplinan di sekolah. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa memiliki kedisiplinan yang tinggi, hal ini dibuktikan ketika siswa bangun tidur, semua siswa bangun tepat waktu yaitu pukul 3.00 WIB. Siswa juga berdisiplin dalam hal beribadah shalat. Ketika kumandang adzan telah berbunyi siswa 115 segera bergegas ke masjid untuk shalat. Ketika masuk kelas juga tidak ada yang terlambat. Sama halnya dengan guru dan karyawan yang tidak datang terlambat ke sekolah. 8 Kesederhanaan Kebijakan sekolah gratis di SMP Al-Hikmah ini sangat meringankan beban bagi siswa-siswa yang tidak mampu. Namun dari sisi kebijakan ini, tentu fasilitas dari sekolah maupun pondok pesantren mengalami keterbatasan. Siswa tidak boleh hidup bermewah-mewah di sekolah maupun pondok pesantren. Adanya larangan membawa alat-alat elektronik, jumlah pakaian yang dibatasi, jumlah uang jajan yang dibatasi, makanan sehari-hari yang apa adanya melatih siswa agar selalu hidup sederhana. Hal ini dibuktikan dengan cara berpakaian siswa yang sederhana namun tetap sopan, jumlah pakaiannya juga dibatasi sebanyak enam stel supaya di asrama tidak menumpuk pakaian-pakaian siswa. Makanan sehari-hari juga sederhana dan siswa harus masak secara bergiliran. Siswa putri diharuskan memasak sayur dan lauk, sedangkan siswa putra memasak nasi dan air. Kehidupan yang dibentuk di sekolah ini akan melatih siswa agar selalu hidup sederhana. 116 9 Toleransi Siswa-siswa yang ada di SMP Al-Hikmah berasal dari berbagai daerah dan dari berbagai lapisan masyarakat. Ada siswa dari luar DIY seperti Aceh, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat hingga Papua. Beragamnya siswa-siswa ini menuntut siswa untuk hidup saling membantu, saling menghargai, saling menghormati perbedaan masing- masing. Di dalam satu kamar asrama, dapat dihuni sebanyak 20- 30 siswa. Perbedaan pendapat, perbedaan ide, sering muncul dari para siswa, sehingga terkadang terjadi konflik. Siswa-siswa di sekolah ini berasal dari berbagai lapisan masyarakat, baik lapisan bawah, menengah, dan juga lapisan atas. Bagi SMP Al-Hikmah hal itu bukan menjadi alasan untuk membeda-bedakan antara siswa satu dengan yang lain. Sekolah memperlakukan siswa dengan sama tanpa membeda-bedakan. Di SMP Al-Hikmah juga memfasilitasi siswa dengan adanya organisasi PIK-R Pusat Informasi dan Konseling Remaja. PIK-R ini menjadi wadah bagi siswa-siswa untuk mencurahkan isi hati dan masalah-masalah yang dihadapi. Siswa dapat melakukan konseling baik dengan guru BK maupun dengan teman sebaya. Adanya PIK-R ini sangat membantu siswa mengatasi konflik maupun masalah-masalah di sekolah dan di pondok pesantren. 117 10 Qona’ah Menerima apa adanya Setiap orang harus bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepada umatNya, hal itulah yang diajarkan di sekolah ini. Baik siswa maupun guru harus memiliki sikap Qana’ah menerima apa adanya atas apa yang diberikan Allah SWT. Bersikap qana’ah bukan berarti menerima apa adanya tanpa berusaha. Siswa harus berusaha untuk mencapai apa yang dicita- citakannya. Dalam pelajaran Bimbingan Konseling, guru BK memberikan tugas kepada siswa untuk membuat nilai target setiap mata pelajaran yang akan dicapai siswa selama satu semester. Nilai target tersebut harus dipertanggungjawabkan. Siswa harus berusaha untuk mencapai nilai target yang telah dibuat. Adanya pembuatan nilai target ini akan memacu dan memotivasi siswa agar berusaha mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dari wawancara dengan guru BK, hal tersebut memberikan pengaruh terhadap siswa karena siswa lebih giat dalam belajar. 11 Rendah hati Dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan pelajaran pesantren aqidah dan akhlak mengajarkan kepada siswa untuk tidak memiliki sifat sombong dan selalu bersikap rendah hati, tidak mudah tersinggung, terbuka dengan kritik dari orang lain, serta mengakui adanya kekurangan dalam diri sendiri. 118 Dari hasil pengamatan peneliti pada saat pembagian juara umum dan juara kelas di sekolah, siswa yang memperoleh juara tidak memperlihatkan sifat sombong. Mereka hanya tersenyum kepada teman-temannya. Siswa lain yang tidak mendapat juara juga tidak memperlihatka sifat iri tetapi juga merasa senang dan memberi ucapan kepada juara kelas. 12 Ketabahan Nilai ketabahan merupakan nilai yang diajarkan dalam diri siswa agar selalu giat belajar, pantang menyerah, dan sabar dalam menghadapi ujian hidup. Dalam mata pelajaran bimbingan konseling, siswa diberikan motivasi dan semangat untuk belajar dan sabar dalam menghadapi berbagai macam ujian dari Allah SWT. Berdasarkan wawancara dengan guru BK, siswa yang ada di sekolah ini berasal dari berbagai daerah dan asal-usul keluarga masing-masing, ada siswa yang sudah menjadi yatim piatu, ada orangtuanya bercerai, ada juga yang bahkan tidak mengenal keluarganya, hal ini tentu menjadi ujian yang berat bagi siswa seusia SMP. Untuk itu, guru selalu memberikan motivasi kepada siswa agar selalu fokus dalam belajar dan berusaha menjadi manusia yang lebih baik. 119 13 KesetiakawananTolong Menolong Hidup di asrama dengan orang yang berbeda-beda tentu menuntut siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sikap kepedulian dan tolong menolong sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bersama. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti, membuktikan bahwa di SMP Al-Hikmah nilai karakter kesetiakawanan sangat kuat ditanamkan. Siswa saling membantu dan memiliki rasa kebersamaan yang tinggi. Masak bersama, makan bersama, tidur bersama, belajar bersama, semua hal dilakukan bersama-sama sehingga siswa memiliki rasa bahwa semua warga sekolah dan warga pesantren merupakan sebuah keluarga bagi mereka. Begitu juga dengan guru di SMP Al-Hikmah, semua guru dan karyawan adalah sebuah keluarga sehingga sikap peduli dan saling menolong harus dimiliki oleh guru dan karyawan. 14 Ketulusan Di SMP Al-Hikmah dan dalam pelajaran pesantren mengajarkan bahwa semua yang dilakukan oleh manusia hanya semata-mata karena mengharap ridha dari Allah SWT. Sikap tulus berarti tidak mengharap imbalan atas apa yang dilakukan kecuali ridha Allah SWT. Peneliti melakukan observasi dengan salah seorang siswa yang pada saat itu peneliti meminta bantuan untuk 120 memfotokopi suatu dokumen. Dari hasil pengamatan, siswa melakukan dengan senang dan menunjukkan keikhlasan. Keikhlasan tersebut ditunjukkan ketika peneliti mengajak siswa tersebut untuk pergi ke kantin sebagai ganti atas bantuannya, namun siswa tersebut menolak dengan alasan bahwa ia melakukan segala sesuatu dengan ikhlas dan tidak mengharap imbalan apapun. Siswa tersebut kemudian juga mengajak untuk mengelilingi area sekolah dan pondok pesantren. Dengan senang hati siswa tersebut membantu dan menjelaskan tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah dan pesantren. 15 Istiqomah Konsistenteguh pendirian Dalam pelajaran pesantren Aqidah membahas tentang pokok kepercayaan dan keyakinan muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim memberikan pengetahuan kepada siswa agar siswa memiliki sikap istiqomah terhadap keyakinan dan ajaran Islam. Sikap istiqomah harus ditunjukkan dengan selalu konsisten antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang telah meyakini Islam tentu harus melakukan apa yang diajarkan oleh Islam sehingga antara ucapan sebagai keyakinan dapat dibuktikan melalui perbuatannya. Siswa di SMP Al-Hikmah harus menjalankan apa yang diperintahkan Allah, kewajiban shalat lima waktu, memperbanyak 121 tadarus Al-Qur’an, shalat sunnah, dan kewajiban lainnya. Menjalankan shalat lima waktu harus dilaksanakan dan bagi siswa yang tidak melaksanakan akan mendapat hukuman. Hal ini sebenarnya menurut guru adalah sebagai bentuk pembiasaan diri kepada siswa karena kebiasaan tidak akan dapat dibentuk ketika tidak dipaksakan terlebih dahulu. Selain itu, sikap istiqomah juga dapat ditunjukkan berlaku jujur di mana saja. Kejujuran menjadi karakter yang penting dan utama. Siswa harus berkata jujur kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Ketika ulangan harian, ujian semester, dan setiap perkataannya harus jujur. Berdasarkan observasi peneliti, pada saat ujian semester, siswa mengerjakan ujiannya masing-masing dan tidak ada saling mencontek. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kejujuran tinggi dan percaya kemampuan serta hasil yang akan diperoleh. Berdasarkan wawancara dengan siswa di SMP Al-Hikmah, di pesantren sering terjadi pencurian barang-barang di asrama yang dilakukan oleh siswa, namun kejadian pencurian biasanya dapat segera ditemukan pelakunya. Salah satu cara yang digunakan oleh pihak pesantren adalah dengan mengumpulkan semua siswa di lapangan dan memberitahukan bahwa terjadi pencurian barang. Pihak pesantren biasanya memberikan sumpah 122 kepada siswa sehingga siswa lebih banyak merasa takut karena azab Allah SWT dan kemudian ada yang mengakui tindakan pencurian. Sekolah selalu berupaya untuk menanamkan kejujuran kepada siswa-siswanya. 16 Kemasyarakatan SMP Al-Hikmah terletak di tengah desa dan siswa harus hidup berdampingan dengan masyarakat di desa tersebut. Menurut kepala sekolah di SMP Al-Hikmah, sekolah dengan sengaja tidak dibangun dengan benteng-benteng di sekelilingnya, hal itu dimaksudkan agar siswa dapat berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah, namun siswa tidak boleh menganggu dan melakukan tindakan yang melanggar norma masyarakat. Siswa dapat menyatu dengan masyarakat, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP Al-Hikmah bahwa sekolah dan pesantren biasanya mengadakan kerja bakti bersama warga desa sebulan sekali. Pada saat bulan puasa, sekolah juga menerjunkan siswa ke desa-desa untuk mengabdi pada masyarakat selama satu bulan. Kegiatan tersebut dapat diisi dengan melakukan ceramah-ceramah di masjid desa, mengadakan kegiatan TPA, dan kegiatan-kegiatan lain. Kegiatan pengabdian masyarakat ini wajib dilakukan bagi siswa lulusan MA dan SMK 123 Al-Hikmah, namun pengabdian masyarakat dilakukan selama satu tahun dan wajib memberikan laporan kegiatan pengabdiannya kepada sekolah. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menyampaikan dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari selama menempuh pendidikan di Al-Hikmah. 17 Kebersihan Untuk menjaga kebersihan di sekolah, setiap hari di kelas ada jadwal piket kelas dan bertanggungjawab menjaga kebersihan kelas seperti menyapu lantai, menghapus papan tulis, dan membuang sampah. Hal tersebut juga berlaku di asrama siswa, setiap hari ada jadwal piket masing-masing untuk membersihkan asrama, kamar mandi, menguras bak mandi,dan membersihkan sekitar asrama. Setiap minggu juga dilakukan kerja bakti di sekitar pesantren. Sebulan sekali melakukan kerja bakti bersama warga di sekitar lingkungan pesantren. Berdasarkan pengamatan, kebersihan di SMP Al-Hikmah masih kurang terawat. Di tembok-tembok sekolah masih banyak terdapat coretan. Meja dan kursi kelas juga masih banyak coretan- coretan. Begitu juga di dalam asrama pesantren, kamar mandi dan ruang asrama kurang terawat dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kebersihan masih belum diterapkan dengan baik. 124 Dari 17 nilai karakter yang ditanamkan di SMP Al-Hikmah, ada nilai-nilai karakter yang unggul. Seperti yang dinyatakan oleh Bapak “HN” yaitu: “Nilai yang paling unggul adalah nilai kedisiplinan, religius, kerja keras, man jadda wa jadda, kesabaran, toleransi, keadilan. Karena di sini anak yang sekolah itu beragam, ada yang kaya ada yang menegah ke bawah, tetapi semua kami usahakan mendapat pelayanan yang sama dan mereka pun bersikap sama tidak membeda-bedakan. Termasuk kami dalam penilaian, dalam pembelajaran di kelas itu tidak boleh membeda-bedakan.” wawHN26062014 Diperkuat dengan pernyataan oleh Bapak “TS”: “Di sini yang jelas menurut saya ada nilai-nilai yang unggul itu ada nilai kasih sayang, kemudian kemandirian. Anak lulus SD kemudian masuk pondok ini harus dituntut untuk mandiri, apa- apa sendiri, makan juga harus disiapkan sendiri, harus masak, mencuci pakaian, itu selain mandiri juga ada nilai kerja kerasnya. mungkin nilai kedisiplinan, dulu pada waktu di SD masih manja disiplinnya kurang, dan di sini harus di latih untuk tepat waktu, dituntut untuk disiplin, dan ada berbagai aturan yang harus dipatuhi seluruh santri. Harus disiplin. Selanjutnya adalah berdakwah untuk Islam, jadi di sini santri dituntut tidak hanya tahu tentang nilai-nilai Islam tetapi juga mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkup sekolah maupun pondok pesantren yang selanjutnya harapannya nanti dapat dilanjutkan di masyarakat, di keluarga seperti itu.”wawTS23052014 Hal senada juga disampaikan oleh Ibu “SRM” sebagai berikut: “Nilai yang ditanamkan ada kalau yang dari pusat itu nanti ada dokumennya. Ada banyak sekali. Tetapi kalau yang paling unggul itu menurut saya adalah nilai kesetiakawanan, karena siswa selama 24 jam berada di sini, makan seatap, tidur seatap. Walaupun terkadang ada konflik tetapi juga dapat teratasi. Contohnya di sini ada ruang PIK-R Pusat Informasi Layanan Konseling Remaja. Sistemnya peer conceling, konseling teman dan teman, teman sebaya. Seperti di rumah tangga, ada yang 125 perang, kerengan, ada yang menangis. Tetapi Alhamdulillah dari situ ada tercipta karakter setia kawan yang tinggi. Insya Allah karakter disiplin, karakter kejujuran, kemudian juga religius dalam sholat. Dari 17 nilai yang menonjol menurut saya itu karakter kesetiakawanan.”wawSRM22052014 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah diterapkan dalam berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di pondok pesantren. Program-program tersebut terintegrasi di dalam KBM, ektrakurikuler, budaya sekolah, dan juga kultur di pondok pesantren. Program pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pelajaran dapat dikategorisasikan sebagai program pendidikan karakter yang bersifat intrakurikuler, sedangkan program pendidikan karakter yang ada di luar pelajaran sekolah maupun pelajaran pesantren dikategorisasikan sebagai program pendidikan karakter yang bersifat ektrakurikuler yaitu 3S senyum, sapa, salam, asmaul husna, program kedisiplinan, program kemandirian, peduli lingkungan. Di lingkungan pondok pesantren sendiri ada program- program pendidikan karakter yaitu shalat fardhu berjamaah, tadarus Al-Qur’an, shalat sunnah, puasa sunnah, pelajaran pesantren, dan organisasi santri. Program pendidikan karakter tersebut memuat nilai-nilai karakter yang dipegang oleh SMP Al-Hikmah. Nilai-nilai karakter tersebut yaitu nilai religius, mondok, kepatuhan, keteladanan, kesalehan, 126 kemandirian, kedisiplinan, kesederhanaan, toleransi, qana’ah, rendah hati, ketabahan, kesetiakawanan, ketulusan, istiqomah, kemasyarakatan, dan kebersihan. Semua nilai karakter tersebut masuk di dalam program-program pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah maupun di Pondok Pesantren Al-Hikmah. Adapun nilai-nilai karakter yang paling unggul yaitu nilai religius, nilai toleransi, kedisiplinan, kesetiakawanan, dan nilai kesederhanaan.

b. Proses Pendidikan Karakter di SMP Al-Hikmah Karangmojo

1 Pendidik dalam Pendidikan Karakter Pendidik merupakan poros utama dalam pendidikan. Keberhasilan pendidikan ditentukan juga dari peran pendidiknya. Pendidik di dalam pendidikan karakter tidak selalu dari guru. Pendidik dalam pendidikan karakter adalah dari semua pihak yang ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru, karyawan, teman sebaya. Di SMP Al-Hikmah, pendidik dalam pendidikan karakter adalah guru, karyawan, ustadz, kyai, teman, lingkungan dan masyarakat sekitar, serta hal apapun yang terjadi di dalam proses kehidupan dapat dijadikan pendidik bagi diri sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak “HN” sebagai berikut: “Jadi kami di SMP itu integral dengan pondok pesantren, semua guru, kepala sekolah, karyawan, ustadz, kyai, pada prinsipnya mereka adalah guru. Dapat disimpulkan semua 127 yang terjadi ibaratnya seperti daun yang jatuh, debu yang berterbangan itu kami sampaikan kepada anak bahwa itu juga media pembelajaran, jadi apa saja yang terjadi di dalam kegiatan sehari-hari itu jadi pelajaran bagi kami semua. Semuanya adalah pendidik, bahkan pak bon itu ketika berperilaku itu juga menjadi guru bagi siswa-siswa. Semuanya berperan untuk membimbing, mengajari, memberi contoh yang baik terhadap anak.”wawHN26062014 Hal senada juga disampaikan oleh Bapak “TS”: “Pendidik dalam pendidikan karakter kalau menurut saya semua pihak yang ada di sekolah ini merupakan pendidik bagi siswa-siswa. Kepala sekolah, guru, karyawan, ustadz, ustadzah, semuanya adalah pendidik. Semuanya harus menjadi teladan bagi siswa-siswa, siswa itu juga dapat menjadi teladan bagi siswa-siswa yang lain. Kalau menurut saya pendidik dalam pendidikan karakter itu yang pertama tentunya adalah diri sendiri. Yang membimbing kita untuk menjadi orang yang lebih baik atau orang yang berkarakter itu adalah dari diri sendiri, untuk itu di sini juga ada penyadaran dari OSAH atau dari ustadznya untuk bagaimana membuat sadar diri kami sendiri agar santri dapat menjadi lebih baik salah satunya dengan penyadaran.”wawTS23052014 Selain itu pendidik dalam pendidikan karakter juga berasal dari diri sendiri, orangtua, lingkungan sekolah, masyarakat dan media massa.Hal tersebut dinyatakan Ibu “SRM” yaitu: “Yang jelas adalah dari diri kita sendiri, yang dapat membangkitkan nilai-nilai karakter itu adalah diri sendiri dan juga orangtua. Karena yang akan membuat hitam putihnya anak itu adalah orangtua, jadi nilai karakter itu pendidik yang pertama orangtua. Baik sebelum mengandung, dalam kandungan, maupun ketika lahir dan menjadi dewasa. Jika kami di sekolah ingin siswanya baik makanya gurunya harus baik dulu. Kemudian lingkungan, lingkungan itu banyak itu. Lingkungan sekolah, masyarakat, media.”wawSRM22052014 128 Pernyataan tersebut diperkuat Ibu “MJ”: “Pendidik dalam pendidikan karakter itu menurut saya adalah bukan dari guru tetapi dari anak sendiri. Karena guru itu hanya mengarahkan dan semuanya kembali pada anak. Kalau anaknya memang sudah tidak punya keinginan untuk berbuat baik tetap saja pendidikan karakter itu tidak akan masuk ke dalam ruhjiwa anak- anak.”wawMJ23062014 Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidik dalam pendidikan karakter itu adalah dari dalam diri sendiri, orangtua, pihak sekolah seperti guru, kepala sekolah, karyawan, teman, lingkungan masyarakat, serta media massa. Semua pihak dapat menjadi pendidik dalam pendidikan karakter, terutama ketika di sekolah, guru merupakan sosok yang memiliki peran yang penting sebagai pendidik dalam pendidikan karakter. Guru harus menjadi teladan bagi siswanya, memberikan contoh- contoh yang baik, dapat membimbing siswa untuk berprestasi serta memotivasi siswa untuk menjadi anak yang lebih baik. 2 Strategi dan Metode Pendidikan Karakter di SMP Al- Hikmah Implementasi pendidikan karakter harus menggunakan strategi atau metode agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Di SMP Al-Hikmah strategi pelaksanaan pendidikan karakter adalah melalui integrasi dalam pembelajaran 129 baik dalam pelajaran di sekolah maupun pelajaran di pesantren. Hal itu dinyatakan oleh Ibu “MJ” yaitu: “Ada pendidikan karakter yang masuk ke dalam pembelajaran, terutama PAI dan PKn, tetapi dalam pembelajaran yang juga harus ada seperti Matematika, IPA, IPS, dan lain sebagainya itu harus memuat nilai-nilai karakter. Kemudian selain pembelajaran yang dari kurikulum nasional, kami juga ada pelajaran yang dari kurikulum pesantren seperti pelajaran Mafludhot, pelajaran Hadist, pelajaran Fiqih, semua itu ada di muatan nilai- nilainya. Seperti misalnya pelajaran Mafludhot itu tentang kata-kata mutiara, kemudian dapat diaplikasikan dengan membuat pidato lalu ditampilkan di depan kelas maupun pada saat upacara. Jadi anak tidak hanya tahu, tidak hanya paham, tetapi juga dapat mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.”wawMJ23062014 Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Bapak “TS”: “Strateginya ada yang dimasukkan ke dalam pembelajaran nilai-nilai karakter itu karena kalau di kelas itu tidak hanya kognitif saja yang dinilai atau dilihat tetapi juga psikomotor dan afektifnya dinilai, nanti bagaimana afektifnya terhadap guru, pada saat pembelajaran, maupun terhadap teman di kelas itu penilaiannya di situ, kultur termasuk di sekolah maupun di pesantren. Ada juga melalui kegiatan-kegiatan seperti ekstrakurikuler maupun juga kegiatan pesantren yang semuanya itu bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa.”wawTS23052014 Strategi yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter melalui KBM ini sangat mendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter karena siswa diberikan pengetahuan-pengetahuan atau ilmu-ilmu tentang nilai baik dan buruk, perilaku yang baik dan 130 yang benar, serta sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Nilai-nilai dan pesan moral yang tersirat di dalam pelajaran sekolah dan pesantren dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, metode yang digunakan dalam pendidikan karakter di SMP Al-Hikmah dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan. Seperti yang dinyatakan Ibu “SRM” sebagai berikut: “Menurutsaya, pertama-tama melakukan pembiasaan dulu terhadap siswa. Datang ke sini harus sudah mulai terbiasa dengan keadaan dan aturan di sini, juga teladan. Teladan itu dari guru, dari ustadz, dari temannya, dan juga dari Rasul kami Muhammad SAW, karena beliau adalah teladan terbaik bagi kami. Strateginya menurut saya selain ada di dalam pelajaran itu juga ada di dalam kegiatan- kegiatan. Peraturan-peraturan sekolah maupun pondok itu sebenarnya juga strategi, dan peraturan itu nanti membentuk kultur-kultur di sekolah maupun di pondok. Jam sekian harus begini, jam sekian harus itu, itu adalah kultur yang memang harus dijalankan oleh siswa maupun santri.”wawSRM22052014 Menurut Bapak “HN” strategi pendidikan karakter juga dapat melalui kultur yang ada di sekolah maupun di pondok pesantren. Berikut pernyataan Bapak “HN”: “Strateginya sebenarnya adalah melalui kultur di sekolah maupun di pondok. Karena kultur yang ada di sini maupun di pondok itu nanti akan membentuk siswa-siswa yang mereka akan terbiasa dengan kultur di sini. Jadi kultur yang kami bentuk di sini itu nanti akan membentuk karakter siswa begitu. Misalnya cara berpakaian, cara