Karakteristik Anak Tunagrahita Sedang

18 dalam kehidupan sehari-hari. Bila ditinjau dari pengertian bina diri maka dapat diartikan bahwa bina diri memiliki arti yang luas yaitu mengurus diri, menolong diri, dan merawat diri. Pembelajaran bina diri perlu diberikan kepada anak tunagrahita kategori sedang karena pada umumnya mereka mengalami permasalahan dalam mengurus atau memelihara diri sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pengajaran mengenai bina diri tersebut sehingga nantinya mereka tidak lagi bergantung kepada bantuan orang lain. Sebagaimana pendapat Astati, dkk dalam Endah Ayu Marlupi, 2015: 5 yang menyatakan bahwa pendidikan yang dibutuhkan anak tunagrahita kategori sedang, diantaranya supaya mampu mengurus diri, mampu bergaul dengan anggota keluarga dan tetangga, mampu mengerjakan sesuatu secara rutin dan sederhana. Mumpuniarti 2007: 160 menyatakan bahwa bina diri self care skill merupakan program yang dipersiapkan bagi siswa hambatan mental supaya mampu menolong diri sendiri dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhannya sendiri. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bina diri merupakan suatu program yang diberikan untuk membangun individu melalui pendidikan formal maupun non formal guna mencapai kemandirian dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan kebutuhannya sendiri. Program bina diri yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu pada materi menggosok gigi yang tercakup dalam materi kebersihan diri. 19 Menurut Mamad Widya 2003: 5 program bina diri terdiri dari beberapa aspek pengembangan yang berkaitan satu sama lain, yaitu: a merawat diri: makan-minum, kebersihan badan, menjaga kesehatan; b mengurus diri: berpakaian, berhias diri; c menolong diri: menghindar dan mengendalikan diri dari bahaya; d berkomunikasi: komunikasi non- verbal, verbal atau tulisan; e bersosialisasi: pernyataan diri, pergaulan dengan anggota keluarga, teman, dan anggota masyarakat; f penguasaan pekerjaan: pemeliharaan alat, penguasaan keterampilan, mencari informasi pekerjaan, mengkomunikasikan hasil pekerjaan dengan orang lain; g pendidikan seks: membedakan jenis kelamin, menjaga diri dan alat reproduksi, menjaga diri dari sentuhan lawan jenis. Dari beberapa pembelajaran bina diri terdapat pembelajaran menggosok gigi, yaitu pembelajaran yang diberikan guna mengajarkan tata cara menggosok gigi pada anak tunagrahita kategori sedang sampai mereka mampu melakukannya secara mandiri. Pembelajaran yang diberikan berupa langkah-langkah dalam menggosok gigi, yaitu dari menyiapkan peralatan, menuangkan pasta gigi, berkumur, menggosok gigi, membersihkan peralatan, dan mengembalikan peralatan pada tepat semula.

2. Tujuan Pembelajaran Bina Diri

Tujuan dari pembelajaran bina diri yang diberikan kepada anak tunagrahita dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 20 Menurut Mamad Widya 2003: 4 tujuan dari pembelajaran bina diri, diantaranya: a. Tujuan umum dari pembelajaran bina diri adalah agar anak tunagrahita mampu melaksanakan kegiatan keseharian secara mandiri tanpa bergantung kepada bantuan orang lain serta mempunyai rasa tanggung jawab. b. Tujuan khusus dari pembelajaran bina diri bagi anak tunagrahita adalah untuk menumbuhkan serta meningkatkan kemampuan anak dalam melaksanakan kegiatan pribadinya, berkomunikasi, serta bersosialisai. Pembelajaran bina diri bagi anak tunagrahita sedang memerlukan prosedur yang dapat menjadikan anak mampu memahami, mengamati, melihat dan mempraktikkan apa yang telah diajarkan. Menurut Hasan Rochjadi 2014: 12 dalam menyusun rencana kegiatan bina diri diarahkan pada tiga aspek, yaitu: a. Sebagai proses belajar, anak diberikan kesempatan belajar secara optimal, kapan saja, dimana saja sehingga anak mampu untuk mendengarkan, melihat, mengamati, dan melakukannya. b. Sebagai proses sosialisasi, anak bukan hanya menjadi cerda dan terampil akan tetapi juga mampu bertanggung jawab. c. Sebagai proses pembentukan dan pengembangan diri anak kearah kemandirian.