Penggunaan Media Boneka Gigi dalam Pembelajaran Bina Diri

39 b. Penelitian yang dilakukan oleh Devry Pramesty Putri 2015 dengan Judul “Keefektifan Media Tiga Dimensi terhadap Kemampuan PemahamanKonsep Kenampakan Alam di Permukaan Bumi dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Tunanetra kelas IV di SLB A Yaketunis”. Berdasarkan penelitian tersebut terjadi peningkatan dari hasil post test menuju post test, yaitu subjek BRKH dari hasil 6,0 menjadi 8,0, subjek AAS dari 6,2 menjadi 9,4, dan subjek JGS dari 5,6 menjadi 7,4. Semua subjek juga sudah mencapai kriteria ketuntasan minimum yaitu 7,0.

E. Kerangka Berfikir

Anak tunagrahita kategori sedang memiliki karakteristik yaitu pada umumnya sulit untuk mengurus dirinya sendiri atau biasa disebut bina diri namun masih bisa jika dilatih. Salah satu bina diri yang perlu dilatihkan adalah menggosok gigi karena menyangkut kebersihan gigi dan mulut, dan biasanya pada anak tunagrahita kategori sedang bagian tubuh yang banyak bermasalah adalah pada bagian gigi dan mulutnya. Kegiatan menggosok gigi yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah pada tahapan menggosok bagian-bagian gigi, diantaranya bagian depan, samping, kunyah, dalam, mahkota dan lidah. Kemampuan anak tunagrahita kategori sedang kelas IV di SLBC Rindang Kasih Secang dalam menggosok bagian-bagian gigi masih rendah sebab mereka hanya menggosok gigi pada bagian tertentu saja belum mampu merata seluruhnya, misalnya hanya menggosok bagian depan, samping 40 kanan, dan kunyah bagian bawah. Oleh sebab itu, perlu diberikannya tindakan untuk meningkatkan kemampuan menggosok bagian-bagian gigi supaya anak mampu menggosok gigi dengan baik, benar, serta menjangkau seluruh bagian gigi, sehingga perlu adanya media yang dapat digunakan untuk membantu anak mampu mempraktikkan cara menggosok gigi dengan baik dan benar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa media boneka gigi. Media boneka gigi ini berbentuk sebuah boneka gigi geraham yang di memiliki mulut, dan di dalam mulut terdapat susunan gigi lengkap dengan lidahnya. Dengan media tersebut anak dapat melihat susunan gigi secara jelas dan nyata seperti susunan gigi yang sesungguhnya. Melalui media boneka gigi tersebut guru dapat mempraktikkan bagaiman cara menggosok gigi yang baik dan benar bagian demi bagian, anak juga mampu mengamati secara langsung setelah itu anak dapat mempraktikkan apa yang dicontohkan oleh guru melalui media boneka gigi baru kemudian di praktikan ke gigi mereka masing-masing. Dengan begitu disini anak dapat melakukan kegiatan pengamatan serta praktik secara langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menggosok gigi pada anak tunagrahita kategori sedang kelas IV di SLBC Rindang Kasih Secang. Media model boneka gigi dikatakan dapat meningkatkan kemampuan menggosok gigi bagian depan, samping, kunyah, dalam, dan lidah dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan, indikator dan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah. 41 Berdasarkan permasalahan dan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan menggunakan bagan sebagai berikut: Bagan 1. Kerangka Pikir Media Boneka Gigi Anak Tunagrahita Kategori Sedang Belum mampu mempraktikkan salah satu tahapan menggosok Belum mampu menggosok gigi bagian depan, samping, kunyah, dalam, mahkota, dan lidah secara merata Media pembelajaran yang konkrit serta memberikan pengalaman langsung Stimulus berupa media boneka gigi dengan disertai praktik Mampu mempraktikkan menggosok gigi bagian depan, samping, kunyah, dalam, mahkota, dan lidah secara baik, benar, dan merata.