Kelebihan dan Kekurangan Media Boneka Gigi

38 e. Langkah kegiatan belajar siswa yaitu siswa belajar aktif menggunakan media dan mempraktikkan pada diri sendiri dengan bantuan guru ataupun tidak. Siswa mempraktikkan terlebih dahulu apa yang diajarkan guru ke media boneka gigi, setelah itu mencoba mempraktikkan pada gigi siswa masing-masing supaya anak bisa lebih faham dan mampu menggosok gigi dengan baik dan benar. f. Langkah evaluasi pengajaran yaitu guru memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran. Penilaian hasil belajar berupa praktik, yaitu siswa mempraktikkan cara menggosok gigi pada semua bagian.

D. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian menggunakan media model atau tiga dimensi atau benda tiruan pernah juga dilakukan oleh mahasiswa lain, diantarnya: a. Penelitian yang dilakukan oleh Hesvia 2015 dengan judul “Keefektifan Media Model Bola Pecahan terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan pada Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta”. Berdasarkan penelitian tersebut terjadi peningkatan dari kegiatan pretest menuju post test yang dilakukan, yaitu pada kegiatan pre test siswa mendapat skor rata-rata 25 dengan presentase 50 sementara pada kegiatan post test mencapai skor rata- rata 42 dengan presentase 84. 39 b. Penelitian yang dilakukan oleh Devry Pramesty Putri 2015 dengan Judul “Keefektifan Media Tiga Dimensi terhadap Kemampuan PemahamanKonsep Kenampakan Alam di Permukaan Bumi dalam Pembelajaran IPS pada Siswa Tunanetra kelas IV di SLB A Yaketunis”. Berdasarkan penelitian tersebut terjadi peningkatan dari hasil post test menuju post test, yaitu subjek BRKH dari hasil 6,0 menjadi 8,0, subjek AAS dari 6,2 menjadi 9,4, dan subjek JGS dari 5,6 menjadi 7,4. Semua subjek juga sudah mencapai kriteria ketuntasan minimum yaitu 7,0.

E. Kerangka Berfikir

Anak tunagrahita kategori sedang memiliki karakteristik yaitu pada umumnya sulit untuk mengurus dirinya sendiri atau biasa disebut bina diri namun masih bisa jika dilatih. Salah satu bina diri yang perlu dilatihkan adalah menggosok gigi karena menyangkut kebersihan gigi dan mulut, dan biasanya pada anak tunagrahita kategori sedang bagian tubuh yang banyak bermasalah adalah pada bagian gigi dan mulutnya. Kegiatan menggosok gigi yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah pada tahapan menggosok bagian-bagian gigi, diantaranya bagian depan, samping, kunyah, dalam, mahkota dan lidah. Kemampuan anak tunagrahita kategori sedang kelas IV di SLBC Rindang Kasih Secang dalam menggosok bagian-bagian gigi masih rendah sebab mereka hanya menggosok gigi pada bagian tertentu saja belum mampu merata seluruhnya, misalnya hanya menggosok bagian depan, samping