106 mereka di luar kegiatan kampung ramah anak, dan bila ada anggota
yang tidak hadir saat rapat, anggota tersebut jarang melakukan komunikasi kembali dengan sesama anggota pekerja sosial yang pada
hari itu hadir dalam rapat.
b. Faktor Pendukung
1 Beberapa anak-anak dan remaja masih ada yang tertarik dan berminat untuk belajar seni di sanggar tari Angsa Putih, baik untuk belajar
menari, melukis maupun drama. Hal tersebut disebabkan anak-anak sangat tertarik dengan tarian yang diajarkan oleh Ibu RW. Menurut Ibu
RW anak-anak tertarik dan lebih bersemangat latihan kalau diajarkan tarian garapan dari Ibu RW daripada tari klasik gaya Yogya yang
cenderung iramanya lamban dan kurang sesuai dengan usia anak-anak. Kostum dan musik tari garapan sesuai dengan usia anak-anak, dan ada
beberapa murid sanggar Angsa Putih yang di sekolahnya juga ikut menari, sehingga anak tersebut menambah ilmu tarinya dengan
mengikuti latihan di sanggar Angsa Putih. 2 Pekerja sosial dan warga masyarakat RW 20 yang kompak,
bekerjasama membantu memfasilitasi, melengkapi sarana dan prasarana seluruh program kegiatan. Ketika mau diadakan pelaksanaan kegiatan
selanjutnya, pekerja sosial RW 20 dan masyarakat selalu memberikan dukungan untuk kesuksesan pelaksanaan program tersebut dalam
bentuk dana, tempat penyelenggaraan maupun tenaga, meskipun ketua kampung ramah anak RW 20 belum meminta atau memohon dukungan
tersebut. Kepedulian dan gotong royong yang selalu dibentuk antara
107 pekerja sosial RW 20 dengan masyarakat membuat pelaksanaan
program selalu berjalan dengan lancar. Dukungan warga masyarakat juga terlihat dari usaha mereka membantu Ibu RW dan Bapak SA
mengajak dan mengarahkan anak-anak berlatih menari dan melukis di sanggar Angsa Putih. Terlihat dari usaha yang dilakukan sebagian
warga masyarakat yang membantu menyebarkan info melalui mulut ke mulut pada saat pertemuan arisan PKK, pertemuan Bank Sampah,
ataupun kegiatan lainnya. 3 Hampir sebagian besar pekerja sosial kampung ramah anak bekerja
sebagai pegawai negeri dan swasta, dengan pekerjaan itulah mereka memiliki banyak link di luar RW 20 untuk dapat dengan mudah
melakukan kerjasama guna mendukung pelaksanaan setiap program di kampung ramah anak RW 20. Seperti pada pelaksanaan kegiatan
pelatihan menggosok gigi, sasaran dari program ini adalah untuk anak- anak usia TK hingga SMP. RW 20 memiliki 4 orang yang bekerja
sebagai tenaga kesehatan, mereka mengajukan proposal kegiatan pelatihan tersebut untuk diajukan kepada Dinas Kesehatan, dan Dinas
Kesehatan pun mendukung kegiatan tersebut sehingga seluruh fasilitas pelatihan menggosok gigi di dukung sepenuhnya oleh Dinas Kesehatan
secara gratis. Pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi anak-anak terlebih anak-anak dari keluarga yang kurang mampu karena biasanya
untuk mengikuti pelatihan tersebut harus mengeluarkan biaya.
108
4. Hasil Upaya Pekerja Sosial RW 20 dalam Memberdayakan Kesenian melalui Kampung Ramah Anak