150 cukup berhasil dalam mengupayakan pelestarian kesenian sanggar Angsa
Putih di RW 20. c. Sanggar Angsa Putih tidak lagi kesulitan dalam mencari anak-anak untuk
diajarkan menari ketika akan mengikuti kegiatan pentas seni atau kompetisi, dikarenakan murid-murid di sanggar Angsa Putih telah dibekali
beberapa tarian tradisional dan pengetahuan tentang melukis dan teater. d. Banyak beberapa lembaga pemerintah dan masyarakat diluar RW 20
memilih sanggar Angsa Putih sebagai obyek dalam penelitian dan riset mereka yang kemudian di promosikan melalui webshite mereka masing-
masing. e. Pekerja sosial yang dahulunya pasif menjadi aktif kembali dalam proses
koordinasi pelaksanaan program kampung ramah anak. Hal tersebut terlihat dalam usaha dan tanggung jawab mereka ketika menangani
beberapa program kegiatan di kampung ramah anak.
B. Saran
Hasil penelitian tentang upaya pemberdayaan seni di Kampung Ramah Anak, RW 20, Gendeng, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta dalam upayanya
melestarikan kebudayaan lokal dan kesehatan lingkungan sebagai ciri khas dari kampung ramah anak RW 20 yang sudah peneliti lakukan, menemukan beberapa
masukan atau saran. Berikut beberapa masukan atau saran yang dapat diajukan oleh peneliti :
1. Pekerja sosial RW 20 hendaknya mengadakan sarasehan atau seminar yang ditujukan kepada para orangtua dan generasi muda di RW 20 tentang
pentingnya kebudayaan tradisional beserta dampak yang terjadi apabila sebuah negara kehilangan budaya asli negaranya. Agar, orangtua dan generasi muda
151 dapat sadar dan memahami bahwa budaya tradisional patut dilestarikan oleh
seluruh lapisan masyarakat yang tinggal di sebuah wilayah atau negara. 2. Pekerja sosial RW 20 hendaknya merencanakan dan membuat program
penyuluhan atau sarasehan tentang kepribadian generasi .muda yaitu anak, remaja dan pemuda yang berkaitan tentang bagaimana membentuk
generasi muda menjadi percaya diri. Supaya generasi muda di RW 20 dapat memiliki kepribadian yang baik dan lebih memiliki kepercayaan diri.
3. Selain membuat program penyuluhan atau sarasehan tentang budaya tradisional, yang dapat mengundang dari beberapa tokoh masyarakat
ataupun mengajak generasi muda berekreasi mengenal budaya tradisional terutama budaya jawa. Dalam mengurangi dan meminimalisir penggunaan
handphone atau gadget dengan pemakaian yang berlebihan, diharapkan pekerja sosial RW 20 dapat membuat peraturan atau slogan tentang jadwal
bermain anak bila menggunakan gadget atau handphone dan mengalihkan waktu penggunaan gadget dengan memanfaatkan arena bermain edukasi
anak-anak yang tersedia di lingkungan RW 20 misalnya permainan tradisional dan di TBM Ngudi Kawruh. Cara pendekatan inipun dapat
dilakukan melalui para orangtua ataupun keluarga yang dekat dengan anak tersebut. Sehingga anak pada usia tahap pertumbuhan dapat sedikit
mengurangi waktu bermain dengan gadget, dan beralih ke permainan tradisional yang sesuai dengan usia mereka.
4. Pekerja sosial RW 20 bekerjasama dengan para orangtua harusnya lebih menekankan pola hidup disiplin dalam kehidupan sehari-hari pada anak-
anak. Pemberian hukuman ringan ataupun teguran ketika anak-anak tidak tepat waktu, dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak-
152 anak di RW 20 dapat belajar untuk datang tepat waktu ketika mengikuti
pelaksanaan kampung ramah anak yang membutuhkan partisipasi meerka, pekerja sosial kampung ramah anak tidak harus lagi memaksa anak-anak
untuk harus ikut kegiatan yang melibatkan mereka. 5. Menjaga supaya kondisi internal tidak terjadi mis komunikasi, terutama
apabila masih ada beberapa anggota kampung ramah anak masih jarang hadir dalam rapat. Hendaknya ketua ataupun sekretaris kampung ramah
anak dapat memberikan undangan atau selebaran hasil agenda rapat yang baru saja diadakan, dan dibagikan kepada seluruh pekerja sosial kampung
ramah anak. Diharapkan dengan undangan ataupun rangkuman hasil rapat yang lalu, dapat di ingat kembali oleh anggota yang hadir, dapat dibaca
dan dipahami oleh anggota pekerja sosial yang tidak sempat hadir dalam setiap agenda rapat kampung ramah anak.
153
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU
Arief Ramelan Kaseno. 2004. Dari Jogja Untuk Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Inspect
Bob dan Anik Anwar. 1983. Pedoman Pelaksanaan Menuju Pra Seleksi Murni. Bandung: Ganesa Exact
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Dewi, Sandra. 2007. Teamwork Cara Menyenangkan Membangun Tim Impian. Bandung: Penerbit Progressio
Elly M. Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Eka A. Meinarno, dkk. 2011. Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat. Edisi
2. Jakarta: Salemba Humanika F.X Rahyono. 2009. Kearifan Budaya Dalam Kata. Jakarta Selatan: Wedatama
Widya Sastra Jamal Ma’mur Asmani. 2012. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
Yogyakarta: DIVA Press Koentjaraningrat. 1984. Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat
Lexy Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya M. Munandar Sulaeman. 2012. Ilmu Budaya Dasar Pengantar ke Arah Ilmu
Sosial Budaya DasarISBDSocial Culture. Bandung: PT Refika Aditama Mustafa Kamal Pasha. 2003. Pancasila Dalam Tinjauan Historis dan Filosofi.
Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri Nasution. 2002. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Oos M. Anwas. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:
Alfabeta Panjaitan, Ade Putra, dkk 2014. Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan:
Membangun Pendidikan Berbasis Budaya Lokal. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
154 Paulus Hariyono, MT. 2010. Perencanaan Pembangunan Kota dan Perubahan
Paradigma. Yogyakarta: Pustaka Belajar Rusliana. 1994. Pendidikan Seni Tari. Bandung: Angkasa
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
B. SKRIPSI DAN PENELITIAN