29
12. Mengembangkanpendapatan masyarakat dan desa
13. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya danadat
istiadat 14.
Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa 15.
Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Desamempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada Bupatiwalikota, memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa kepada masyarakat.
I. 7. 3. 2 Badan Permusyawaratan Desa BPD
“Sebagai perwujudan demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa BPD atau sebutan lain yang sesuai
dengan budaya yang berkembang di desa yang bersangkutan yang berfungsi sebagai lembaga pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, seperti
dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa, Anggaran Pendapatan Belanja Desa, dan keputusan kepala desa. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan yang
berkedudukan sebagai mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa”.
33
33
Hanif Nurcholis.Loc. cit
30
Rozali Abdullah menjelaskan bahwa : “Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD, adalah
suatubadan yang sebelumnya disebut Badan Perwakilan Desa, yangberfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama kepala desa,menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Anggota BPDadalah wakil dari dari penduduk desa yang bersangkutan, yangditetapkan dengan cara musyawarah
dan mufakat. Wakil yangdimaksud dalam hal ini adalah penduduk desa yang memangku jabatanseperti ketua rukun warga, pemangku adat dan tokoh
masyarakatlainnya”. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD. Masa jabatananggota
BPD adalah enam tahun, sama dengan masa jabatan kepaladesa, dan dapatdipilih kembali untuk satu kali masa jabatanberikutnya. Tata cara
penetapan anggota dan pimpinan BPD diaturdalam perda yang berpedoman pada peraturan pemerintah. AnggotaBPD yang sudah ada pada saat berlakunya
UU No. 32 Tahun 2004tetap menjalankan tugassebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun2004 ini, sampai berakhirnya masa jabatan”.
34
a. Badan Permusywaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan desa bersama
kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Menurut HAW. Widjaja Badan Permusyawaratan Desa BPD itu adalah
sebagai berikut:
34
Rozali Abdullah. 2005. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal.. 171
31
b. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa yang bersangkutan yang
ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat.Dimaksud dengan wakil dalam ketentuan ini adalah penduduk desa yang memangku jabatan seperti ketua
rukun warga, tetangga, pemangku adat, dan tokoh masyarakat lainnya. c.
Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD. d.
Masa jabatan anggota BPD adalah enam tahun dan dipilih lagiuntuk satu kali masa jabatan berikutnya.
e. Syarat dan tata cara penetapan anggotaBPD diatur dalamperda yang
berpedoman pada peraturan pemerintah.
35
Fungsi BPD menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah antara lain:
1. Pasal 209, BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersamaKepala Desa,
menampung danmenyalurkan aspirasi masyarakat. 2.
Pasal 215 ayat 1, bersama Kepala Desa ikut serta dalampembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan olehKabupatenKota dan atau pihak ketiga.
3. Hubungan Fungsional Pemerintah Desa dengan BadanPermusyawaratan Desa
BPD. Dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah tidak secara eksplisit mengatur mengenai bentuk hubungan fungsional antara Pemerintah Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa BPD , namun
apabila dikaji lebih dalam, dalam pasal - pasal yang mengatur mengenai desa
35
HAW. Widjaya. 2003. Otonomi Desa merupakan Subsistem yang Asli Bulat dan Utuh. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 279
32
yakni pasal 200 sampai denganpasal 216, maka secara implisit kita akan menemukan suatu bentuk hubungan yang terjalin antara Pemerintah desa dengan
BadanPermusyawaratan. Hal di atas sesuai dengan penjelasan pada Pasal 200, Undang-Undang No.
32 Tahun 2004, yang menjelaskan bahwa “Dalam pemerintahan daerah KabupatenKota dibentuk pemerintahan Desa yang terdiri dari pemerintahan Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa BPD”. Sedangkan dalam pasal 209 lebih lanjut dinyatakan bahwa:
“Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat.
Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan Desa yang demokratis yang mencerminkan kedaulatan rakyat”
Dengan lahirnya UU No. 32 tahun 2004 telah membawa perubahan pengaturan tentang Pemerintah Daerah. Dimana Pemerintah pusat memberikan
perhatian serius melalui perubahan format badan-badan pelaksana dan pertanggungjawaban Pemerintah Desa dengan membuat beberapa perubahan.
Pertama, adanya pemisahan antara kekuasaan eksekutif desa Pemerintah Desa dan legislatif desa Badan Permusyawaratan Desa. Dengan adanya pemisahan
tersebut maka kekuasaan mulai dibagi, dipisahkan serta dibatasi. Eksekutif desa Pemerintah Desa tidak lagi menjadi “pusat” dari proses pembuatan, pelaksanaan
dan pengawasan kebijakan desa, namun hanya sebagai pelaksana kebijakan. Proses pembuatan kebijakan desa dilakukan dengan melakukan pelibatan
33
partisipasi masyarakat melalui saluran formal berupa lembaga Badan Permusyawaratan Desa BPD dan sekaligus BPD dapat digunakan masyarakat
untuk melakukan kontrol atas pelaksanaan kebijakan desa yang dilakukan oleh eksekutif desa Pemerintah Desa.
Dengan adanya pemisahan kekuasaan antara eksekutif desa dengan legislatif desa maka telah terjadi perubahan struktur Pemerintahan Desa yang tidak lagi
bersifat sentralistik yang kemudian berganti dengan pengaturan Pemerintahan Desa secara demokratis melalui pemberian tempat bagi adanya partisipasi oleh
warga desa. Kedua, pengurangan mengenai sistem hirarki birokrasi. Jika pada masa
Orde Baru pemerintah desa hanya menjadi sub bagian dari kabupaten yang dapat dikontrol dan di intervensi melalui kecamatan. Dengan adanya struktur
Pemerintahan Desa yang baru, kecamatan tidak lagi membawahi desa, dan desa langsung berhubungan dengan kabupaten. Hubungan antara desa dan kabupaten
yang kemudian diatur lebih dalam hubungan- hubungan yang bersifat formalistik. Hal tersebut misalnya tercermin dalam mekanisme pertanggungjawaban kepala
desa yang lebih ditekankan untuk diberikan kepada masyarakat melalui lembaga BPD dan ketingkat kabupaten lebih bersifat pelaporan. Dengan adanya struktur
yang demikian, maka jalannya pemerintahan desa lebih dikontrol oleh masyarakat desa sendiri dan bukan oleh pemerintah yang lebih atas. Dengan kata lain proses
yang terjadi di desa lebih ditekankan pada dinamika internal desa dibandingkan dengan instruksi dari hirarki pemerintah di atasnya.
34
Dalam melaksanakan kewenangan yang dimilikinya untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, di desa dibentuk BPD sebagai lembaga
legislasi menetapkan kebijakan desa dan menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat bersama kepala desa. Lembaga ini pada hakikatnya adalah mitra kerja
pemerintah desa yang memiliki kedudukan sejajar dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagai lembaga legislasi, BPD memiliki hak untuk menyetujui atau tidak terhadap kebijakan desa yang dibuat oleh pemerintah desa. Lembaga ini juga
dapat membuat rancangan peraturan desa untuk secara bersama- sama pemerintah desa ditetapkan menjadi peraturan desa. Disini terjadi mekanisme chek and
balance system dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang lebih demokratis. Sebagai lembaga pengawasan, BPD memiliki kewajiban untuk
melakukan kontrol terhadap implementasi kebijakan desa, Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa APBD serta pelaksanaan keputusan pelaksanaan
kepala desa. Selain itu, dapat juga dibentuk lembaga kemasyarakatan desa sesuai kebutuhan desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPD dengan Kepala Desa dalam
kaitannya dengan fungsi menetapkan Peraturan Desa dapat digambarkan dalam skema berikut ini :
Gambar 1.2: Hubungan tugas dan fungsi BPD dengan Kepala Desa
35
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Berdasarkan skema tersebut diatas menunjukkan bahwa sebuah rancangan Perdes yang berasal dari Kepala Desa diajukan kepada BPD untuk dibahas guna
memperoleh persetujuan bersama, demikian pula terhadap Rancangan Perdes yang berasal dari BPD. Apabila rancangan Perdes yang diajukan oleh KepalaDesa
ataupun oleh BPD telah disetujui bersama maka rancangan Perdes dapat ditetapkan sebagai Perdes.
Kepala Desa
Persetujuan Bersama
Penetapan Rancangan Perdes
menjadi Perdes BPD Badan
Permusyawaratan Desa
Rancangan Peraturan Desa
36
Adapun hubungan fungsional BPD dengan Kepala Desa terkait pelaksanaan fungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat tergambar dalam
skema dibawah ini : Gambar 1.3: Hubungan fungsional BPD dengan Kepala Desa
Sumber: Diolah dari berbagai sumber Suatu aspirasi masyarakat dapat diajukan melalui Kepala Dusun kemudian
Kepala Dusun akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Kepala Desa tentang Majelis
Kepala Desa
BPD Badan Permusyawaratan
Desa
Kepala Dusun Anggota BPD
Aspirasi Masyarakat
37
suatu hal. Aspirasi yang sudah diterima oleh Kepala Desa selanjutnya disampaikan kepada BPD untuk dibahas dalam suatu rapat majelis guna
mendapatkan kesepakatan untuk dilaksanakan. Selanjutnya suatu aspirasi yang berasal dari masyarakat dapat disampaikan
melalui anggota BPD, anggota BPD tersebut menyampaikannya kepada Ketua BPD untuk mengadakan rapat pembahasan dengan mengundang Pemerintah desa
Kepala desa danatau perangkatnya dalam suatu rapat mejelis untuk selanjutnya mendapatkan suatu kesepakatan untuk dilaksanakannya aspirasi tersebut.
Demikianlah bentuk-bentuk hubungan fungsional atau hubungan kerjasama antara Pemerintah Desa dengan Badan Permusyawaratan dalampelaksanaan
pemerintahan desa baik ditinjau dari peraturan perundang-undangan, maupun dari buku-buku yang berkenaan dengan fungsipemerintah desa dan fungsiBadan
Permusyawaratan Desa BPD.
I. 7. 4 Teori Budaya Politik