1 L.atar Belakang Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

1 BAB I PENDAHULUAN

I. 1 L.atar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara kesatuan, dimana didalam negara kesatuan dapat dibagi menjadi dua bentuk, yang pertama ialah negara kesatuan dalam sistem sentralisasi yaitu segala urusan negara diatur langsung oleh pemerintahan pusat dan daerah tinggal melaksanakan dan yang kedua ialah negara kesatuan dalam sistem desentralisasi yaitu daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. 1 Kekuasaan merupakan masalah sentral yang terdapat didalam setiap negara, hal ini dikarenakan negara merupakan pelembagaan masyarakat politik Polity paling besar dan memiliki kekuasaan yang otoritatif. 2 Pembagian kekuasaan pertama kali dilakukan oleh John Locke 1632- 1704. Dalam bukunya Two Treaties of Government 1679, John Locke membagi kekuasaan menjadi tiga macam yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, Sehingga didalam negara demokrasi untuk menghindari terjadinya pemusatan kekuasaan maka perlu dilakukan pembagian kekuasaan distribution of power. 1 Christine S.T, Kansil, C.S.T. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara 2 Kacung Maridjan. 2010. Sistem Politik Indonesia Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru. Jakarta: Kencana. Hal. 17. 2 dan kekuasaan federatif. Sedangkan Montesquieu 1689-1755 memisahkan kekuasaan ke dalam tiga organ yakni kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif. Dengan adanya pembagian kekuasaan dalam tiga lembaga tersebut diharapkan dalam menjalankan pemerintahan negara tidak terjadi tumpang tindih diantara lembaga pemegang kekuasaan tersebut. Berkaitan dengan upaya mengontrol kekuasaan, agar tidak terulang sentralisasi kekuasaan sebagaimana pada masa Orde Baru. Era reformasi telah membawa perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkatpusat sampai ke desa. Dimana sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. 3 Penyelenggaraan pemerintahan di desa diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang ditetapkan pada tanggal 30Desember 2005.Dalam Peraturan Pemerintah dijelaskan susunan organisasi pemerintahan desa, yakni Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan PerwakilanDesa BPD untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat Dimana otonomi daerah itu sendiri bertujuan untuk mempercepat pembangunan daerah dan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. 3 Prof. Drs. HAW. Widjaja. 2001. Pemerintahan Desa Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal. 1. 3 setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa atau sebutan lain merupakan satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan desa merupakan pemerintahan terkecil dari penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintahan berhubungan langsung dengan masyarakat desa, olehkarena itu hubungan yang sangat menentukan dari berjalannya pemerintahan daerah ditentukan oleh pemerintahan desa yaitu kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai bagian dari pemerintahan di desa. Diharapkan dengan adanya pemerintahan didesa ini dapat lebih peka terhadap permasalahan yang ada didalam masyarakat desa . Kepaladesa beserta Badan Permusyawaratan Desa berhak untuk mengatur masyarakatnya dalambentuk Peraturan Desa yang telah disepakati bersama- sama masyarakat desa. Badan Perwakilan Desa adalah lembaga legislasi dan pengawasan dalam hal pelaksanaan peraturan desa anggaran pendapatan dan belanja desa dan keputusan kepalaDesa. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah desa. BPD merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada eraotonomi daerah di Indonesia. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan 4 berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masajabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kekuasaan antara Kepala Desa dengan BPD dalam melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Dimana pola relasi kekuasaan yang sejajar sebagaimana telah diatur dalam undang-undang, dalam pelaksanaannya diwarnai oleh praktek-praktek hubungan kerja yang kurang harmonis dan menunjukkan kecenderungan terjadinya dominasi Kepala Desa. Wujud konkret dari terjadinya hubungan yang tidak harmonis antara Kepala Desa dengan BPD terlihat dalam proses-proses penyusunan dan penetapan peraturan desa, penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBD, pelaksanaan peraturan desa dan pelaksanaan pertanggungjawaban Kepala Desa. Hubungan kekuasaan elit Pemerintahan Desa yaitu Kepala Desa denganBPD menunjukkan hanya sebatas pada penetapan peraturan desa.Penyelenggaraan Pemerintahan Desa menjadi otoritas Kepala Desa. BPD Kekuasaan Legislatif di desa hanya sebagai lembaga yang memberikan nasehat terhadap Kepala Desa. Dalam hal ini terjadi hegemoni Kepala Desa terhadap BPD yakni dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya, dengan atau 5 tanpa ancaman kekerasan sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang wajar yang bersifat moral, intelektual serta budaya. Dalam suatu hubungan kekuasaan power relationship selalu ada pihak yang lebih kuat dari pihak lain 4 Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari beberapa sub-etnik seperti Simalungun, Karo, Toba, selain itu terdapat juga beberapa etnik lain seperti etnik Jawa, dan Cina. Masyarakat Simalungun merupakan masyarakat yang telah lama mengenal . Jadi, selalu ada hubungan tidak seimbang atau asimetris. Dalam melaksanakan pengelolaan Pemerintahan Desa, kekuasaan Kepala Desa terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan Badan Permusyawaratan Desa. Dominasi kekuasaan Kepala Desa terlihat dalam pembuatan keputusan atau peraturan desa. Dominasi ini terjadi karena adanya persepsi yang salah dan cenderung menyimpang akan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini mengindikasikan adanya pembagian kekuasaan yang tidak merata antara kekuasaan Kepala Desa eksekutif dengan Badan Permusyawaratan Desa sebagai lembaga legislatif dalam Pemerintahan Desa. Maka apa yang dikatakan oleh Ramlan Surbakti bahwa kekuasaan politik senantiasa suatu kekuasaan yang memiliki aspek politik yang berupa penggunaan sumber-sumber pengaruh untuk memberikan pengaruh terhadap proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. 4 Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 63. 6 politik ataupun pemerintahan. Dimana sejak awal jauh sebelum Indonesia dibentuk, di Simalungun telah terdapat pemerintahan feodalisme yang dipimpin oleh sistem kerajaan yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat Simalungun hingga sekarang. Salah satu kecamatan yang ada di kabupaten simalungun ialah kecamatan Dolok Pardamean. Kecamatan Dolok Pardamean merupakan kecamatan yang memilki luas wilayah terkecil di Kabupaten Simalungun, sehingga sistem pemerintahannya seharusnya dapat berjalan lebih efektif dibanding dengan wilayah yang lebih luas lainnya. Kecamatan Dolok Pardamean ini terdiri dari enam belas nagori, yakni diantaranya ialah Bangun Pane, Butu Bayu Panei, Dolok Saribu, Parik Sabungan, Parjalangan, Sibuntuon, Silabah Jaya, Sinaman Labah, Tiga Ras dan Togu Domu Nauli, Nagori Bayu, Sihemun Baru, Tanjung Saribu, Pamatang Sinaman, Partuahan. 5 Studi mengenai relasi kekuasaan antara Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa ini dilakukan di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori, istilah desa disebut dengan Nagori, Kepala Desa diganti nama dengan Pangulu, sedangkan Badan Permusyawaratan Desa disebut dengan Maujana nagori. Kekuasaan Pangulu yang dominan dalam pemerintahan nagori memperlihatkan adanya kekuasaan yang tidak merata dalam struktur pemerintahan nagori di Nagori Tiga Ras. Sebagai lembaga legislatif di 5 http:www.organisasi.org197001daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten- simalungun-sumatera-utara-sumut.html 7 desa, Maujana nagori hanya sebagai lembaga yang memberikan nasehat terhadap Pangulu sedangkan pengelolaan Pemerintahan nagori lebih banyak dilakukan oleh Pangulu. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik membahas mengenai hubungan politik dalam pemerintahan desa. Sehingga peneliti mengangkat judul penelitian Hubungan Politik antara Pangulu dengan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.

I. 2 Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Maujana Nagori Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Pada Nagori Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

6 172 108

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 0 10

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

1 3 1

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 3 7

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 2 24

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 3 2

Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 1 24

BAB II PROFIL NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN II. 1 Kabupaten Simalungun - Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 1 33

BAB I PENDAHULUAN I. 1 L.atar Belakang - Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 0 44

HUBUNGAN POLITIK ANTARA PANGULU DENGAN MAUJANA NAGORI DI NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN PERIODE 2008-2015 NOVELLI GIRSANG 110906046

0 0 7