7. 1. 1 Trias Politica Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

14 Dalam defenisi tersebut, Parsons menekankan kekuasaan merupakan kemampuan untuk menjamin terlaksananya kewajiban-kewajiban yang mengikat oleh kesatuan-kesatuan dalam suatu sistem organisasi kolektif. Kewajiban adalah sah jika menyangkut tujuan-tujuan kolektif. Jika ada perlawanan, maka pemaksaan melalui sanksi-sanksi negatif dianggap wajar untuk dilakukan. 12 Kemudian muncul dua istilah yang menyangkut dengan kekuasaan, yaitu scope of power dan domain of power. Scope of power atau cakupan kekuasaan menunjuk pada kegiatan, perilaku, serta sikap dan keputusan-keputusan yang menjadi objek kekuasaan. Sedangkan domain of power wilayah kekuasaan menjawab pertanyaan siapa-siapa saja yang dikuasai oleh orang atau kelompok yang berkuasa, artinya istilah ini mengarah pada pelaku, kelompok organisasi atau kolektivitas yang dikuasai 13

I. 7. 1. 1 Trias Politica

. Untuk menghindari pemerintahan yang sentralistik, maka perlu dilakukan pembagian kekuasaan seperti yang dikemukakan oleh Jhon Locke 14 1. Kekuasaan Legislatif, kekuasaan untuk membuat undang-undang Jhon Locke memisahkan kekuasaan dari tiap-tiap negara dalam tiga bagian, yakni: 2. Kekuasaan Eksekutif, kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. 12 Ibid, hal.63 13 Mirriam Budiardjo. Op cit..Hal. 126 14 Moh. Mahfud MD. 2001. Dasar Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 72 15 3. Kekuasaan Federatif, kekuasaan mengadakan perserikatan dan aliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan badan-badan di luar negeri. Menurut Jhon Locke, ketiga kekuasaan ini harus dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Montesquie dalam suatu sistem pemerintahan negara, ketiga jenis kekuasaan tersebut harus terpisah, baik mengenai fungsi tugas maupun mengenai alat kelengkapan organ yang melaksanakan: 15 1. Kekuasaan Legislatif dilaksanakan oleh suatu badan perwakilan rakyat 2. Kekuasaan Eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah 3. Kekuasaan Yudikatif dilaksanakan oleh badan peradilan Ajaran Montesquie ini lebih dikenal dengan istilah Trias Politica. Keharusan pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga jenis tersebut bertujuan untuk menghindari tindakan sewenang-wenang oleh raja. Istilah Trias Politica berasal dari bahasa Yunani yang artinya “ Politik tiga serangkai”. Menurut ajaran Trias Politica dalam setiap pemerintahan negara harus ada tiga jenis kekuasaan yang tidak dapat dipegang oleh satu tangan saja, melainkan kekuasaan itu harus terpisah. 16 Ajaran Trias Politica ini nyata-nyata bertentangan dengan kekuasaan pada zaman Feodalisme dalam abad pertengahan. Dimana pada saat itu yang ketiga kekuasaan yang ada didalam negara tersebut dipegang oleh seorang raja, yang 15 C.S.T. Kansil dan Cristine S. T. Kansil. 2003. Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 8 16 Loc. Cit 16 membuat sendiri undang-undang, menjalankannya dan menghukum segala pelanggaran atas undang-undang yang telah ia buat. Monopoli atas ketiga kekuasaan tersebu dapat terlihat dari semboyan raja Louis XIV “L’ Etat cest moi” negara adalah saya kekuasaan mana berlangsung hingga permulaan abad ke XVII. Setelah pecah revolusi Perancis pada tahun 1789, barulah paham tentang kekuasaan yang bertumpuk ditangan raja menjadi lenyap. Saat itu pula timbullah gagasan baru mengenai pemisahan kekuasaan yang dipelopori oleh Montesquie. 17 17 C.S.T. Kansil dan Cristine S. T. Kansil Op.cit. hal. 10-11 Pemisahan ketiga kekuasaan tersebut, baik mengenai tugas dan fungsi, maupun mengenai alat perlengkapan atau organ yang menyelenggarakan. Montesqiue menegaskan, bahwa kemerdekaan individu terhadap tindakan sewenang-wenang pihak penguasa akan terjamin apabila antara legislatif, eksekutif dan yudikatif diadakan pemisahan mutlak antara yang satu dengan yang lainnya. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa Jhon Locke memasukkan yudisiil kedalam kekuasaan eksekutif. Sebaliknya Montesquie menganggap bahwa kekuasaan yudisiil sebagai kekuasaan yang berdiri sendiri. Ajaran Montesquie banyak mempengaruhi orang Amerika Serikat pada waktu UUD-nya dirumuskan, sehingga kostitusi negara itu dapat dianggap yang lebih banyak mencerminkan Trias Politika menurut teori aslinya. 17 Prof. Jennings 18 Prof. Dr. Ismail Suny S.H., M.C.L, membedakan antara pemisahan kekuasaan dalam arti materiil dan dalam arti formal. Dimana kekuasaan dalam arti materiil ialah pemisahan kekuasaan dalam arti pembagian kekuasaan itu dipertahankan dengan tegas dalam tugas kenegaraan yang dengan jelas memperlihatkan adanya pemisahan kekuasaan itu kepada tiga bagian, yakni Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Sedangkan pemisahan kekuasaan dalam arti formal ialah pembagian kekuasaan itu tidak dipertahankan dengan jelas. 19 Amerika dianggap sebagai negara pertama yang menerapkan ajaran pemisahan kekuasaan trias politika. Seperti, Presiden Amerika Serikat tidak dapat membubarkan kongres sebaliknya kongres tidak dapat menjatuhkan Presiden selama jabatan empat tahun. Para Hakim Agung Amerika Serikat diangkat oleh Presiden dan selama berkelakuan baik memegang jabatannya seumur hidup atau sampai mengundurkan dirisecara sukarela, sebab Mahkamah Agung Amerika dalam bukunya yang berjudul Pergeseran Kekuasaan Eksekutif mengambil kesimpulan dalam arti materiil itu sepantasnya disebut Seperation of powers pemisahan kekuasaan sedangkan dalam arti formal sebaiknya disebut Divison of powers pembagian kekuasaan. Menurutnya pemisahan kekuasaan dalam arti materiil paling banyak hanya terdapat di Amerika Serikat, sedangkan di Inggris dan Uni Sovyet terdapat division powers. 18 C.S.T. Kansil dan Cristine S. T. Kansil. 2003. Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Hal.53 .14. 19 Ibid, hal.15 18 Serikat memiliki kedudukan yang bebas. Badan Yudisiil tertinggiatau Mahkamah Agung bertanggung jawab untuk menafsirkan undang-undang, mempunyai hak uji materiil dan yudicial review atas undang-undang terhadap konstitusi, meskipun hak ini hanya merupakan konvensi ketatanegaraan, tidak tertulis didalam konstitusi. Ajaran trias politica juga dapat menjadi perhatian dan diterapkan didaratan Eropa Barat seperti Jerman dan Belanda. Di negara-negara ini ternyata anggota- anggota kabinet tidak dapat merangkap menjadi anggota badan legislatif. Apabila seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat menjadi menteri, yang bersangkutan tersebut harus berhenti dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Di Inggris ajaran Trias politika tidak diterapkan. Ini terbukti bahwa seperti yang telah diuraikan didepan, tidak ada pemisahan kekuasaan,malahan terjalin hubungan yang erat antara badan legisltif dan badan eksekutif. 20 Setelah UUD 1945 mengalami perubahan pertama kalinya hingga keempat, meskipun tidak disebut secara tegas, namun asas-asas trias politika secara konstitusional ditegakkan, dilindungi dan dijamin realisasinya. Misalnya, setelah perubahan terdapat bab-bab yang mencerminkan adanya pembagian kekuasaan didalam negara kesatuan RI, antara lain bab II tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, bab III tentang kekuasaan pemerintahan negara, bab VII tentang Dewan 20 Susilo Suharto. 1945. Kekuasaan Presiden Republik Indonesia dalam Periode Berlakunya Undang-undang dasar 1945, Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.42-44 19 Perwakilan Rakyat, bab VII A tentang Dewan Perwakilan daerah, bab VIII A tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman. Dengan demikian jelaslah bahwa UUD 1945 setelah perubahan, walaupun secara eksplisit tidak menyebut tentang ajaran Trias Politica, namun secara nyata dan pasti negara RI menganut ajaran Trias Politica dalam artian pembagian kekuasaan. 21

I. 7. 1. 2 Check and Balances

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Maujana Nagori Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Pada Nagori Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

6 172 108

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 0 10

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

1 3 1

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 3 7

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 2 24

Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

0 3 2

Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 1 24

BAB II PROFIL NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN II. 1 Kabupaten Simalungun - Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 1 33

BAB I PENDAHULUAN I. 1 L.atar Belakang - Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 0 44

HUBUNGAN POLITIK ANTARA PANGULU DENGAN MAUJANA NAGORI DI NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN PERIODE 2008-2015 NOVELLI GIRSANG 110906046

0 0 7