Pengambilan Keputusan oleh Direksi

101 pemerintah daerah kabupaten Nias telah memilih orang yang tepat untuk menjadi Plt. Direktur Utama dan Plt. Direktur Adminsitrasi dan Hukum PD. Pasar Ya’ahowu. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan yang dimiliki oleh perusahaan. Sesuai dengan peraturan yang ada, bahwa Bupati hanya mengangkat direktur perusahaan saja, untuk masalah rekrutmen staf merupakan otoritas dari direktur yang terpilih. Dalam rekrutmen staf, plt. Direktur utama dan direktur administrasi dan hukum dituntut untuk lebih bijak dalam menetapkannya. Terutama harus sesuai dengan pendapatan yang dimiliki oleh perusahaan. Direktur hanyalah merekrut orang yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam menetapkan posisi staf perusahaan, direktur melakukannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh staf perusahaan itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat dalam struktu organisasi perusahaan, dimana setiap staf ditempatkan berdasarkan latar belakang pendidikannya. Misalnya divisi keuangan ditempati oleh orang yang berlatar belakang keuangan atau akuntansi. Begitu juga dengan divisi lainnya.

b. Pengambilan Keputusan oleh Direksi

Direksi memiliki tugas dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Kemampuan direksi adalah bagaimana seorang bertugas untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut. Direkur memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan internal dan eksternal perusahaan. Universitas Sumatera Utara 102 Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dalam pengambilan keputusan direktur utama tidaklah bersikap otoriter. Sikap beliau dalam memimpin menunjukkan adanya peran staf dibawahnya dalam pengambilan keputusan. Sikap ini terlihat dalam setiap kebijakan yang ingin dibuat oleh direktur utama selalu dibahas bersama oleh direktur administrasi dan hukum serta staf dibawahnya yang dalam hal ini mewakili tiap divisi. Dalam pengambilan keputusan tentang PD. Pasar Ya’ahowu Kabupaten Nias, pemerintah daerah tidaklah turut campur didalamnya. Pemerintah daerah hanyalah sebagai pihak yang mengawasi proses berjalannya perusahaan. Namun berdasarkan pengamatan peneliti, direksi perusahaan masih belum memiliki kekuasaaan penuh atas perusahaan yang dikelolanya, terutama dalam hal penganggaran. Pemerintah daerah masih memiliki otoritas dalam hal penganggaran, hal ini dapat dilihat dalam pengajuan rencana kerja tiap tahun yang harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah itu sendiri. Keterbatasan dalam hal penganggaran tersebut, menurut pemikiran peneliti dapat menghambat perkembangan perusahaan itu sendiri. Penjelasan tentang hal tersebut dapat dilihat pada Perda kabupaten Nias 22010 Pasal 40 ayat b tentang tugas dan wewenang direksi bahwa direksi menyampaikan rencana kerja lima tahunan dan rencana kerja anggaran PD. Pasar kepada Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan. Dimana menurut peraturan juga bahwa pengawas memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap program kerja yang diajukan. Dengan kata lain, bupati sebagai pemilik Universitas Sumatera Utara 103 perusahaan masih memiliki wewenang yang cukup dominan dalam pergerakan perusahaan tersebut. Selain itu, adanya badan pengawas internal maupun pengawas yang diangkat oleh Bupati, menyebabkan direksi sulit bergerak. Selain diawasi oleh Satuan Pengawas Internal dan Badan Pengawas, pengelolaan PD. Pasar Ya’ahowu juga diawasi oleh Badan Inspektorat daerah bahkan Badan Pemeriksa Keuangan dari pusat. Label sebagai organsasi birokrasi adalah alasan banyak pihak yang mengawasi perusahaan daerah tersebut. Adanya pengawasan dari berbagai lapisan membuat direksi harus bekerja hati-hati guna menghindari kesalahan dimata pengawas. Kehati-hatian ini menimbulkan perusahaan daerah bergerak ditempat, tidak ada perubahan yang berarti. Jika saja direksi diberi kewenangan penuh dalam mengelola perusahaan, mungkin saja perusahaan daerah ini bisa menggapai perusahaan swasta lainnya. Sudah seharusnya, direksi diberikan kewenangan penuh dalam mengelola perusahaan daerah yang dipimpinnya juga tanpa adanya pengawasan yang berlapis dari berbagai pihak. Perusahaan daerah cukuplah bertanggungjawab terhadap pemerintah daerah saja, karena bagaimanapun PD. Pasar Ya’ahowu berdiri atas peraturan daerah Kabupaten Nias.

c. Bentuk Inovasi dan Kreatifitas Direksi