Penerapan Material Daur Ulang pada Kafe

74  Hitam: Bersahaja, misterius, maskulin, memiliki potensi, powerful, namun juga memberikan kesan krisis identitas, tersembunyi, dan duka.  Putih: Bersih, steril, kejujuran, namun juga kaku dan terisolasi. Warna ini banyak digunakan pada interior bergaya minimalis.  Cokelat: Mengingatkan tanah dan kesan yang natural. Warna ini bersifat hangat dan bersahabat. Cukup aman digunakan untuk interior, namun terkadang juga kaku.  Abu-abu: Percaya, berkesan independen, stabil, konsentrasi, namun kaku, kritis, tidak komunikatif, dan menekan.  Peach: Hangat, perhatian, lembut, kreatif, suportif, royal, matang, sentimental, kurang percaya diri.  Pink: Mencintai, hangat, emosional, pengertian, simpati, tidak dewasa atau kekanakan, tidak stabil.

2.3.5. Penerapan Material Daur Ulang pada Kafe

Fenomena material daur ulang yang dimanfaatkan kembali sebagai bahan material dalam bangunan memberikan dampak yang positif terhadap perancangan sebuah bangunan, baik dari segi penghematan biaya maupun tren bangunan itu sendiri. Seperti hal nya beberapa bangunan kafe dengan konsep daur ulang, memberikan aksen material bekas pada desain interior bangunannya mampu menjadi daya tarik bagi pengunjung sehingga memberikan nilai jual lebih dibandingkan dengan desain interior kafe pada umumnya. Berikut adalah beberapa kafe dengan penerapan material bekas sebagai konsep desain bangunannya: Universitas Sumatera Utara 75 - Junkyard Cafe and Bar Junkyard Cafe and Bar yang berlokasi di Jakarta menerapkan barang bekas pada elemen interiornya berupa pemanfaatan kursi pesawat yang tidak digunakan lagi sebagai kursi duduk kafe, aksesoris ember dan kumpulan botol bekas yang menjadi hiasan lampu langit-langit, serta furniture bekas lainnya. Tersedia juga bar mini dengan dekorasi tanki gas dan krat bir pada bagian depan kafe. Gambar 2.24. Junkyard Cafe and Bar Sumber: www.fremagz.com - Gajetto Gajetto yang berlokasi di Kemang ini mengusung konsep 3R Reuse, Reduce, Recycle dan sering digunakan sebagai wadah gathering beberapa komunitas. Kursi yang terbuat dari krat minuman bersoda, pajangan dari keran air, wastafel yang terbuat dari CPU Macintosh G3, hingga tadahan untuk gelas dari cakram flopi. Gabungan kreativitas Aditya Stark Dion Wayne terlihat dalam tampilan interior yang dipenuhi oleh electronical and game recycled items. Universitas Sumatera Utara 76 Gambar 2.25. Gajetto: Geek | Café | Resto Sumber: www.travelblog.ticktab.com - Kafe Parlour Kafe Parlour di Semarang memanfaatkan barang-barang bekas menjadi material utama pada interiornya. Konsep yang diusung oleh Cosmas Bothi Winasanto, Damianus Beloni Winasongko, dan Andi Natanael pada kafe ialah konsep custom life , menggunakan barang-barang bekas seperti kayu, ranting, peralon, packing mesin, tali tambang dan tong, menjadi meja, kursi, aplikasi dinding, tiang lampu hingga coat hanger Manggia, 2015 Gambar 2.26 Parlour Cafe Sumber: Harian Suara Merdeka Online, 2015 Universitas Sumatera Utara 77 Berdasarkan Agvirafani 2014 dalam Jurnal Rekajiva , Vol.1, No.2, ISSN 2338-1892, penerapan beberapa material bekas dan konsep daur ulang pada kafe juga terdapat di Kafe Hummingbird Eatery Bandung yang akan dijelaskan sebagai berikut: - Hummingbird Eatery Bandung Sebagaimana umumnya kawasan sekitar Gedung Sate Bandung, Kafe Hummingbird Eatery dulunya adalah rumah tinggal peninggalan zaman Belanda yang kemudian direnovasi dan dialihfungsikan menjadi sebuah kafe. Untuk memberi nuansa bangunan klasik, pemilik tetap mempertahankan bentuk asli massa bangunan dengan berbagai elemen arsitektur dan interior yang bergaya art deco. Elemen interior asli-nya pun masih layak pakai, seperti terlihat pada tegel kunci pada lantai, panel papan solid pada langit-langit dan kusen-kusen antik dari bahan kayu jati dengan kaca patri memberikan kesan antik dan homey. Gambar 2.27. Layout Kafe Hummingbird Eatery Sumber: Agfiravani dkk 2014 dalam Jurnal Rekajiva No2 Vol.01 Kafe Hummingbird yang berlokasi di Jalan Progo 14 mempunyai luas tanah 730m² dan luas bangunan 320m² dirancang oleh desainer Singapura bernama Zumar Muzammil dari A2 Associated Architects, sedangkan mural Universitas Sumatera Utara 78 didesain oleh seniman Faisal Habibi. Linda Maryorie selaku pemiliknya melakukan grand opening café tersebut pada tanggal 20 Desember 2010. Agvirafani dkk, 2014 Material yang digunakan pada kafe ini menggunakan dari berbagai jenis material mulai dari yang alami sampai pabrikasi, misalnya pada bagian dinding menggunakan material yang terbuat dari kayu, kaca, batu bata, batako, dan dinding lembaran cladding . Pada langit-langit pengaplikasian material terdiri dari gypsum board, kayu solid, multipleks, kaca, bambu, metal, dan lain-lain. Sedangkan pada lantai, jenis material disesuaikan dengan pertimbangan karakteristik dan kebutuhan ruang yang terbagi menjadi indoor dan outdoor antara lain plester concrete , keramik, marmer, granit, kayu, dan batu. Gambar 2.28. Tegel bertekstur pada lantai Sumber: Agfiravani dkk 2014 dalam Jurnal Rekajiva No2 Vol.01 Pada bagian lantai, material asli tetap dipertahankan. Lantai di ruang makan utama dan ruang lainnya masih menggunakan tegel bertekstur dan bermotif peninggalan dari bangunan kolonial Belanda, dengan ukuran 20 x 20 cm, sehingga ruangan terasa seperti berada di rumah sendiri. Universitas Sumatera Utara 79 Di dekat salah satu sudut ruangan atau bagian belakang ruang makan utama, kursi makannya menggunakan sofa. Bantalan duduk untuk sofa, menggunakan bahan kain dan synthetic leather yang berwarna soft. Pemanfaatan limbah kayu yang berupa potongan sisa kayu yang berbentuk segitiga dan disusun secara acak tapi rapi pada top table menambah keunikan lain pada furnitur di kafe. Gambar 2.29. Dining set pada ruang makan bagian belakang Sumber: Agfiravani dkk 2014 dalam Jurnal Rekajiva No2 Vol.01 Gambar 2.30. Potongan sisa kayu sebagai hiasan top table Sumber: Agfiravani dkk 2014 dalam Jurnal Rekajiva No2 Vol.01 Universitas Sumatera Utara 80 Terdapat tempat duduk pada area outdoor memanfaatkan bekas boks plastik botol minuman berwarna kuning keemasan yang dapat dipindah-pindah karena ringan. Dudukannya menggunakan busa yang dilapisi oleh synthetic leather berwarna abu muda. Kekurangan dari tempat duduk ini adalah tidak adanya sandaran punggung, sehingga pengunjung tidak dapat bersandar karena dapat menyebabkan kelelahan pada punggung apabila pemakaian yang lama. Gambar 2.31. Box bekas sebagai tempat duduk Sumber: Agfiravani dkk 2014 dalam Jurnal Rekajiva No2 Vol.01 Walaupun fungsi utama dari kafe adalah tempat untuk menikmati makanan dan minuman, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pengunjung akan tinggal lama setelah makanan tersebut habis. Dalam hal ini, pemilihan konsep yang unik dalam suatu kafe dapat menarik minat pengunjung yang tidak hanya dapat bersantap di dalam tetapi juga dapat dilakukan di luar bangunan. Adapun aksen material bekas dapat menambah nilai estetika pada bangunan dan memanfaatkan kembali material bekas pada interior kafe juga berpengaruh sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan. Universitas Sumatera Utara 81 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian secara kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor 1975 penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang atau pelaku yang diamati. Pendekatan kualitatif berupa pendeskripsian dalam bentuk kata-kata verbal dan pada umumnya berupa konsep atau fakta. Selanjutnya, berdasarkan tujuannya maka penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, mengidentifikasikan masalah, membuat perbandingan dan evaluasi. Metode kualitatif – deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggali dan mengidentifikasikan penerapan material bekas dengan konsep daur ulang reuse dan recycle sebagai elemen interior kafe pada studi kasus penelitian beserta potensinya dalam upaya menyelamatkan lingkungan akibat kerusakan limbah konstruksi.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian bertujuan memberikan batasan pembahasan pada penelitian. Menurut Sugiyono 2009 variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Universitas Sumatera Utara