1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari pengambilan bahan baku di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan.
Namun, pemanfaatan berbagai jenis material bangunan dalam proses konstruksi telah menyisakan material dalam jumlah yang relatif besar. Fakta bahwa
pembangunan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya volume
limbah yang dihasilkan oleh aktivitas konstruksi. Salah satu penyebab timbulnya limbah konstruksi adalah penggunaan sumberdaya yang melebihi apa yang
diperlukan untuk proses konstruksi Ervianto, 2012. Pengetahuan bahan bangunan ditinjau dari sisi ekologis sangatlah penting.
Penggunaan material pada bangunan harus disadari memiliki dampak yang begitu jauh terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan material harus dilakukan
secara optimal. Artinya material tersebut harus dapat dimanfaatkan terus menerus dengan semaksimal mungkin. Dengan demikian permintaan terhadap material
baru dapat dikurangi. Penggunaan material baru menandakan adanya konsumsi terhadap sumber daya alam dalam jumlah besar dan menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan yang begitu besar pula. Terkadang nilai dari material bekas pakai lebih tinggi jika dibandingkan dengan material baru. Penggunaan material
bekas merupakan salah satu gerakan
sustainable
karena memanfaatkan kembali barang bekas merupakan upaya untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
2
Adapun yang dimaksud dengan
sustainable
adalah pembangunan yang memperhatikan aspek keberlanjutan, yaitu penggunaan sumber daya alam yang
memperhatikan daya dukung lingkungan untuk menghindari terjadinya penurunan
kualitas lingkungan.
Daur ulang dapat menjadi salah satu solusi yang sangat baik dalam menghadapi permasalahan kerusakan lingkungan akibat limbah konstruksi dan
sebagai upaya optimalisasi penggunaan bahan material bangunan. Dengan jumlah pemakaian sumber daya yang begitu besar pada bangunan, penerapan daur ulang
semestinya memiliki potensi yang sangat besar pada dunia arsitektur. Dalam lingkup bangunan, kegiatan daur ulang mencakup
recycle
pengolahan material kembali dan
reuse
penggunaan material kembali.
Reuse
merupakan tingkatan tertinggi dalam sistem daur ulang karena tidak memerlukan energi untuk merubah
bentuknya atau mengolahnya menjadi bahan layak pakai, proses nya tidak membutuhkan energi, dapat dilakukan dalam skala kecil ataupun besar, tidak
membutuhkan pabrikasi, membutuhkan modal yang sangat kecil, proses tidak melibatkan proses fisika dan kimia, serta tidak mengalami perubahan bentuk
produk. Sementara
recycle
membutuhkan energi dan modal yang relatif besar, bahan mengalami perubahan wujud fisik, membutuhkan teknologi yang relatif
tinggi, biasanya dilakukan secara massalbersifat pabrikasi, dan melibatkan proses fisika dan kimia sehingga biaya yang diperlukan relatif lebih besar. Namun proses
ini tetap akan lebih baik secara ekologis apabila dilihat dari sudut pandang konservasi sumber daya alam, hal ini disebabkan bahan mentah dalam konsep
daur ulang tidak lagi diambil dari alam melainkan dengan memanfaatkan sampah.
Universitas Sumatera Utara
3
Pada beberapa kasus tertentu,
reuse
material dibutuhkan untuk memberikan dampak yang positif terhadap perancangan sebuah bangunan, baik dari segi
ekologis dalam upaya menyelamatkan lingkungan, maupun segi penghematan biaya konstruksi.
Salah satu contoh bangunan yang menerapkan material bekas sebagai elemen desain adalah kafe. Saat ini banyak bermunculan kafe-kafe yang tidak
hanya menyajikan hidangan, tetapi juga menjual desain interior serta menyajikan view yang beraneka ragam. Maraknya pertumbuhan kafe di kota Medan saat ini
menandakan bahwa peran masyarakat sebagai konsumen kafe cukup tinggi dan hal ini membuat para pengusaha tertarik untuk terjun memulai berbisnis pada
bidang ini dan mengusung konsep yang berbeda dari kafe pada umumnya. Ishak 2003 menambahkan bahwa perkembangan bisnis kafe yang marak di Medan
saat ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kota ini semakin baik dan maju. Adapun konsep daur ulang
material bekas pada desain interior bangunan kafe mampu menjadi daya tarik bagi pengunjung sehingga memberikan
nilai jual lebih dibandingkan dengan desain interior kafe yang lain. Beberapa kafe di kota Medan telah memanfaatkan material bekas sebagai
elemen interior, diantaranya kafe Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy. Ketiga kafe tersebut mengusung konsep daur ulang
yang hemat energi dan peduli lingkungan, terbukti pada penerapan material bekas pada elemen interior yang di desain sedemikian rupa sehingga memberikan
suasana berbeda dan kesan yang unik bagi pengunjungnya. Selain aksen material bekas dapat menambah nilai estetika pada bangunan, memanfaatkan kembali
Universitas Sumatera Utara
4
material bekas pada interior kafe juga berpengaruh terhadap penghematan biaya konstruksi dan sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan alam akibat
kerusakan limbah konstruksi.
1.2. Perumusan Masalah