Pengertian Daur Ulang Daur Ulang

33

2.2. Daur Ulang

2.2.1. Pengertian Daur Ulang

Daur ulang merupakan tindakan mengembalikan sesuatu yang telah digunakan kepada suatu siklus atau daurnya sehingga pada akhirnya sesuatu itu dapat digunakan kembali David, 1992. Menurut pengertian tersebut, suatu kegiatan dapat didefinisikan sebagai kegiatan daur ulang jika mencakup tiga jenis proses, yaitu:  Collection, yakni kegiatan mengumpulkan material-material yang tidak digunakan lagi.  Manufacturing , yakni kegiatan produksi dengan menggunakan material bekas sebagai bahan mentah untuk menghasilkan produk baru.  Consumption , yakni kegiatan memakai produk baru yang diolah dari material bekas. Menurut Berge 2000 dalam bukunya The Ecology of Building Materials, ada tiga tingkatan hierarkial daur ulang sesuai dengan manfaat yang diperoleh, yaitu: 1. Re-use Re-use atau penggunaan kembali ialah tingkatan tertinggi dalam daur ulang, yaitu menggunakan kembali barang yang sudah dipakai namun masih memiliki sisa umur. Ia merupakan tingkatan tertinggi karena tidak memerlukan energi untuk merubah bentuknya atau mengolahnya menjadi bahan layak pakai. Kalaupun diperlukan, hanya untuk mengangkut atau Universitas Sumatera Utara 34 memindahkan material tersebut. Material yang di re-use adalah material yang siap pakai namun tidak lagi dipakai oleh pengguna sebelumnya. 2. Recycling Recycling adalah proses daur ulang yang memerlukan energi dan proses untuk menjadikan material bekas pakai menjadi material yang layak pakai. Energi yang digunakan dalam proses pengubahan ini haruslah sebanding dengan fungsi yang bisa diembannya kelak. Adakalanya material layak pakai hasil daur ulang tidak tahan lama saat digunakan dan terkesan menyia-nyiakan energi yang sudah dikeluarkan saat proses recycling . Pada material tertentu, recycling menghasilkan material dengan mutu lebih rendah, seperti PVC menjadi pot bunga, balok beton menjadi agregat atau campuran adukan semen untuk lantai, dsb. 3. Energy recovery Energy recovery merupakan jenjang terendah dalam daur ulang . Semua material yang sudah tidak mungkin dipakai dibakar untuk memperoleh energi potensial yang masih terdapat dalam material melalui proses pembakarannya. Contoh yang paling umum yaitu membakar kayu bekas untuk penghangat pada perapian atau memasak. Dalam hal ini, material bekas tidak lagi dapat dipertahankan fungsinya ataupun sudah habis masa pakainya. Inti dari tujuan daur ulang ialah untuk memperpanjang usia guna suatu benda atau material. Pada saat produksi bahan bangunan dan pada saat dilakukan pembongkaran bangunan lama timbul banyak puing dan sampah. Semakin lama Universitas Sumatera Utara 35 masa penggunaan bahan dan bagian bangunan atau kemungkinan untuk digunakan kembali, semakin kecil pula kemungkinan bahan bangunan tersebut menimbulkan sampah dan puing yang mencemari lingkungan. Proses daur ulang dengan metode reuse penggunaan kembali memiliki karakteristik sebagai berikut:  Tidak mengalami perubahan bentuk produk  Proses tidak membutuhkan teknologi  Relatif tidak membutuhkan energi  Dapat dilakukan dalam skala kecil ataupun besar, namun tidak membutuhkan pabrikasi  Membutuhkan modal yang sangat kecil  Proses tidak melibatkan proses fisika maupun kimia Proses ini dapat dianggap sebagai proses yang paling baik secara ekologis Smith, 2007. Proses relatif tidak membutuhkan energi, dapat dengan mudah dilakukan. Produk dari proses ini langsung dapat digunakan. Proses ini hanya dapat dilakukan pada material yang masih memiliki kualitas yang layak pakai baik secara fisik maupun materi. Selain itu proses ini tidak memberikan fleksibilitas dalam desain karena keterbatasan bentuk yang diberikan oleh material lama. Re-use dapat dibedakan menjadi tiga: a building reuse, b component reuse, c material reuse Saleh T.M., 2009. Reuse sebuah bangunan dapat terjadi manakala seluruh bangunan dapat diselamatkan tanpa proses penghancuran melainkan melalui proses relokasi dan renovasi. Reuse sebuah bangunan harus Universitas Sumatera Utara 36 berurusan dengan perencanaan dan desain yang kompleks untuk mendapatkan manfaat maksimal dari aspek lingkungan dan ekonomi. Hal ini dapat menghemat pemakaian sumberdaya alam termasuk didalamnya bahan baku, energi, dan air. Selain itu, reuse bangunan mampu mencegah tirnbulnya polusi yang disebabkan oleh pengambilan material, produksi, transportasi dan mencegah timbulnya limbah padat yang berakhir di tempat pembuangan Saleh T.M., 2009. Re-use komponen bangunan diutamakan untuk bagian interior non struktur, seperti dinding interior, pintu, lantai, plafon yang akan digunakan untuk hal yang sama atau untuk hal lain sampai habis umur pakai komponen tersebut. Agar komponen dapat digunakan kernbali perencana dan arsitek ikut berperan untuk menciptakan desain inovatif yang memungkinkan untuk dipasang dan dibongkar tmpa mengalami kerusakan agar dapat dipasang pada bangunan lain McGraw-Hill Construction dalam Wulfram, I.E., Biemo, W.S., Muhamad, A., dan Surjamanto, 2012. Reuse material hasil dekonstruksi struktur bangunan dalam bangunan baru sangat dianjurkan guna mempertahankan nilai ekonomis, mengurangi energi yang dibutuhkan dalam proses daur ulang, dan rneminimalkan kebutuhan cetakan dan sumberdarya alam terutama pengurangan terjadinya CO2. Menggunakan material sampai habis umur pakainya menjadi prioritas utama bagi arsitek dan perencana dalam memillih jenis material yang akan digunakan. Chini, A. R., dalam Wulfram, I.E., Biemo, W.S., Muhamad, A., dan Surjamanto, 2012. Re-use adalah menggunakan kembali berbagai material dengan cara:  Dekonstruksi, material digunakan kembali dalam bentuk yang sama  Limbah material yang tetap digunakan sama dengan fungsi sebelumnya Universitas Sumatera Utara 37 Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menggunakan kembali berbagai material konstruksi adalah: a identifikasi material yang masih baru, material yang dapat dipindahkandipisahkan tanpa terjadi kerusakan untuk digunakan kembali; b rencanakan untuk berbagai material yang masih dapat digunakan dalam hal: perlindungan material, penanganan material, penyimpanan material, dan pemindahan material; c diskusikan ide-ide untuk menggunakan kembali berbagai jenis material kepada pemilik proyek dan kontraktor; d komunikasikan kepada subkontraktor untuk menggunakan kembali sisa material. Sementara proses daur ulang dengan metode recycle memiiki karakteristik sebagai berikut:  Dalam proses daur ulang bahan mengalami perubahan wujud fisik  Proses daur ulang membutuhkan teknologi yang relatif tinggi  Membutuhkan energi yang relatif besar  Biasanya dilakukan secara massal bersifat pabrikasi  Membutuhkan modal yang besar  Proses melibatkan proses fisika dan atau kimia Salah satu kekurangan dari proses ini adalah besarnya jumlah energi yang dibutuhkan dalam proses daur ulang. Selain energi yang dipakai dalam proses daur ulang energi kandungan bahan embodied energy juga relatif tinggi. Hal ini disebabkan proses recycle ini memiliki output berupa bahan yang belum siap pakai, masih harus melalui beberapa proses lagi di dalam daur bahannya sebelum benar-benar bisa diaplikasikan pada bangunan. Proses ini paling tidak efisien dalam pemanfaatan energi Smith, 2007. Universitas Sumatera Utara 38 Oleh karena itu, proses ini dapat dikatakan baik secara ekologis apabila total energi yang digunakan dalam proses daur ulang tidak lebih besar apabila dibandingkan dengan total energi yang digunakan dalam ekstraksi sumber daya alam mentah menjadi material bangunan tersebut. Namun proses ini tetap akan lebih baik secara ekologis apabila dilihat dari sudut pandang konservasi sumber daya alam terutama sumber daya alam yang tak terbarukan. Hal ini disebabkan bahan mentah dalam proses daur ulang tidak lagi diambil dari alam melainkan dengan memanfaatkan sampah. Proses ini biasanya diterapkan pada material-material bekas yang secara fisik tidak memadai lagi, namun secara materi material-material ini masih memiliki nilai. Misalnya baja yang sudah berkarat, kayu yang sudah lapuk, kaca yang telah pecah, dll. Dalam daur bahan proses ini dapat mengembalikan material dalam bentuk produk kepada bentuk dasarnya. Salah satu contoh penerapan recycle adalah pada proses daur ulang bahan kaca jendela. Dalam proses pengolahan kembali kaca mengalami perubahan wujud dari padat menjadi cair dalam proses peleburan. Peleburan ini akan dilakukan dengan melakukan pemanasan pada kaca dengan suhu yang sangat tinggi. Energi yang besar dibutuhkan dalam proses peleburan ini. Proses daur ulang dengan recycle ini membutuhkan teknik-teknik tertentu yang menyebabkan proses ini tidak dapat dilakukan secara mudah. Dalam melakukan proses daur ulang pada bangunan dibutuhkan ketelitian dalam melihat potensi yang terdapat pada material-material bekas sisa dan juga ketelitian dalam memutuskan metode daur ulang yang akan dilakukan pada Universitas Sumatera Utara 39 material. Begitu banyak material bekas yang dapat di daur ulang sehingga dapat diaplikasikan kembali pada bangunan. Berbagai karakteristik yang ada pada cakupan daur ulang perlu dipahami untuk menghindari kegiatan daur ulang yang tidak tepat guna pada material. Tindakan daur ulang yang tidak tepat dapat mengakibatkan pemanfaatan materi yang tidak optimal dan efisien. Akibatnya dapat memberi dampak buruk bagi lingkungan.

2.2.2. Pengolahan Material Daur Ulang