Normalitas Multikolinieritas Uji Asumsi Klasik

67

a. Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, reabilitas, uji-t, korelasi, regresi dapat dilaksanakan Usman dan Detiady, 2006 : 109. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendeteksi nilai rata-ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrim pada data yang diambil. Mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera JB dan probabilitasnya. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya berdistribusi normal Winarno, 2011 : 5.37. Untuk mengetahui normalitas sebuah data dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera JB dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat saling mendukung dengan ketentuan sebagai berikut Winarno, 2011 : 5.39:  Bila nilai J-B tidak signifikan lebih kecil dari 2, maka data berdistribusi normal. 68  Bila probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi atau α, maka data berdistribusi normal.

b. Multikolinieritas

Multikolinieritas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1. Konsekuensi yang sangat penting bagi model regresi yang mengandung multikolinieritas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar. Akibatnya model regresi yang diperoleh tidak sahih valid untuk menaksir nilai variable independen Algifari, 2000 : 84. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam model dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen. Sebagai aturan kasar, model dikatakan tidak memiiki masalah multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel independen bernilai diatas 0,89. Sebaliknya, model memiiki masalah multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variable independen memiliki nilai diatas 0,89 Winarno, 2011 : 5.3. 69

c. Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 56 83

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 37 85

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 41 118

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 92

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis fundamental dan teknikal saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013

0 12 0

Analisis fundamental saham perusahaan sektor barang konsumsi (Consumer Goods) di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011 - 2013 dengan metode top down analysis

0 14 114

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (Jii) Tahun 2007-2011

0 2 7