34
= ℎ
ℎ
Return On Equity ROE Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak
manajemen dalam
memaksimumkan tingkat
hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekan pada
hasil pendapatan
sehubungan dengan
jumlah yang
diinvestasikan Astuti, 2004 : 37. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal
saham tersebut. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham, namun rasio ini tidak
memperhitungkan dividen dan capital gain untuk pemegang saham Kodrat dan indonanjaya, 2010 : 240. Untuk
mendapatkan rasio ini dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan total modal sendiri.
9. Kebijakan Dividen
Dividen merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham Darmadji dan Fakhrudin, 2001 :
9. Dividen adalah bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham
Gumanti, 2013 : 226.
35
Pengelompokkan dividen dengan variasi sudut pandang yang berbeda. Darmadji dan Fakhrudin 2001 : 129, dividen dari alat pembayarannya
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1 Dividen tunai cash dividend, merupakan dividen yang dibagikan
dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek,
yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Untuk membayarkan dividen dalam bentuk tunai diperlukan likuiditas.
2 Dividen saham stock dividend, merupakan dividen yang diberikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya dividen
dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin
menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak
memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai. 3 Sertifikat dividen script dividend, merupakan dividen yang
dibayarkan dengan sertifikat atau surat prompes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu
dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi kalau perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk tunai akan tetapi sementara itu
perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat.
36
Pembayaran dividen biasanya dilakukan dalam beberapa tahap dalam setahun. Di Amerika Serikat, pembayaran dividen umumnya dilakukan
setiap kuartal. Di negara-negara lain ada yang melakukannya dua kali setahun dan satu tahun sekali. Di Indonesia, praktik pembayaran dividen
ada yang dua kali dan satu kali. Hal lain yang membedakan praktik keputusan dividen adalah berkenaan dengan siapa yang memutuskan besar
kecilnya dividen. Berbeda dengan kelaziman Negara-negara maju, misalnya Amerika Serikat dimana besar kecilnya dividen ditentukan oleh
dewan direktur atau manajemen perusahaan, di Indonesia keputusan seberapa besar dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham
berada dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Artinya, RUPS memegang peran kunci dalam kebijakan dividen di Indonesia, sehingga
dalam banyak hal, keputusan dividen bukan merupakan keputusan strategis dari manajemen perusahaan semata Gumanti, 2013 : 17.
Pada awal perkembangannya, ada tiga teori yang bertentangan satu sama lain berkenaan dengan kebijakan dividen. Ada yang berpendapat
bahwa kenaikan dividen akan menaikkan nilai perusahaan. Pandangan yang lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi memiliki efek
berlawanan terhadap nilai perusahaan, yang berarti menurunkan nilai perusahaan. Pandangan yang ketiga menyatakan bahwa dividen
seharusnya tidak relevan dan semua upaya yang ditunjukkan untuk
37
mengubah kebijakan dividen akan sia-sia karena kebijakan dividen tidak akan mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Ketiga pandangan tersebut
melahirkan teori kebijakan dividen, yang akan dijelaskan sebagai berikut Gumantii, 2013 : 40:
1 Hipotesis ketidakrelevanan
dividen dividend
irrelevance proposition
Teori hipotesis kebijakan dividen dipopulerkan oleh Miller dan Modigliani 1961. Mereka memulai analisis kebijakan dividen
mereka dengan mengasumsikan suatu dunia yang bercirikan pasarnya sempurna, perilaku pelaku pasarnya rasional, dan pasar
dalam kondisi kepastian yang sempurna Gumanti, 2013 : 44. Anggapan teori ini bahwa, dipasar yang sempurna dimana tidak
ada pajak, tidak ada biaya transaksi atau tidak ada ketimpangan informasi, kebijakan dividen suatu perusahaan seharusnya tidak
memiliki efek terhadap nilai pasar perusahaan tersebut. Asumsi penting dalam pendapat tersebut menyebutkan bahwa kebijakan
investasi perusahaan tidak memiliki keterkaitan dengan kebijakan dividennya. Jadi, argumentasi “ketidak-relevanan” hanya berlaku
jika keputusan investasi tidak dipengaruhi oleh keinginan manajemen untuk mempertahankan atau menaikkan dividen. Jika
perusahaan memiliki kebijakan investasi, maka kebijakan dividen
38
hanya akan mempengaruhi besar kecilnya pendanaan dari luar disamping dana dari laba ditahan yang diperlukan untuk
mendanai investasi baru dan membayar dividen. Satu-satunya pembatas dari nilai pasar perusahaan adalah kebijakan
investasinya, karena kebijakan investasi bertanggungjawab terhadap keuntungan masa depan perusahaan Gumanti, 2013 : 48-
49. 2 Teori burung ditangan bird in the hand theory
Gordon 1959 mendukung teori burung di tangan bird in the hand theory dan mengemukakan pendapat bahwa aliran dividen di
masa mendatang akan didiskonto pada tingkat yang lebih redah daripada keuntungan modal harapan Gumanti, 2013 : 52.
Menurut teori ini, dividen lebih disukai oleh investor dibandingkan capital gain karena unsur kepastiannya. Secara sekilas, teori ini
lebih rasional dan mudah dipahami, khususnya terkait dengan bukti bahwa perusahaan dengan dividen tinggi akan cenderung
memiliki risiko saham yang lebih rendah Gumanti 2013 : 53. 3 Teori efek pajak
Menurut teoi ini, yang dikenal dengan teori preferensi pajak tax preference theory, semakin tinggi tingkat pajak yang dikenakan
pada dividen relatif terhadap capital gain dan adanya kemungkinan untuk menunda pajak pada capital gain telah
39
= ℎ
ℎ
membuat sebagiian akademisi peneliti menyimpulkan bahwa investor mungkin akan berbalik untuk tidak mengharapkan dividen
yang tinggi Gumanti, 2013 : 55. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan
yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham.
Kebijakan dividen yang ditentukan perusahaan dapat diukur dengan rasio pembayaran dividen atau Dividend Payout Ratio DPR. Dividend Payout
Ratio DPR diukur dengan cara membagi besarnya dividen per lembar
saham dengan laba bersih per lembar saham Gumanti, 2013:22.
10. Nilai Buku