Heteroskedastisitas Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

69

c. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama konstan. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksiran estimator yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampe besar, walaupun penaksiran yang diperoleh menggambarkan populasinya tidak bias dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya konsisten. Ini disebabkan oleh variansnya yang tidak minimum tidak efisien Algifari, 2000 : 85. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas. Salah satunya adalah dengan uji Park, yaitu suatu metode uji heteroskedastisitas dengan membuat persamaan regresi dengan mengganti variable dependennya dengan residual kuadratnya. Jika probabilitas yang ada bernilai diatas signifikansi α yang digunakan dalam penelitian yaitu 5 atau 0,05 yang berarti tidak signifikan, maka data dinyatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas Winarno, 2011 : 5.12.

d. Autokorelasi

Autokorelasi artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya 70 muncul pada observasi yang menggunakan data time series. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak lagi dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu Algifari, 2000 : 88. Pengujian yang paling populer untuk menditeksi autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson D-W. Pada umumnya program statistik telah menyediakan fasilitas untuk melakukan uji tersebut. Aturan pengujian menggunakan Durbin-Watson D-W adalah sebagai berikut: a Bila d d L maka ada korelasi yang positif. b Bila d L ≤ d ≤ d U , maka tidak bisa mengambil kesimpulan apa-apa c Bila d U d 4 – d U , maka tidak ada korelasi positif maupun negatif. d Bila 4 – d U ≤ d ≤ 3 – d L , maka tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa. e Bila d 4 – d L , maka ada korelasi negatif. Nilai d akan berada disekitar 0 – 4. Model dikatakan bebas dari masalah autokorelasi jika nilai Durbin-Wason D-W pada output model regresi berada pada wilayah bebas autokorelasi yaitu 71 bernilai diantara nilai d U dan 4-d U . Berikut tabel pengambilan keputusan uji Durbin-Wason: Gambar 3.1 Dasar Pengambillan Keputusan Uji Durbin-Watson

3. Uji Simultan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 56 83

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 37 85

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 41 118

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 92

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis fundamental dan teknikal saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013

0 12 0

Analisis fundamental saham perusahaan sektor barang konsumsi (Consumer Goods) di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011 - 2013 dengan metode top down analysis

0 14 114

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (Jii) Tahun 2007-2011

0 2 7