9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Kecerdasan Emosional
a. Definisi Kecerdasan Emosional
Dalam kamus bahasa Indonesia KBBI “Emosi adalah sebuah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
”.
1
Campos dan Saarni berpendapat bahwa emosi adalah sebagian perasaan yang timbul
ketika seseorang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama untuk
dirinya. Emosi diwakili dengan perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan
terhadap suatu keadaan atau interaksi yang sedang dialami. Emosi juga bisa berbentuk sesuatu yang spesifik seperti rasa senang, takut, marah, dan
seterusnya, tergantung dari interaksi yang dialami
2
. Sedangkan menurut Segel yang dialih bahasakan oleh Bahar mengemukakan “emosi adalah
pengalaman yang dapat dirasakan secara fisik”.
3
Daniel Goleman mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
4
Istilah kecerdasan emosional pertama kali dikemukan pada tahun 1990-an oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John
Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas- kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan individu.
5
1
KBBI, Emosi, 25 September 2014, 15.14 wib. http:kbbi.web.idemosi.
2
John W. Santrock, Perkembangan Anak, jilid II, Jakarta: Erlangga, 2007, Ed. 11, h. 6- 7.
3
Rohiat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung: PT Refika Aditama, 2008, h. 51.
4
Mohammad Ali, Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h. 62.
5
Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emotional Intellegence Pada Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 5.
Salovey dan Mayer mendefinisikan: Kecerdasan emosional sebagai suatu kecerdasan sosial yang
berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya
dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakannya untuk mengarahkan pola
pikir dan perilakunya.
6
Kecerdasan emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan
emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur suasana hati. Dengan kecerdasan emosi tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada
porsi yang tepat, memilih kepuasan, dan mengatur suasana hati.
7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kecerdasan emosional diartikan
“sebagai kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan sekitar
”.
8
Ary Ginanjar Agustin tahun 2005 menyebutkan “kecerdasan emosi
sebagai kemampuan untuk merasa. Kunci dari kecerdasan emosi adalah kejujuran pada suara hati dan suasana hati dimana harusnya dijadikan pusat
prinsip yang mampu memberi rasa aman, pedoman, kekuatan serta kebijaksanaan
”.
9
Menurut Mubayidh kecerdasan emosional merupakan “kemampuan
untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya
”.
10
Sedangkan menurut David Wechsler dalam buku yang sama juga menyebutkan “kecerdasan emosional
adalah kemampuan sempurna komprehensif seseorang untuk berperilaku
6
Makmun Mubayidh, Kecerdasan Kesehatan Emosional Anak, Pustaka AL-Kautsar, 2006, h. 15.
7
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, Mengapa EI lebih penting daripada IQ Alih Bahasa: T. Hermaya, PT Gramedia Pustaka Utama, Cetakan 2014 h. 45.
8
KBBI, Cerdas, 25 September 2014, 16.24 wib. http:kbbi.web.kbbi.web.idcerdas.
9
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient, Penerbit Arga, 2005, h.42.
10
Makmun Mubayidh, op. cit., h. 7.