39
- Koefisien Alpha berada di bawah 0,6
tidak reliable 2. Analisis deskriptif
Analisis yang ditunjukkan pada perkembangan dan pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang keadaan tertentu dengan cara
menguraikan tentang sifat-sifat dari objek penelitian tersebut.
33
3. Analisis kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan suatu analisis data yang diperlukan terhadap data
yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden, kemudian dilakukan analisa berdasarkan metode statistik dan data tersebut diklasifikasikan
kedalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel untuk mempermudah dalam menganalisa. Adapun alat analisis kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Klasik Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik yang meliputi uji normalitas, multikolineritas, dan heteroskedastisitas.
1 Uji Multikolinearitas Uji asumsi klasik Multikolinieritas ini digunakan untuk mengukur tingkat
asosiasi keeratan hubunganpengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi r.
Uji multikolinerietas pada suatu model dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor
tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.
33
Husein Umar, Metodologi Penenlitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, Cet. Pertama, h. 36.
40
Semakin tinggi VIF maka tolerance semakin rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolinerietas.
2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual data yang ada. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.
Cara yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar analisis: a Jika ada pola tertentu yaitu terdapat titik-titik yang ada membentuk sebuah
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian, menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b Jika tidak ada pula yang jelas yaitu terdapat titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3 Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka perasamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak
layak dipakai prediksi. Ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson DW, dengan ketentuan sebagai berikut:
41
Terjadi autokorelasi positif jika DW di bawah -2 DW -2.
Tidak terjadi autokorelasi jika DW berada di antara -2 dan +2 atau -2 DW +2
4 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah modal regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram
yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal, artinya kriteria sebuah model regresi berdistribusi normal apabila tampilan grafiknya menunjukkan pola
penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
34
b. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara dua variable atau lebih untuk variable kuantitatif.
35
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel variabel dependent yang disebabkan variabel lain variabel
34
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang: Universitas Diponogoro, 2001, h. 74.
35
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009, h. 135.
42
independent . Analisis regresi berganda menggunakan suatu model matematis
berupa persamaan garis lurus yang mampu mendefinisikan hubungan antar variabel sesuai dengan tujuan penelitian, dengan disiplin kerja karyawan sebagai
variabel dependent terikat dan upah dan loyalitas sebagai variabel independent bebas maka persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2 Keterangan:
Ý = Disiplin Kerja Karyawan
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien variabel X1 ,X2
X1 = Upah
X2 = Loyalitas
Formulasi untuk a, b
1
, dan b
2 36
1. ∑ X
1
Y = b
1
∑ X
1 2
+ b
2
∑ X
1
X
2
2. ∑ X
2
Y = b
1
∑ X
1
X
2 +
b
2
∑ X
2 2
a = Y – b
1
X
1
– b
2
X
2
c. Koefisien Determinasi Menurut Ghozali bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi-variabel dependent-
nya.
37
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
36
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian Bandung: Alfabeta, 2014, h. 286.
37
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Semarang: Universitas Diponogoro, 2007, h. 83.
43
koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent
dalam menjelaskan variasi-variabel dependent yang amat terbatas. Untuk menentukan nilai koefisien determinasi dinyatakan dengan nilai Adjusted
R Square . Adapun rumus koefisien determinasinya, adalah sebagai berikut:
38
= SS
reg
SS
y
4. Pengujian hipotesis Dalam pengujian hipotesis penelitian, dilakukan dengan dua teknik pengujian,
yaitu: 1 Uji t
Uji t ini dilakukan untuk menguji hipotesis 1 dan hipotesis 2, pengujiannya dilakukan dengan membandingkan antara nilai t signifikan dengan 0,05 nilai
batas signifikan. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 perumusannya sebagai berikut, yaitu:
Hipotesis 1 H1 H0 :
upah tidak berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada Bank BRISyariah Cabang Bogor.
Ha : upah berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan
pada Bank BRISyariah Cabang Bogor. Hipotesis 2 H2
H0 : loyalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja
38
J. Supranto, Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. Kedua, h. 66.
44
karyawan pada Bank BRISyariah Cabang Bogor. Ha :
loyalitas berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada Bank BRISyariah Cabang Bogor.
Pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: a Bila nilai t signifikan 0,05,maka; H0 di tolak dan Ha diterima.
b Bila nilai t signifikan 0,05, maka; H0 diterima dan Ha ditolak.
2 Uji F Uji F ini dilakukan untuk menguji hipotesis 3, pengujiannya dilakukan dengan
membandingkan antara nilai F signifikan dengan 0,05 nilai batas signifikan. Untuk menguji hipotesis 3 perumusannya sebagai berikut, yaitu:
Hipotesis 3 H3 H0 :
upah dan loyalitas tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan pada Bank BRISyariah Cabang Bogor.
Ha : upah dan loyalitas berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan
pada Bank BRISyariah Cabang Bogor. Pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
a Bila nilai F signifikan 0,05,maka; H0 di tolak dan Ha diterima. b Bila nilai F signifikan 0,05, maka; H0 diterima dan Ha ditolak.
45
3.5 Kerangka Pemikiran
3.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
39
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini: H1
: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel upah terhadap disiplin kerja karyawan pada Bank BRISyariah Cabang Bogor.
H2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel loyalitas
terhadap disiplin kerja karyawan pada Bank BRISyariah Cabang Bogor. H3
: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel upah dan loyalitas terhadap disiplin kerja karyawan Bank BRISyariah Cabang
Bogor.
39
Sugiyono, Metode Penelitian Jakarta: Alfabeta, 2001, h. 51
Upah X1
Loyalitas X2 Disiplin Kerja Y
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Berdirinya Bank BRISyariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.1067KEP.GBIDpG2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah
bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah
dengan pelayanan prima service excellence dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo
ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan
modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan
47
putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah proses spin off- yang
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen
menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana
masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
4.1.2 Visi dan Misi Bank BRISyariah
a. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.