Variabel Paling Berpengaruh Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Timur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik masyarakat Jakarta Timur dapat dikategorikan berpendidikan dan menengah ke atas. Responden di Jakarta Timur didominasi oleh ibu rumah tangga yang mempunyai latar belakang pendidikan SMA ke atas, dan bekerja atau memiliki profesi sebagai pegawai. Adapun rata-rata pendapatan keluarga per bulan sebesar Rp 2.500.000- Rp3.500.000. 2. Faktor sosial masyarakat Jakarta Timur kurang menerima adanya pangan non beras sebagai pengganti beras. Faktor budaya masyarakat Jakarta Timur adaptif terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Faktor pribadi pada masyarakat Jakarta Timur terbuka akan adanya pangan pokok non beras. Masyarakat Jakarta Timur kurang motivasi untuk mengkonsumsi pangan pokok non beras, sehingga pada persepsi konsumsi pangan pokok non beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Timur memiliki persepsi yang netral terhadap konsumsi pangan pokok non beras. 3. Terdapat pengaruh variabel faktor sosial, budaya, pribadi dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur. 75 Terbukti dari pengaruh yang positif dan sangat signifikan variabel faktor sosial, budaya, pribadi dan motivasi dengan Uji F uji menyeluruh terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Jakarta Timur. Uji determinasi R 2 variabel nilai persepsi konsumsi pangan pokok non beras yang dapat dijelaskan oleh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi sebesar 8,9, dan sisanya 91,1 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Berdasarkan hasil Uji regresi terlihat bahwa variabel faktor pribadi X 3 adalah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari pengaruh faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Timur, maka dapat penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Masyarakat di Jakarta Timur yang berpendidikan SMA ke atas, dan dengan usia dewasa madya diharapkan dapat lebih mengetahui dan merasakan manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi pangan pokok non beras sehingga tidak hanya mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. 2. Masyarakat di Jakarta Timur diharapkan memiliki motivasi atau keinginan yang lebih untuk mengonsumsi pangan pokok non beras baik karena maanfaat bagi kesehatan maupun agar berjalannya program diversifikasi pangan dengan baik. Perilaku mengonsumsi pangan pokok non beras di