Metode Pengambilan Sampel TINJAUAN PUSTAKA

34 Tabel 4. Jumlah Penduduk dan Keluarga Menurut Kecamatan di JakartaTimur Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Keluarga N n Pasar Rebo 197935 7,16 59322 6,72 Ciracas 261949 9,48 82667 9,36 Cipayung 227522 8,23 68071 7,70 Makasar 196799 7,12 60434 6,84 Kramat Jati 273587 9,90 86141 9,75 Jatinegara 300883 10,89 97380 11,03 Duren Sawit 379099 13,72 119690 13,55 Cakung 452178 16,36 151652 17,17 Pulo Gebang 290259 10,50 96194 10,89 Matraman 183477 6,64 61535 6,97 Jumlah 2763688 100 883086 100 Sumber :BPS Jakarta Timur Tahun 2013 Tabel 5. Persentase Kemiskinan Penduduk Berdasarkan Jamkesmas dan Surat Miskin Menurut Kelurahan di Kecamatan Cakung 2013 Kelurahan Jamkesmas Jamkesda Surat Miskin SKTM Jumlah Jumlah Penduduk Persentase Kemiskinan Jatinegara 2114 131 2245 89902 2,50 Penggilingan 93 216 309 97948 0,31 Pulo Gebang 174 246 420 87500 0,48 Ujung Menteng 1584 2640 4224 29970 14,10 Cakung Timur 653 149 802 59849 1,34 Cakung Barat 478 131 609 57203 1,06 Rawa Terate 1164 216 1380 29806 4,63 Jumlah 6260 3729 9989 452178 24,42 Sumber : BPS Jakarta Timur Tahun 2013 35 Penentuan sampel selanjutnya di tingkat Kelurahan, yaitu dengan teknik purposive sampling. Penentuan purposive pada tingkat Kelurahan didasari atas keadaan ekonomi masyarakatnya dengan memilih Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling rendah dan paling tinggi. Tabel 5 menunjukkan jumlah kepemilikan Jamkesmas dan surat miskin menurut Kelurahan. 0,31 dari 97.948 jiwa adalah persentase kemiskinan dari Kelurahan Penggilingan yang merupakan Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling rendah, sedangkan Kelurahan Ujung Menteng adalah Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling banyak yaitu 14,10 dari29.970 jiwa.Kelurahan yang dijadikan sample melalui teknikpurposive sampling, yaitu Kelurahan Penggilingan dan Kelurahan Ujung Menteng. Ukuran sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah memenggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin : n = Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan error tolerance 36 Tabel 6. Jumlah RW, RT, KK, dan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Cakung 2013 Kelurahan RW RT KK Penduduk Jatinegara 13 160 32311 89902 Penggilingan 18 218 30142 97948 Pulo Gebang 16 181 28664 87500 Ujung Menteng 8 95 9564 29970 Cakung Timur 13 135 19280 59849 Cakung Barat 10 100 20753 57203 Rawa Terate 6 60 10938 29806 Jumlah 84 949 151652 452178 Sumber : Kecamatan Cakung Tahun 2013 Tabel 6 menunjukkan jumlah keluarga di Kelurahan Penggilingan adalah 30.615keluarga dan 9.672 keluarga di Kelurahan Ujung Menteng. Jumlah sampel yang ditentukan dengan rumus Slovin dari jumlah keluarga sebagai berikut: 1. Kelurahan Penggilingan n = 301421+[301420,1 2 ] = 99,67 2. Kelurahan Ujung Menteng n = 95641+[95640,1 2 ] = 98,97 37 Jumlah responden berdasarkan rumus Slovin yang dijadikan sample adalah 200 responden atau 100 responden untuk tiap kelurahan. Teknik pengambilan responden yaitu melalui teknik random sampling. Lebih jelasnya tentang metode pengambilan sampel digambarkan pada Gambar 2 mulai dari stratified sampling kota,kota madya, kecamatan,kelurahan, dengan purposive sampling kesengajaan dengan acuan jumlah penduduk paling banyak dan sedikit di kecamatan, dan persentase kemiskinan di kelurahan , dan random sampling pengambilan sampel secara acak di kelurahan yang sudah ditentukan. 38 Gambar 2. Teknik pengambilan sampel Pengaruh Faktor Sosial, Budaya, Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Timur. JAKARTA TIMUR 8 Kecamatan 2 Kelurahan 1.Kelurahan Penggilingan 2.Kelurahan Ujung Menteng 1 Kecamatan Kecamatan Cakung Purposive Sampling M emilih kecamatan dengan jumlah penduduk dan jumlah keluarga terbanyak Purposive Sampling 1. Kelurahan dengan presentase kemiskinan paling rendah 2. Kelurahan dengan persentase kemiskinan paling tinggi Random Sampling Rumus Slovin 1. Kelurahan = 100 Responden 2. Kelurahan = 100 Responden DKI JAKARTA 5 Kota Purposive Sampling Potensi wilayah Jakarta Timur yang memiliki Pasar Induk Kramat Jati sebagai penyedia pangan pokok. Sumber data BPS Sumber data BPS Sumber data BPS Sumber data BPS 39

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer meliputi karakteristik responden, karakteristik keluarga responden, dan persepsi responden terhadap pangan pokok nonberas.Data ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui observasi lapang dan dengan panduan kuesioner. Untuk data sekunder meliputi gambaran umum wilayah penelitian, dan data penduduk.

3.5.1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan data berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan Nurgiyantoro dkk, 2004. Skala Likert menurut Djaali 2008 ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932. Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar memudahkan, adalah ukuran-ukuran berjenjang. Skala penilaian, misalnya, merupakan skala untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur mengumpulkan data dengan cara 40 “mengukur-menimbang” yang “itemnya” butir-butir pertanyaannya berisikan memuat pilihan yang berjenjang. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima pilihan jawaban, yaitu: a. Untuk jawaban “Sangat Setuju” sangat tidak setuju diberi nilai = 5 b. Untuk jawaban “Setuju” tidak setuju diberi nilai = 4 c. Untuk jawaban “Kurang Setuju” tidak setuju diberi nilai = 3 d. Untuk jawaban “Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 2 e. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 1 Penskalaan ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah data Ordinal. Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat