Pengertian Matematika Pembelajaran Matematika di SDMI

a Membangkitkan adanya suatu kebutuhan b Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau c Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d Menggunakan berbagai macam metode mengajar 11 Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diterima oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, seorang guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmu saja, tetapi juga memperhatikan siswanya apakah dia dapat menerima pembelajaran dengan baik atau tidak. Guru harus mengetahui bagaimana cara membangkitkan motivasi dalam kegiatan belajar siswa di sekolah. Pada penelitian tindakan ini, pengukuran motivasi belajar matematika siswa tercapai dengan dilakukannya pemberian angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Pembelajaran Matematika di SDMI

a. Pengertian Matematika

Secara umum, istilah Matematika sudah tak asing lagi bagi sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep Matematika. Paling, mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebutdapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya, manusia akan menggunakan 1 informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, 2 pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran, 3 kemampuan untuk menghitung, dan 4 kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan. 26 Selanjutnya Uno dan Masri, menjelaskan bahwa matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. 27 Dari penjelasan tersebut berarti matematika jika dipelajari menjadi lebih terfokus sesuai dengan bagian-bagian yang sesuai dengan tema materinya.

b. Pembelajaran Matematika di SDMI

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SDMI. Seorang guru SDMI yang akan mengajarkan matematika kepada peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek materi yang akan diajarkannya. Guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai dengan pola pikir peserta didik, sehingga pelajaran matematika di SDMI dapat disesuaikan dengan perkembangan anak usia SDMI. 26 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999, Cet. Ke-I, h. 252. 27 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Ed. 1, Cet. Ke-II, h. 109. Siswa Sekolah Dasar SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkrit. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkrit. Peserta didik yang berada pada tahap operasional konkrit belum dapat berpikir formal, sehingga perlu disesuaikan dalam pembelajaran matematika di SDMI yang memiliki karakteristik yang khusus. Di antara ciri-ciri pembelajaran matematika di SDMI adalah: 1 Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. 2 Pembelajaran matematika bertahap. 3 Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif. 4 Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Banyak cara yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika di SDMI. Di samping itu, guru dalam mengajarkan matematika juga harus memahami bahwa kemampuan peserta didik berbeda-beda, tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika, sehingga guru juga harus dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar matematika. Untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika peserta didik, Suwangsih dan Tiurlina mengungkapkan beberapa hal yang harus dilakukan guru yaitu: a Menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan dengan dunia anak. b Pembelajaran dapat dilakukan dari yang mudah ke yang sulit atau dari konkrit ke abstrak. c Penggunaan alat-alat peraga. d Pembelajaran hendaknya membangkitkan aktifitas anak. e Semua kegiatan belajar harus kontras. Semua hal tersebut harus dijalankan secara bersama dan maksimal agar peserta didik senang dan menikmati dalam belajar matematika. Belajar tidak hanya fokus pada hasil belajar semata, akan tetapi prosesnya pun perlu diperhatikan agar tahap perkembangan peserta didik juga mendapatkan perhatian. Salah satu tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebayanya dan bekerja dalam kelompok. 28 Dalam upaya mencapai tugas perkembangan itu guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang. Oleh karena itu, mengajarkan matematika di SDMI juga harus memperhatikan perkembangan peserta didik baik itu kognitif, sosial, emosi, bahasa, dan yang lainnya. Jadi, pembelajaran matematika di SDMI adalah pembelajaran yang di dalamnya mengaktifkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik dalam belajar materi matematika baik itu aritmatika, geometri, dan yang lainya yang telah mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan anak usia SDMI. 28 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993, Cet. Ke-I, h. 170.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Agung Muzaky Khoir, mahasiswa jurusan Pendidikan IPS dalam skripsinya yang berjudul: “Perbedaan Hasil Belajar melalui Metode Student Teams Achievement Division STAD dengan Teams Game Tournament TGT pada Pelajaran Sejarah”. Adapun hasil penelitiannya adalah bahwa dengan metode STAD lebih baik digunakan pada mata pelajaran sejarah dibandingkan dengan metode TGT. Penelitian yang dilakukan Perdy Karuru dengan judul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”. Hasil penelitian didapatkan bahwa: 1 Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, 2 Guru mampu melatih keterampilan proses dengan baik, 3 Mengubah pembelajaran dari teacher centerd menjadi student centered, 4 Hasil pembelajaran yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Tisnawati dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar S iswa Kelas X MAN Model Palu”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model Cooperative Learning tipe STAD lebih besar dari pada nilai sebelumnya.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran terpadu tipe connected untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar matematika (penelitian tindakan klas di madrasah tsanawiyah pembangunan UIN Jakarta

0 9 373

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sd/Mi (Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0