Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

siswa. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru dan siswa setelah tindakan penelitian yaitu setelah siklus I dan siklus II selesai, diperoleh informasi bahwa siswa senang belajar matematika setelah diterapkannya model pembelejaran kooperatif tipe STAD. Dengan senangnya siswa maka semakin termotivasi dalam belajar sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar. Semakin termotivasi dalam belajar secara kooperati f, ini ditandai dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa dengan belajar secara kooperatif mereka senang dan semakin aktif dalam proses belajar mempelajari serta menerima mate ri maupun dalam mengerjakan soal.

C. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Ahievement Division STAD untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa karena pada dasarnya dalam belajar kelompok akan menimbulkan keaktifan siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang akan menumbuhkan kerjasama, saling memberi dan menerima baik dari perkataan maupun perbuatan, tumbuhnya semangat dan keberanian sehingga siswa termotivasi untuk terus belajar dan berusaha. Dalam pelaksanannya, selama proses pembelajaran guru membentuk kelas ke dalam enam kelompok yang masing-masing beranggotakan lima orang siswa, anggota kelompok ditentukan secara homogen. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok berupa LKS yang harus dikerjakan oleh tiap kelimpok secara berdiskusi dan kerja sama. Guru meminta seorang siswa mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Dalam presentasi kelas, setiap anggota kelompok mendapat gilirannya masing- masing untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian pada tiap pertemuan pelajaran. Upaya tersebut melibatkan semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Hal ini juga mengajarkan kepada siswa agar dapat bekerja sama dan selalu siap untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga mempengaruhi kesiapan setiap siswa akan rasa tanggung jawab dalam belajar karena mau tidak mau akan mendapat giliran mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yang harus dipahaminya sekaligus harus dipahami oleh setiap masing-masing anggota kelompok dan siswa lainnya. Dari hal tersebut akibatnya semua siswa harus berusaha dengan sungguh- sungguh untuk mengetahui dan memahami apa yang dipelajari, dengan demikian dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta memotivasi siswa untuk lebih paham dan mengerti materi belajar. Selain itu, pemberian penghargaan bagi kelompok yang terbaik juga dapat mendorong siswa menjadi lebih termotivasi untuk kerja sama dalam belajar dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Siswa juga saling berkompetisi antar kelompok maupun antar individu untuk menjadi yang terbaik. Hal lain yang muncul dapat dilihat dari aktifitas siswa yang terjadi di kelas. Ketika ada teman dalam satu kelompoknya yang tidak rukun, teman lainnya membantu merukunkan. Selain itu, meningkatnya aktifitas belajar matematika siswa dapat terlihat dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa. Hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktifitas belajar matematika siswa pada siklus I sebesar 65,62 dan meningkat pada siklus II menjadi 80,46 . Dalam proses diskusi dan kerja kelompok, guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa, sehingga membuat proses berpikir siswa lebih optimal serta menumbuhkan motivasi siswa karena merasa senang dan mengalami sendiri belajar mengajar dengan teman-teman sebayanya. Peningkatan motivasi belajar matematika siswa terlihat dari hasil angket pada siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat, yaitu dari 77,62 pada siklus I menjadi 95,08 pada siklus II. Kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas menunjukkan timbulnya sikap berani dan bertanggung jawab pada saat siswa menyampaikan pendapat dan pada saat mempertanggungjawabkan pendapat tersebut, siswa perlahan-lahan mulai terbiasa berinteraksi dengan teman sebayanya dan mulai berani mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman kelompoknya. Peningkatan skor individual siswa diduga dapat menumbuhkan hasrat dan kemauan belajar siswa, hal tersebut merupakan suatu dorongan atau penggerak yang mengarahkan tingkah laku siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan ke arah tujuan yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dan manfaat bagi tujuan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktifitas belajar matematika siswa diikuti pula dengan meningkatnya motivasi belajar matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa pada saat diskusi kelompok, siswa terlihat aktif dan ikut berperan kerja, berdiskusi, dan saling membantu temannya dalam menyelesaikan masalah atau tugas kelompok yang diberikan guru. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II, karena pada siklus tersebut motivasi belajar matematika siswa telah memenuhi indikator ketercapaian penelitian. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa: Motivasi belajar matematika siswa pada konsep pengukuran sudut, panjang, dan berat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD pada siklus I menunjukkan rata-rata skor motivasi belajar matematika siswa sebesar 77,6 2 denga n k at egor i “Sedang”, sedangkan pada siklus II menunjukkan rata-rata skor mot i va si bel aj ar mat e mat i ka si sw a sebesar 95 ,0 8 denga n kat egor i “Tinggi”. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini telah tercapai dan telah memenuhi indikator ketercapaian penelitian. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya motivasi belajar matematika siswa yang diteliti menggunakan angketkuesioner dalam penelitian ini. Maka dengan tercapainya penelitian ini, penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus II dan dianggap telah selesai dan memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu skor motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 . Peningkatan skor motivasi belajar matematika siswa yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 17,46 . Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran terpadu tipe connected untuk meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar matematika (penelitian tindakan klas di madrasah tsanawiyah pembangunan UIN Jakarta

0 9 373

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sd/Mi (Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SD Negeri Ciherang 01: penelitian tindakan kelas

1 8 0