Anti-aging Sediaan Krim TINJAUAN PUSTAKA

15

2.4 Anti-aging

Anti berarti menahan atau melawan, sementara aging berarti umurpenuaan, maka bila diartikan secara harfiahnya anti-aging adalah menahan atau melawan penuaan. Anti-aging adalah sebuah proses yang berguna untuk mencegah, memperlambat atau membalikkan efek penuaan agar dapat membantu siapa saja hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih bahagia Fauzi dan Nurmalina, 2012. Penuaan dini dapat dicegah dengan cara menghindari radikal bebas, menggunakan tabir surya, mengonsumsi air putih, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, istirahat yang cukup dan menghindari stress Noormindhawati, 2013. Menurut Muliyawan dan Suriana 2013, produk anti-aging memiliki tujuan untuk membantu tubuh agar tetap sehat dan awet muda bahkan bisa terlihat jauh lebih mudah dari usia sesungguhnya. Produk ini digunakan untuk menghambat proses penuaan pada kulit degeneratif, sehingga mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit. Kosmetika anti-aging pada umumnya berupa bahan aktif yang mengandung antioksidan untuk melindungi kulit dari efek radikal bebas. Antioksidan adalah bahan kimia yang dapat memberikan sebutir elektron yang sangat diperlukan oleh radikal bebas agar tidak menjadi berbahaya Putro, 1997. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan kulit Muliyawan dan Suriana, 2013. Karotenoid adalah salah satu sumber antioksidan alami yang dibutuhkan oleh tubuh kita guna sebagai penangkal radikal bebas Wetipo, dkk., 2013, dan menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai Putro, 1997, dan merupakan sumber utama pembentuk vitamin A untuk melindungi kulit dari 16 bahaya sinar matahari Rohmatussolihat, 2009, serta meredam oksigen singlet serta pendeaktivasi radikal bebas Panjaitan, dkk., 2008.

2.5 Sediaan Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 dan dimaksudkan untuk pemakaian luar Ditjen POM, 1979. Menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai Ditjen POM, 1995. Krim dapat diformulasikan dalam 2 tipe yaitu tipe ma emulsi minyak dalam air dan tipe am atau air dalam minyak. Kedua fase yang berbeda dalam krim distabilkan dengan penambahan surfaktan Ansel, 1989. Krim tipe emulsi minyak dalam air lebih disukai konsumen karena tidak memberikan kesan lengket dan berminyak serta lebih mudah dibersihkan dibandingkan krim tipe emulsi air dalam minyak Mishra, et al., 2014.

2.6 Skin Analyzer