Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: a. Ekstrak serat mesokarp kelapa sawit memiliki nilai IC 50 8,67 ppm dan dapat diformulasikan ke dalam sediaan krim yang homogen dengan tipe emulsi minyak dalam air, pH 5,5 - 6,3, tidak menimbulkan iritasi kulit dan stabil dalam penyimpanan selama 90 hari dalam suhu kamar. b. Hasil analisa statistik krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit dengan blanko memiliki perbedaan yang signifikan p ≤ 0,05, dimana krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit mampu memberikan efek sebagai anti-aging dengan kadar air kulit yang meningkat, kulit semakin halus, pori-pori kulit mengecil dan noda, keriput dan kedalaman keriput berkurang. Efektivitas paling baik sebagai anti-aging adalah krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 5 yang mampu meningkatkan kadar air dari kering menjadi normal 28,33 menjadi 33,33; mengurangi kekasaran kulit dari normal menjadi halus 34,00 menjadi 28,67; mengecilkan pori-pori dari sedang menjadi kecil 25,67 menjadi 18,67; mengurangi noda dari beberapa noda menjadi sedikit noda 26,33 menjadi 20,00; mengurangi keriput 27,00 menjadi 20,00; dan mengurangi kedalaman keriput 38,67 menjadi 32,67. 58

5.2 Saran

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat membandingkan efektivitas anti-aging krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit dengan krim anti- aging yang mengandung konsentrat β-karoten, vitamin E dan vitamin C. 59 DAFTAR PUSTAKA Amanda, U.D., dan Cartealy, I.C. 2015. Isolasi RNA total dari mesokarp buah kelapa sawit Elaeis guineenssisI Jacq. Var. Tanera.PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. 12: 171-176. Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Cetakan Ke-7. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 25. Anderson, P.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 473. Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta: UI Press. Halaman 387 - 388. Aramo. 2012. Skin and Hair Diagnosis System. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd. Halaman 1-10. Ardhie, M.A. 2011. Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. MEDICINUS. 241: 1, 7, 9. Arisanty, I.P. 2013. Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 3. Ayustaningwarno, F. 2012. Proses Pengolahan dan Aplikasi Minyak Sawit Merah pada Indutri Pangan. Vitasphere. 2: 1 - 11. Basyar, H.A. 1999. Perkebunan Besar Kelapa Sawit. Cetakan I. Jakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 4. Bonnie, T.Y and Choo, Y.M. 2000. Valuable Minor Constituent of Commercial Red Palm Olein: Carotenoids, Vitamin E, Ubiquinones and Sterol. J Oil Palm Research. 121:14 - 24. Budiani, A., Kustaman, E., dan Wardah, A.Z. 2008. Isolasi Fragmen Gen Penyand i β-ketoasil-ACP Sintase II dari Mesokarp Kelapa Sawit. Institut Pertanian Bogor-IPB. 11: 2. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 33. Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 29, 103, 356 - 357. Draelos, Z.D. 2009. An Evaluation of Prescription Device Moisturizers. Journal of Cosmetic Dermatology. 81: 40-43. 60 Elisabeth, J., dan Ginting, S.P. 2003. Pemanfaatan Hasil Sampingan Industri Kelapa Sawit Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Lokakarya Sisten Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. 11: 110 - 111. Fauzi, A.R., dan Nurmalina, R. 2012. Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 60, 115. Fauzi, Y., Widyastuti, Y.E., Satryawibawa, I., dan Paeru, R.H. 2014. Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 195 - 197. Husril, R. 2011. Analisa Usaha Tani Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Swadaya di Kenagarian Kenali Kabupaten Pasaman Barat. Agribisnis Universitas Andalas. 11: 2. Jinno, M., Hirosi, T., dan Yoshikazu, Y. 2012. Anti-aging Medicine and Reproductive Health. Anti-aging Medicine. 91: 6 - 13 Jusoh, M.J., Norizzah, A.R., dan Zaliha, O. 2013. Effect of Sterilization Process on Deterioration of Bleachability Index DOBI of Crude Palm Oil CPO Extracted from Different Degree of Oil Palm Ripeness. International Journal of Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics. 34: 322. Jusuf, K.N. 2005. Kulit Menua. Majalah Kedokteran Nusantara. 382: 184. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi I. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 250. Kresnawaty, I., Budiani, A., Panji, T., dan Suharyanto. 2012. Isolasi dan Mikroenkapsulasi vitamin E dari crude palm oil sebagai sumber antioksidan bahan pangan. Menara Perkebunan. 802: 68 - 76. Kunto, Y.S. 2007. Analisis Pasar Pelanggan Pria Produk Facial Wash di Kota Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran. 21: 21-30. Lalitha, P., dan Jayanthi, P. 2014. Antiaging Activity of the Skin Cream containing Ethyl Acetate Extract of Eichhornia crassipes Mart. SOLMS. International Journal of PharmTech Research. CODEN USA: IJPRIF ISSN: 0974-4304. 61: 29 - 34. Lestari, S. 2004. Kesehatan dan Kecantikan Perempuan dari Masa ke Masa serta Kesehatan Alat Kelamin. e-UNAND Repository. Mahanani, Z., Lusia, O., dan Lidya, A. 2012. Optimasi Komposisi Asam Laktat dan Zink Oksida Dalam Krim Tabir Surya Kombinasi Benzophenone-3 dan Octyl Methoxycinnamate dengan Desain Faktorial. Unej-Repository. 201 : 6. 61 Mardawati, E., Achyar, C.S., dan Marta, H. 2008. Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis Garcinia mangostana L. dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Laporan Akhir Penelitian. Bandung: Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Halaman 17. Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarata, A. 2009. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia. Halaman 1095 - 1096. Mishra, A.P., Saklani, S., Milella, I., dan Tiwari, P. 2014. Formulation and Evaluation of Herbal Antioxidant Face Cream of Nardostachys jantamansi Collected from Indian Himalayan Region. Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine. 42: 672 - 682. Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl DPPH for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal Science Technology. 262: 211 - 219. Mora, E., Emrizal., dan Selpas, N. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Asam Oleat dari Kulit Buah Kelapa Sawit Elais guinensis Jacq.. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia. 12: 47 - 51. Mujdalipah, S., Dohong, S., Suryani, A., dan Fitria, A. 2014. Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Produksi Biogas Menggunakan Digester Dua Tahap Pada Bebagai Konsentrasi Palm Oil-Mill Effluent dan Lumpur Aktif. Agritech. 341: 56 - 64. Muliyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Halaman 138 - 289. Mustafa, A. B. 1988. The Use of Palm Kernel Cake as Animal Feed Part.l. FAO Regional Office Bangkok. 132: 1-5. Nasution, Y.D. 2004. Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit yang Berasal dari Kolam Akhir Final Pond dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Unniversitas Sumatera Utara. Jurnal Sains Kimia. 82: 38- 40. National Health Surveillance Agency. 2005. Cosmetic Products Stability. Guide Brazil: ANVISA. Halaman 19. Noormindhawati, L. 2013. Jurus Ampuh Melawan Penuaan Dini. Jakarta: Kompas Gramedia. Halaman 2, 11, 24, 84. 62 Oddos, T., Romain, S., James., L., Valérie, B., dan Christiane, B. 2012. A Placebo-Controlled Study Demonstrates the Long-Lasting Anti-Aging Benefits of a Cream Containing Retinol, DihydroxyMethylChromone DMC and Hyaluronic Acid. Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and Applications. 21: 51 - 59. Panjaitan, D.T., Budi, P., dan Leenawaty, L. 2008. Peranan Karotenoid Alami Dalam Menangkal Radikal Bebas di Dalam Tubuh. e-USU Repository. Pangkahila, W. 2014. Pelatihan Fisik Seimbang Meningkatkan Aktivitas Stem Cell Endogen Untuk Anti Penuaan. Sport and Fitness Journal. 21: 1 - 9. Pasaribu, N. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. e-USU Repository. PORIM. 1995. PORIM Test Methods. Palm Oil Research Institute of Malaysia. Ministry of Primary Industries. Malaysia. Prakash, A. 2001. Antioxidant Activity. Medallion Laboratories-Analytical Progress. 192: 1 - 4. Prianto, J. 2014. Cantik: Panduan Lengkap Merawat Kulit Wajah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 145 - 148. Putro, D.S. 1997. Agar Awet Muda. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Halaman 2 - 23. Rawlins, E.A. 2003. Bentley’s Textbook of Pharmaceutics. 18 th edition. London: Bailierre Tindall. Halaman 22,355. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 222. Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. BioTrends. 41: 5. Rosi, A. 2012. Cantik dan Bugar Sepanjang Usia. Jogjakarta: Andi Jogjakarta. Halaman 4. Silaban, R., Freddy, T.M.P., Eka, I.S.S., Nurjanah., dan Timotius, A.S. 2013. Analisa Hubungan Antar Parameter Mutu Minyak Industri Oleokimia. Medan: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan. Halaman 2. SNI 01-2901-2006. Minyak Kelapa Sawit Mentah Crude palm oil. Badan Standarisasi Nasional. ICS 67.200.10. Sudatri, N.W. 2010. Kadar Kolagen Kulit Dan Tulang Pada Tikus Betina Usia Enam Dan 12 Bulan Yang Disuplementasi Dengan Somatotropin. Jurnal Biologi. 141: 10-14. 63 Sulastomo, E. 2013. Kulit Cantik dan Sehat: Mengenal dan dan Merawat Kulit. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Halaman 173. Sumaryati, E. 2012. Senam Kecantikan dan Anti Penuaan. Yogyakarta: Citra Media. Halaman 34-36. Suryanto., Purba, D., dan Husna, N. 2012. Efek Pelembab Minyak Biji Bunga Matahari Dalam Sediaan Krim Tangan. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology. 11: 63 - 69. Tranggono, R.L., dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 7, 21. Washington, N., Washington, C., dan Wilson, C.G. 2003. Physiological Pharmaceutics: Barriers to Drug Absorption. Edisi kedua. New York: Taylor and Francis. Halaman 183. Wetipo, Y.S., Mangimbulude, J.C., dan Rondonuwu, F.S. 2013. Produksi ROS Akibat Akumulasi Ion Logam Berat dan Mekanisme Penangkal Dengan Antioksidan. Jurnal FKIP UNS. 101: 1 - 7. Winarsi, H., Alice, Y., dan Agus, P. 2013. Deteksi Aging pada Perempuan Berdasarkan Status Antioksidan. MKB. 453: 142. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia. Halaman 59 - 63, 111 - 112. Young, A. 1972. Practical Cosmetic Science. London: Mills Boon Limited. Halaman 51. Zelfis, F. 2012. Kunci Awet Muda. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Laksana. Halaman 23. 64 Lampiran 1. Bagan proses ekstraksi serat mesokarp kelapa sawit - dimasukkan ke dalam wadah gelap - diekstraksi dengan pelarut n-heksan sebanyak 80 L dengan perbandingan 1:4 - ditutup dengan penutup wadah dan diselotip kemudian didiamkan selama 2×24 jam - disaring dengan kain kemudian dimasukkan ke dalam jerigen - ampas serat kemudian dimaserasi kembali selama 2×24 jam sebanyak 2 kali - digabung semua hasil maserat - Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu ±40°C - disentrifuge untuk mengendapkan asam lemak bebas Keterangan: Ekstrak serat mesokarp kelapa sawit kental tersebut kemudia diuji kadar air, asam lemak bebas ALB, nilai bilangan DOBI, kadar karoten dan diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH 1,1 diphenyl-2-picryl-hidrazyl. 20 kg serat Ekstrak n-heksan serat mesokarp kelapa sawit Ekstrak serat mesokarp kelapa sawit kental 65 Lampiran 2. Bagan pembuatan sediaan krim - ditimbang 12 gram asam stearat - 5 gram sorbitol - ditimbang 0,5 gram setil alkohol - 3 gram propilen glikol - dimasukkan kedalam cawan - 1 gram trietanolamin penguap - 0,2 gram metil paraben - dilebur di atas penangas air pada - dilarutkan dalam air panas bersuhu 70°C yang telah ditakar - direndam lumpang dan alu dengan air panas dengan suhu 70ºC selama 10 menit - dikeringkan lumpang dan dimasukkan fase minyak ke dalam lumpang, kemudian ditambahkan fase air - digerus konstan di dalam lumpang sampai hampir terbentuk massa krim - ditambahkan ekstrak serat mesokarp kelapa sawit dengan variasi konsentrasi pada masing-masing formula krim dan 3 tetes oleum citri - dihomogenkan sampai terbentuk krim Fase air Fase minyak Fase minyak + fase air Krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 66 Lampiran 3. Gambar proses penghasilan serat mesokarp kelapa sawit Keterangan: A: Buah kelapa sawit yang akan direbus, B: Alat perebus, C: Alat pengempa buah kelapa sawit, D: Proses penyaringan minyak mentah, E: Tanki minyak mentah, F: Serat mesokarp kelapa sawit dalam mesin, G: serat mesokarp kelapa sawit setelah pengeringan A B C D E F G 67 Lampiran 4. Gambar alat-alat penelitian Keterangan: H: Wadah maserasi, I: Rotary evaporator vacuum BUCHI, J: Jerigen maserat, K: Sentrifuge, L: Timbangan analitik kg, M: Timbangan analitik SATORUS, N: Spektrofotometer UV-Visible Shimadzu 1700 H I J K L M N 68 Lampiran 4. Lanjutan Keterangan: A: Mikropipet Socorex, B: Labu ukur 10 ml, C: pH meter Hanna Instrumen, D: Moisturizer checker Aramo, E: Skin analyzer Aramo, F: Viskometer Brookfield, G: Spidel 64 A D C E D F G 69 Lampiran 5. Gambar ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 70 Lampiran 6. Gambar sediaan krim blanko dan krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit setelah dibuat sampai 90 hari dalam suhu kamar - Setelah dibuat di dalam lumpang Dasar krim blanko Krim 0,5 Krim 1 Krim 2 Krim 3 Krim 5 71 Lampiran 6. Lanjutan - Setelah dibuat dalam wadah - Setelah 7 hari - Setelah 14 hari F1 F2 F3 F4 F5 F6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 72 Lampiran 6. Lanjutan - Setelah 21 hari - Setelah 28 hari - Setelah 90 hari Keterangan: F: Formula, F1: blanko tanpa ekstrak dan krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit F2: 0,5, F3: 1, F4: 2, F5: 3, F6: 5 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 73 Lampiran 7. Gambar hasil uji tipe emulsi dan homogenitas sediaan krim