16 bahaya sinar matahari Rohmatussolihat, 2009, serta meredam oksigen singlet
serta pendeaktivasi radikal bebas Panjaitan, dkk., 2008.
2.5 Sediaan Krim
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 dan dimaksudkan untuk pemakaian luar Ditjen POM, 1979.
Menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai Ditjen POM, 1995. Krim dapat diformulasikan dalam 2 tipe yaitu tipe ma emulsi minyak dalam air dan tipe am atau air dalam minyak. Kedua fase
yang berbeda dalam krim distabilkan dengan penambahan surfaktan Ansel, 1989. Krim tipe emulsi minyak dalam air lebih disukai konsumen karena tidak
memberikan kesan lengket dan berminyak serta lebih mudah dibersihkan dibandingkan krim tipe emulsi air dalam minyak Mishra, et al., 2014.
2.6 Skin Analyzer
Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk mendiagnosis keadaan pada kulit. Skin analyzer mempunyai sistem terintegrasi
untuk mendukung diagnosis dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas, melainkan juga mampu memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit.
Tambahan rangkaian sensor kamera yang terpasan pada skin analyzer
menampilkan hasil dengan cepat dan akurat Aramo, 2012.
Pengukuran kulit dengan menggunakan skin analyzer secara otomatis akan menampilkan hasil dalam bentuk angka dan angka yang didapatkan akan secara
langsung disesuaikan dengan parameter dari masing-masing pengukuran yang
17 telah diatur sedemikian rupa pada alat tersebut. Ketika hasil pengukuran muncul
dalam bentuk angka, maka secara bersamaan kriteria hasil pengukuran akan keluar dan dapat dimengerti dengan mudah oleh pengguna yang memeriksa
ataupun pasien. Parameter hasil pengukuran skin analyzer dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer
Pengukuran Parameter
Moisture kadar air
Dehidrasi Normal
Hidrasi 0 – 29
30 – 50 51- 100
Evenness Kehalusan
Halus Normal
Kasar 0 – 31
32 – 51 52 – 100
Pore Pori
Kecil Besar
Sangat besar 0 – 19
20 – 39 40 – 100
Spot Noda
Sedikit Beberapa noda
Banyak noda 0 – 19
20 – 39 40 – 100
Wrinkle Keriput
Tidak berkeriput Berkeriput
Banyak keriput 0 – 19
20 – 52 53 – 100
Sunber: Aramo, 2012
18
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, meliputi pembuatan ekstrak, karakterisasi dan pengukuran kadar antioksidan ekstrak serat mesokarp kelapa
sawit di Laboratorium Oleo Pangan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, formulasi sediaan krim serta pengukuran efektivitas anti-aging di Laboratorium
Kosmetologi dan stabilitas fisik sediaan krim di Laboratorium Farmasi Fisik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Serat mesokarp kelapa sawit
diambil dari hasil pengepressan buah kelapa sawit di pabrik kelapa sawit PKS Pabatu, PT. Perkebunan Nusantara IV di Serdang Badagai, Sumatera Utara. Dosis
krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit diperoleh dari hasil pengukuran kadar antioksidan ekstrak dengan variasi konsentrasi 0,5; 1; 2; 3 dan 5. Pemeriksaan
terhadap sediaan krim meliputi uji homogenitas, tipe emulsi, iritasi kulit, pH, viskositas, stabilitas penyimpanan selama 90 hari dalam suhu kamar dan
pembuktian kemampuan sediaan krim sebagai anti-aging selama 4 minggu.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, lumpang porselen, stamfer, cawan porselen, spatula, sudip, pot
plastik, pipet tetes, penangas air, oven, timbangan analitis Satorius, rotary evaporator vacuum BUCHI, Sentrifugator, pH meter Hanna Instrumen, skin
analyzer dan moisture checker Aramo Huvis, viskometer Brookfield dan spektrofotometer UV-Vis farmaspek 1700 Shimadzu.