40 Berdasarkan data pada Tabel 4.10 pada halaman 39, menunjukkan ternyata
terlihat tidak ada efek samping berupa gatal, kemerahan dan pengkasaran pada kulit yang ditimbulkan oleh sediaan krim yang dioleskan ke kulit.
4.7 Hasil Pengujian Efektivitas Anti-aging Terhadap Sukarelawan
Pengujian efektivitas anti-aging menggunakan skin analyzer Aramo, parameter uji meliputi pengukuran kadar air moisture, kehalusan kulit
evenness dan besar pori pore, banyaknya noda spot, keriput wrinkle dan kedalaman keriput wrinkle’s depth. Pengukuran efektivitas anti-aging dimulai
dengan mengukur kondisi awal kulit mata bagian lateral sukarelawan bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh krim ekstrak mesokarp kelapa sawit dalam
memulihkan kulit yang mengalami penuaan dini. Contoh hasil pengukuran uji efektivitas anti-aging dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 74. Data yang
diperoleh pada setiap parameter anti-aging dianalisis secara statistik dengan metode ANAVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD untuk melihat
perbedaan nyata dari setiap perlakuan pada sukarelawan. Pengujian Post Hoc Tukey HSD dilakukan untuk melihat kelompok formula mana yang memiliki efek
sama atau berbeda dan efek yang terkecil sampai terbesar atara satu dengan yang lainnya. Pengujian ini dilakukan terhadap semua perlakuan dari minggu ke-1
sampai minggu ke-4.
4.7.1 Kadar air Moisture
Kadar air kulit mata bagian lateral sukarelawan diukur menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.11 pada halaman 41 dan Gambar 4.3 pada halaman 42 berikut ini.
41
Tabel 4.11 Data hasil pengukuran kadar air moisture pada kulit mata bagian
lateral sukarelawan
Krim Sukarelawan
Persentase kadar air Kondisi
Awal Waktu Hari
7 14
21 28
A 1
28 29
29 30
30 2
27 28
29 30
31 3
27 28
29 31
30
27,33 ± 0,58 28,33 ± 0,58
29,00 ± 0,00 30,33 ± 0,58
30,33 ± 0,58
B 1
28 30
30 31
31 2
28 30
31 31
32 3
28 30
31 31
32
28,00 ± 0,00 30,00 ± 0,00
30,67 ± 0,58 31,00 ± 0,00
31,67 ± 0,58
C 1
27 30
30 31
32 2
28 30
31 33
33 3
28 30
32 32
33
27,67 ± 0,58 30,00 ± 0,00
31,00 ± 1,00 32,00 ± 1,00
32,67 ± 0,58
D 1
29 31
31 33
33 2
28 30
30 32
33 3
29 31
31 32
32
28,67 ± 0,58 30,67 ± 0,58
30,67 ± 0,58 32,33 ± 0,58
32,33 ± 0,58
E 1
28 30
31 32
33 2
28 32
32 33
34 3
27 30
30 31
32
27,67 ± 0,58 30,67 ± 1,15
31,00 ± 1,00 32,00 ± 1,00
33,00 ± 1,00
F 1
29 31
33 33
34 2
28 31
32 33
33 3
28 32
32 33
33
28,33 ± 0,58 31,33 ± 0,58
32,33 ± 0,58 33,00 ± 0,00
33,33 ± 0,58
Keterangan: A: Dasar krim blanko, krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit B: 0,5, C: 1, D: 2, E: 3, F: 5.
Nilai pengukuran: 0 - 29 dehidrasi, 30 - 50 normal, 51 - 100 hidrasi Aramo, 2012.
42
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran kadar air moisture pada kulit mata
bagian lateral sukarelawan kelompok blanko, krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 0,5; 1; 2; 3 dan 5 selama 4 minggu.
Hasil telah diperoleh pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.3, menunjukkan bahwa kondisi awal kulit mata bagian lateral semua kelompok sukarelawan adalah
dehidrasi 0 - 29. Hasil analisa statistik dari data yang diperoleh pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.3, sebelum perawatan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p
≥ 0,05 antara kelompok sediaan krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit dengan
blanko. Perawatan minggu ke-1 terdapat perbedaan yang signifikan p ≤ 0,05
antara krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 2; 3 dan 5 dengan blanko. Minggu ke-2 terdapat perbedaan yang signifikan p
≤ 0,05 antara krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 1; 3 dan 5 dengan blanko. Minggu ke-3 terdapat
perbedaan yang signifikan p ≤ 0,05 terlihat pada krim ekstrak serat mesokarp
kelapa sawit 2 dan 5 dengan krim 0,5 dan blanko. Minggu ke-4 terdapat perbedaan yang signifikan p
≤ 0,05 terlihat pada krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 1; 3 dan 5 dengan blanko. Sediaan krim yang menghasilkan efek
terbesar dalam meningkatkan kadar air kulit terlihat pada krim ekstrak serat
5 10
15 20
25 30
35
1 2
3 4
P ers
en ta
se k a
d a
r a
ir
Minggu
Kadar Air Moisture
Blanko 0,50
1 2
3 5
D eh
id ras
i N
o rma
l
43 mesokarp kelapa sawit 5 28,33 menjadi 33,33, krim yang menghasilkan efek
terkecil terlihat pada krim blanko 27,33 menjadi 30,33. Hal ini menunjukkan bahwa krim ekstrak serat mesokarp kelapa sawit 5 yang paling baik dalam
meningkatkan kadar air kulit. Hasil statistik dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 92.
Menurut Pasaribu 2004, bahwa minyak sawit mengandung asam lemak tak jenuh, yaitu asam linoleat, asam linolenat, dan asam oleat yang bermanfaat
untuk menjaga kesehatan kulit Mora, dkk., 2013. Asam linoleat dan asam linolenat dapat membentuk lapisan lemak buatan yang tipis di atas permukaan
kulit dan berfungsi untuk mengurangi terjadinya penguapan air di kulit Draelos, 2009; Suryanto, dkk., 2012. Oleh karena itu, semakin banyak kandungan ekstrak
minyak serat mesokarp kelapa sawit yang terdapat di dalam sediaan krim maka semakin cepat menimbulkan efek dalam meningkatkan kadar air kulit.
4.7.2 Kehalusan Evenness